09

4.1K 283 5
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"KOK KAMU LUCU BANGET SIH??!!!" ucap axel kepada merie

terlihat semua anggota geng the black sheess sedang berkumpul di markas mereka, dan tentu saja tidak lupa seorang wanita yang bernama merie ikut serta

"ihh kak jangan cubit cubit pipi merie! sakit tauu~"

ucap merie dengan memanyunkan bibirnya dan atas kelakuan nya itu membuat semua orang yang berada di sana tersenyum gemas kepada merie

"najis" batin seseorang, siapakah dia..?

"zi, si bocah itu gimana?" ucap ersa kepada zidan yang berada di sampingnya

"aku akan terus berusaha mendapatkannya"

"ya iya gua juga tau njink! tapi gimana?"

"tch kepo" ucap zidan lalu beranjak meninggalkan markas

"zidanjing" ucap ersa dengan lirih

merie sedang dikumpuli oleh para anggota, saat merie sedang bercakap cakap dengan mereka sesekali mereka bercanda
mata merie beralih kepada zidan yang ingin pergi, dengan segera merie berjalan menuju arah zidan lalu memegang tangannya

"kakak zi mau kemanaa??" ucap merie dengan memiringkan kepalanya
para anggota yang melihat itu hanya bisa mengigit pipi dalam mereka karena tidak ada habis habisan keimutan seorang merie

"hm?" zidan berjongkok lalu memegangi kedua tangan merie lalu berkata kembali
"kakak akan bertemu dengan seseorang"

"siapa itu??" ucap merie

"hmm kaiser, kenapa memangnya?"

"anjing giliran ma meri aja dijawab, sama gua kaga, memang tai fakyuu" batin ersa

merie yang mendengar itupun langsung tertarik, kalau merie ikut merie bisa caper ke jean, atau ke kaiser untuk mendapatkan perhatian agar mereka tunduk kepada merie seperti mereka mereka ini, jadi ini adalah peluang untuknya

"merie bole ikut nggak??" ucap merie dengan nada memohon menampilkan puppy eyes kepada zidan

"sepertinya tidak"

merie yang mendengar itupun sedikit kecewa tapi dia tidak akan menyerah, dia akan terus berusaha ikut

"aaa~ merie ingin ikut...boleh ya? bolehh~??"

zidan yang mendengar dan menyaksikan itu hanya menghela nafas pasrah lalu dengan pelan dia menganggukkan kepala

"fine"

"terimakasihh" ucap merie lalu menampilkan senyumnya ke zidan dan segera menggandengkan tangannya kepada tangan zidan

"axel, ian" ucap zidan lalu menatap mereka berdua dengan mengisyaratkan untuk ikut dengannya

"SHAP!!!"
.
.
.
.
.
.
.
malam hari, jam 11.05 semua orang sedang beristirahat, tidur menikmati jam istirahatnya.
berbeda dengan inti linford mereka sekarang sedang berada di ruang bawah untuk menyelesaikan sesuatu

"bagaimana?"

"mm....ini agak susah dad"

inti keluarga linford sekarang sedang melakukan survei pencarian terhadap seseorang, karena tadi tiba tiba saja ada yang melaporkan bahwa ada yang tidak beres

dan setelah diselidiki, benar saja ada seseorang yang tengah bermain dengan perusahaan linford sekarang

dan sekarang, bagas, liam, dan kaiser beserta inti lainnya sedang melakukan pemeriksaan, kenapa leon dan jean tidak ikut? kata mereka berdua, mereka tidak tertarik dengan dunia bawah itu, mereka lebih memilih tidur dari pada pusing mikirin orang kaga penting katanya *bolehhhh

"bagaimana? susah kalau kita begini kita bawa saja?" ucap liam

"jangan dulu"

kaiser bertopang dagu sambil melamun, memikirkan strategi ya ygy bukan ngelamun biasa.

bagas menatap kaiser yang nampaknya sedang melamun dan bertopang dagu itu lalu mulai berkata

"ngantuk?" ucap bagas

kaiser menggeleng lalu menenggelamkan wajahnya ke dekapan tangannya

liam yang menyaksikan adiknya itu tersenyum tipis lalu tangannya terangkat mengelus pucuk kepala kaiser tersebut

"sepertinya sudah terlalu malam, kita masih membutuhkan kerja kaiser, kita lanjutkan besok saja"

liam mengangguk "kalian semuanya pergi"

para inti pergi meninggalkan meninggalkan ketiga orang itu, sebelum pergi tentunya merek menundukkan kepala mereka masing masing untuk berpamitan
kek tuhan aja anj

"bawa kaiser ke kamar" ucap bagas lalu beranjak dari duduknya

"liam bawa ke kamar liam boleh dad?"

bagas yang mendengar itu memberhentikannya langkahnya
"terserah kamu saja boy" ucap bagas lalu melanjutkan jalannya

liam yang mendengar itu antusias, lalu menatap kaiser yang masih bersedekap itu
liam tersenyum lalu tiba tiba saja menjadi tubuhnya diam menjadi seperti patung layaknya seperti sedang menahan sesuatu

"sial"

kata kata terakhir liam lalu dengan cepat matanya berubah menjadi merah dia menyeringai dan gigi taringnya menjadi sedikit memanjang

liam menarik pelan tubuh kaiser ke belakang berakhiran kaiser tersender ke kursi dengan posisi sudah tertidur

liam mengelus pelan pipinya lalu tersenyum tipis dan mulai berkata

"sudah lama sekali aku tidak menyentuhmu sayang~"

dia berkata dengan seringai nakalnya.
lalu dengan cekatan ia langsung menggendong tubuh kaiser bridal style.

"ringan sekali~? apakah tidak pernah makan?"

mereka berjalan keluar dari ruangannya, dengan sesekali bersenandung, para pekerja yang mendengar senandungan itu bukannya senang mendengarnya malah ngeri didengernya, rasanya kaya pasikopat lagi nyanyi dia berjalan pelan menuju kamarnya dengan kaiser yang masih berada di gendongannya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
----------------------

𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang