23

2.2K 160 40
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
semua yang melihat rian dijambak itu langsung mencoba melepaskan jambakan itu
rian yang diperlakukan itu hanya bisa menunduk diam dan menahan sakit dengan rambutnya itu, vira menjambaknya seolah olah rambutnya seperti akan tercabut semua

"VIRA!"

ucap stevan lalu dia mendekati vira dam menahan tangannya dengan kuat untuk menahan pergerakan vira

"kalau kau seperti itu, seharusnya tidak usah mengadopsinya kalau tidak mau bertanggung jawab!" ucap stevan

"lepas mas! aku mau kasih pelajaran sama orang yang udah buat merie nangis!"

jean langsung menarik tangan rian dan leon untuk pergi dari kerumunan itu. mereka langsung pergi meninggalkan mereka

"kalau tidak tau latar belakangnya, sebaiknya diam."

ucap kaiser sambil terus menatap vira
vira yang melihat itu wajahnya kembali memerah, sangat merah dia sudah sangat marah. dia hendak melayangkan tamparan di wajah kaiser

liam yang berada di samping kaiser dan melihat adegan itu. langsung seketika matanya berubah menjadi merah.
dia dengan cepat menahan tangan vira yang ingin menampar kaiser

liam mendorong tubuh vira hingga dirinya terjatuh
stevan yang melihat itu, dia langsung mendekati vira dan menolongnya untuk berdiri

"liam!"

ucap bagas lalu dia langsung menarik tangan liam dan menahannya. liam masih saja memberontak dan menatap tajam arah vira. bagas berusaha menahan pergerakan dari liam itu sekuat tenaganya

"diam liam."

ucap bagas, dan entah kenapa liam berhenti memberontak. bagas langsung menahan kedua tangan liam ke belakangnya dan menahannya

"sialan kau mendorong ku?!! KAU JANGAN IKUT CAMPUR!!"

liam hanya diam, dia hanya menatap tajam ke arah vira dengan sorot matanya yang berwarna merah itu

merie yang melihat adegan itu dari kejauhan tersenyum di dalam hati, dia sangat senang. dia akan membuat keluarga ini hancur

leon kembali kesana, dia langsung menarik kaiser untuk pergi dari tempat itu

vira yang melihat itu mencoba mengejarnya tapi stevan menahannya

"sudah cukup vira."

ucap stevan lalu dia menarik tangan vira untuk pergi, merie pun ikut dibelakang mereka

tersisa hanya liam dan bagas disana, bagas menatapnya dari samping dengan meletakkan dagunya di pundak liam dan menatapnya tenang tapi terlihat tegas
liam hanya diam, dia masih terengah engah karena terlalu marah tadi

bagas yang melihat itu tersenyum tipis lalu dia langsung menarik liam dan membawanya ke kamarnya
.
.
.
.
.
.
.
liam masih tetap diam dan menuruti saja.
sesampainya di kamar milik bagas, bagas langsung menariknya ke dalam dan mengunci kamarnya

bagas kemudian berjalan menuju sofa yang berada di kamarnya lalu menepuk pahanya untuk mengisyaratkan liam mendekat kearahnya dan duduk

"kemari"

liam kembali menurut dia berjalan menuju arah bagas. dia tidak langsung duduk dia berdiri dihadapannya

bagas yang melihat itu tersenyum lalu langsung menarik pinggang liam dan mendudukkan dirinya ke pahanya menghadap samping
bagas melingkarkan satu tangannya di pinggang liam agar dirinya tidak terjatuh

liam yang awalnya bingung langsung terkejut saat bagas menariknya dan mendudukkan dirinya di pangkuannya
wajahnya seketika memerah dan dia langsung memalingkan wajahnya ke samping

bagas yang melihat itu tersenyum. lalu dia membalikkan badan liam, dan mengubah posisi duduknya menjadi menatapnya

saat posisi liam diubah dan menjadi menghadap bagas, wajahnya langsung memanas dan sangat merah

bagas menatap wajah liam yang tersipu itu, dia tersenyum kembali
lalu tangannya terulur untuk membelai pipinya

"it's so fluffy. kapan terakhir daddy membelai pipimu?"

liam hanya diam, dia masih sangat malu, liam kembali memalingkan wajahnya ke samping

bagas memegangi pinggul liam dan menatapnya dalam *bapak cabul anj

"j-jangan m-menatapku"

"you are so cute"

ucap bagas kepada liam, dan dia langsung menangkup pipi liam dan mengecup bibirnya *anj
liam tentu saja terdiam. dia tidak percaya dengan kelakuan bagas kepadanya sekarang

bagas melepaskan ciuman itu dan kembali menatap liam sambil memegangi bibirnya
liam menundukkan kepalanya menahan malu

"aku ingin melahapmu, tapi kau anakku"

"what?!"
.
.
.
.
.
.
.
leon sekarang sedang mengobati tangan kaiser ditemani jean dan rian

"ri lo lucu tau"

"ri doraemon tu tikus kan?"

"ri kenapa sempak cowok ma sempak cewek beda ya?"

"ri punya lo gede nggak?"

bacot jean, rian hanya tersenyum sambil menatap jean. walaupun sangat bacot tapi dia sangat bersyukur mempunyai mereka sekarang. saat jean melontarkan pertanyaan yang terakhir rian dan leon terkejut, dengan cepat leon memukul bibir jean

"mulut lo!"

"kan tanya aelah!"

"pertanyaan macam apa itu cok??"

ucap leon lalu dia kembali memainkan kedua pipi jean kasar.
kaiser mendekati rian dan membelai rambutnya

"rambutmu tidak apa? apakah sakit?"

rian menggelengkan kepalanya

"hanya sedikit. tapi sekarang sudah tidak sakit lagi"

jean menoleh kepada rian dan menatapnya excited

"AAAAAA RIAN NGOMONG PANJANG COKK!!"

ucap jean dengan histeris lalu dia memegangi kedua pundak leon dan menggoyangkannya dengan kasar

"goblok!"

leon langsung memukul kepala jean
jean hanya meringis kesakitan sambil mengelus elus kepalanya

"berisik tolol!"

"brisik tilil. ri main yok!"

ucap jean lalu dia langsung menarik tangan rian dan membawanya keluar dari kamar leon itu

dan sekarang hanya leon dan kaiser  berdua saja, leon mendekati pintu lalu mengunci pintunya.
dan leon langsung mendekati kaiser dan mendorongnya hingga badannya sedikit berbaring dengan leon yang berada di atas kaiser

kaiser lagi lagi hanya diam dan sedikit memalingkan wajahnya ke samping

leon mendekati wajah kaiser dan mengangkat dagunya untuk menatapnya

"kai.."

ucap leon sambil membelai pipi kaiser

"hm?"

"bantuin gua yuk.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-----------------------

𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant