65

241 18 2
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"JEJE PULANG~!"

seru jean secara tiba tiba, dia membuka pintu dengan kasar, mendorongnya sendiri, padahal dia bisa meminta para penjaga penjaga itu

jean kemudian melempar tasnya ke salah satu bodyguard, dan ditangkap dengan sempurna olehnya. diikuti dengan dasi, sepatu, dan kaos kaki yang jean lempar sembarangan

"WAAAA PANGERAN LAPER COY!! MAU MAKAN MASAKAN IBUNDO!"

seru jean lagi sembari berlari kearah dapur, namun aksinya berhenti sejenak di ruang keluarga. jean melihat kaiser dan liam tengah tidur disana, dengan posisi tumpang tindih.

mereka berdua tidur di lantai, tenang, itu bukan lantai biasa. mereka tidur di karpet berbulu, yang tebalnya sudah seperti kasur kasuran.

kaiser tidur dengan menjadikan perut liam sebagai bantal, sementara liam dia tertidur terlentang.

"wih, kurang itu mah! kurang beban!"

jean kemudian berjalan cepat kearah mereka berdua, dia hendak menghempaskan dirinya kearah mereka, namun suara seseorang menghentikannya melakukan hal itu

"eitss~ jean! ganti bajumu dulu! dan jangan ganggu abang abangmu yang sedang tidur!"

kata nia dengan tiba tiba, walau tak keras tapi itu sukses membuat jean tersentak

nia memandangi sekeliling sebelum berakhir di suatu tempat, nia berjalan menuju kearah pojok dan mengambil tongkat golf

"eh EHHH!! iya mami!! IYA!!"

jean segera berlari menuju kearah lift, memencet tombolnya beberapa kali berharap liftnya muncul lebih cepat, karena nia semakin berjalan mendekat kearahnya. tentu dia panik lah! itu tongkat golf bro! heloo?!!

begitu liftnya turun, jean segera naik, dia kembali memencet tombolnya dengan tergesa gesa. lalu akhirnya jean naik ke atas

nia hanya menghela nafasnya sembari menggelengkan kepalanya, dia kemudian mengangkat tongkat golf itu dan menaruhnya ke bahunya

"hmm... apakah bagas, nessa dan levi sudah selesai menanam anak anakku ya...?"

nia menyeritkan dahinya berfikir, lalu memutuskan untuk mengeceknya

"akan ku cek" nia kemudian berbalik dan berjalan keluar dari mansion, masih membawa tongkat golf di bahunya
*udah kaya mau tawuran, menyala abangku🔥

saat perempuan itu keluar, dia melihat pemandangan yang sangat sangat luar biasa

mereka bertiga, berhasil menanamnya dengan benar. tersusun rapi, jarak antara bunga dan bunga lainnya sama, itu sangat cantik! hanya ada dua yang tidak cantik disana, tentu saja bagas dan levi. mereka tepar

"wahh!! kalian menyelesaikan semuanya~!! congrats!"

nia excited sendiri sampai bertepuk tangan. sementara yang dibicarakan mereka berdiri lemas di pinggiran halaman, mereka sudah berlumuran tanah

"sudah selesai~"

nia mendekat kearah bagas dan levi, lalu dia menarik kedua tangan orang untuk masuk ke dalam mansion kembali, sebelumnya tongkat golf itu sudah ia berikan kepada bagas untuk dipegangnya dulu

"hmm... nessa kemana?" tanya nia sembari terus membawa kedua pria itu masuk ke dalam

"dia pergi ke bandara... ada panggilan mendadak" jawab bagas, lalu hanya dibalas anggukan oleh nia sendiri
.
.
.
hari sudah berganti menjadi malam hari, kini semua anggota keluarga berkumpul di meja makan seperti biasanya, untuk makan malam bersama disana

nessa dan shiva tak datang, seperti penjelasan bagas tadi atas nessa, kalau shiva sendiri katanya ia masih sibuk di rumah sakit, dia masih memiliki beberapa pasien yang harus ditangani

mereka makan dengan tenang di kursi mereka masing masing, tak ada suara bercakap cakap antara mereka, hanya terdengar suara dentingan sendok yang menyentuh piring piring itu saja

beberapa saat kemudian, satu persatu dari mereka mulai meninggalkan meja makan, beberapa ada yang sudah menyelesaikan makan malamnya, dan aja juga yang belum. termasuk kaiser dan si jeje

"bang! menurut lo, gue daftar osis ke terima ga ya?"

