62

510 35 5
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
pembelajaran masih berlanjut, namun tidak dengan si jeje slebew

dia berada di uks, dengan keadaan masih pingsan, ditemani oleh caine tentunya, si pelaku membenturan bola basket

jean berbaring terlentang di atas ranjang uks dengan keadaan masih menutup matanya, sementara si caine, dia duduk di kursi yang berada di samping ranjang itu, menunggu jean siuman

"kenapa aku harus menjaga bocah ingusan ini? el sialan."

caine kesal sendiri, sebelumnya dia kesini bersama dengan el, dan kedua teman jean itu. namun el mengatakan, bahwasan yang akan menjaga jean itu caine

bagaimana tak geram. oke caine mengakui salah, bola yang ia akan masukan ring malah membentur kepala jean, tapi memangnya harus menjaga bocah ini sampai bangun? lebay

"never mind"

caine kemudian beranjak dari duduknya, berjalan menuju arah lemari yang menempel di dinding, yang berisikan beberapa obat obatan.

caine mengambil sebuah minyak kayu putih, meraihnya lalu berjalan menuju arah jean

membuka penutupnya lalu mengoleskan minyak kayu putih itu di tengah tengah antara bibir atas jean dan hidungnya dengan jari telunjuknya
.
.
.
sementara keadaan di lapangan

vlleya masih memandu adik adik kelasnya itu bermain olahraga basket, dengan si el yang bertugas untuk menilai anak anak itu

lalu tiba saatnya giliran si dua v ini maju

"baik, absen selanjutnya, itu... vianzyah fergantara?"

ujar el dan dibalas angkatan tangan oleh si vian sendiri, kemudian si vian tanpa berlama lama pun berdiri dari duduknya

"lihatlah keberuntungan gue!"

seru vian menyemangati dirinya sendiri, dia kemudian merebut bola basket yang ada di tangan absen sebelumnya

"mulai saat saya meniupkan pelu-"

brakk

tanpa diduga bola itu sudah lebih dulu dilemparkan oleh si vian, dan bukannya mengenai ring yang ada di atas, melainkan mengenai vlleya, lebih tepatnya hampir.

"eh!..."

"are you okay?"

el yang panik itu langsung berjalan menuju kearah vlleya dan memegangi satu bahunya

sedangkan si vlleya hanya diam, bola itu berhasil ia pegang, jadi tak jadi mengenai anggota tubuhnya maupun wajahnya.

"sudah kukatakan, tunggu aba aba dari peluit yang saya tiup. kau tuli?"

"heh!! jangan berbicara seperti itu"

sementara si vian, dia memalingkan wajahnya, pura pura tak mengetahui.
vlleya pun diam, dia hanya menatap kearah si vian dengan tatapan sedikit menajam.

"sudah sudah, lebih baik kita lanjutkan lagi"

kata el, dan dibalas anggukan oleh si vlleya

mereka kemudian melanjutkan aktivitas mereka lagi, dan vian dia mengulang kembali gilirannya, karena yang pertama itu amburadul

sudahlah tuh, mereka mulai melanjutkan lagi, vian berhasil memasukkan bola itu kedalam ring dalam sepuluh percobaan, namun hanya tiga yang masuk

namun ditengah tengah pelaksanaan itu, tiba tiba saja perhatikan semua murid yang sedang melakukan olahraga itu tertuju kepada satu arah

𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]Where stories live. Discover now