"TIDAK. tidak akan." jawab kaiser langsung, dia sangat yakin akan itu. mana mungkin, bocah nakal modelan kaya jean ini melamar menjadi osis, bullshit. tidak mungkin terjadi

"iya juga sih!"

"wahh~ jean mau mendaftar osis? mami akan mendukung jeje!" nia menyemangati jean dengan semangat, dia menatap jean dengan tatapan mendukung dan sangat yakin, diikuti dengan usapan lembut kepada rambut jean

"tapi gatau mii~ kayaknya susah deh, jean kan selalu buat ulah!"

"barangkali mereka lupa? atau gimana gitu? ah never mind. mami akan selalu mendukung jeje apapun itu~!"

"iyaa~!"

kaiser hanya menyeritkan dahinya dan menatap aneh kepada kedua ibu anak itu, pantas mereka menjadi anak dan ibu. mereka memiliki selera humor yang sama

lelaki bersurai putih itu terlebih dahulu bangkit dari duduknya, dia memutuskan untuk pergi saja lagian makan malamnya sudah selesai

"aku ke kamar"

"iya sayang~"

"jeje ikut bang!"

kedua lelaki itu naik ke lantai atas, nia tersenyum sesaat kearah mereka, sebelum dia mengambil piring piring dan mangkuk mangkuk kotor itu ke wastafel untuk mencucinya

di ruangan yang lain, lebih tepatnya di ruang tv, disana ada bagas, levi, dan juga liam sedang menonton film bersama. entah itu film apa, bagas pun kurang tau, karena ia datang di tengah tengah filmnya. levi yang menyetelnya

liam tidur dengan bersender di bahu sang ayah, oke dia sekarang jadi sering tidur. tadi sore padahal liam sudah tidur, dan sekarang tidur lagi. dia pasti nanti akan tidak bisa tidur

sementara levi, dia fokus menonton film yang ia tonton sekarang dengan tangan yang aktif membelai paha bagas dengan perlahan dan lemah lembut

bagas hanya menatap datar film didepannya, dia juga sedikit tidak masalah dengan levi, selebihnya masalah. tangannya juga aktif membelai rambut anak tertuanya dengan lembut

"asta" panggil levi dengan tiba tiba, dia kemudian meraih dagu bagas lalu menggesernya untuk menatapnya

"hah?"

"aku mencintaimu" katanya lalu levi langsung mencium bibir bagas beberapa saat dan melakukan beberapa jilatan juga di sana

bagas tadinya hanya diam, dia kemudian langsung mendorong bahu levi pelan, tapi membuatnya tetap terdorong. bagas kemudian meraih bantal sofa lalu langsung membekapnya ke wajah levi

"bullshit tentang cinta, makan itu cinta"

bagas kemudian mengangkat tubuh liam, lalu langsung berjalan membawanya pergi dari sana, bagas berjalan menggunakan lift lalu naik ke atas

sementara levi dia hanya diam sesaat, dia terus menatap bagas yang berjalan menuju kearah lift, sampai bagas tak terlihat levi baru menghela nafasnya

"kenapa dia begitu emosional? apakah ada yang salah?"

levi hanya bergumam kecil, sampai dimana dia tertawa kecil dan menundukkan kepalanya. levi kemudian menjilati bibirnya sendiri yang masih basah akibat ciuman itu sebelumnya

"apa aku perlu membayarmu agar kamu mau disentuh olehku?" levi tertawa

"dasar jalang kecil"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
--------------------
jangan lupa vote sama komen ya ehe 😁👍

𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]Where stories live. Discover now