31

1.9K 112 1
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
remi sekarang masih mengobati luka yang berada di sekujur tubuh zidan
begitu pun dengan bagian atasnya, zidan sekarang bertelanjang dada

remi perlahan mengoleskan sabuah salep ke bagian perut zidan

dan zidan hanya bisa merintih pelan menahan sakit

"sakit?"

ucap remi kepada zidan sambil terus mengoleskan salep ke perutnya. zidan yang mendengarkan itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban

"akibat dari kenakalan mu. untuk apa kau menculik kaiser?"

ucap remi, lalu dia sedikit menekan luka di perutnya

"j-jangan"

zidan hanya menundukkan kepalanya dan menghindari kontak mata dengan remi

remi hanya bisa menghela nafasnya, lalu dia lebih mencondongkan tubuhnya mendekat kearah zidan, dengan zidan yang duduk bersender di sofa

remi menarik pinggang zidan dan langsung membalikkan posisinya. remi mendudukkan tubuh zidan di atas pangkuannya menghadap ke depan

dan zidan hanya bisa diam, mustahil dia bergerak untuk memberontak tubuhnya sudah seperti remuk

remi melingkarkan tangannya di pinggang zidan dan menaruh dagunya di atas pundak zidan

"keluar dari geng mu itu"

ucap remi dengan lirih tepat di samping telinga zidan

"t-tidak"

remi yang mendengar itu mengangkat satu alisnya

"hm? tidak?. oh tidak ya?"

remi langsung memeluk pinggang zidan dengan erat. mungkin ini hal biasa, tapi tidak dengan keadaan zidan sekarang. perutnya sedang terluka

"akhh"

zidan mendongakkan kepalanya ke atas, dan dia langsung menundukkan kepalanya untuk menahan sakit

"n.. no.."

ucap zidan dengan lirih sambil terus mendunduk dan memegangi tangan zidan yang berada diperutnya

remi hanya menghela nafasnya lalu mengendurkan pelukannya dan memeluk tubuh zidan dengan perlahan

"sudah, jangan menangis"

ucap remi lalu dia membelai rambut zidan dari depan ke belakang

zidan menggelengkan kepalanya untuk menghindari belaian itu dari tangan remi

"aku tidak menangis"

remi hanya tersenyum kearah zidan lalu dia membelai rambutnya kembali
.
.
.
.
.
.
.
sekarang denji dan bagas sedang berada di kamar milik bagas hanya berdua

bagas yang duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya dan menatap denji
sedangkan denji duduk di tepi sofa menatap lantai

"kenapa bisa?"

ucap bagas sambil terus menatap denji dan mengangkat satu alisnya

denji mendongakkan kepalanya dan menatap bagas sekilas, lalu dia segera menggelengkan kepalanya

"aku tidak tau, itu terjadi begitu saja"

ucap denji dengan santai. bagas yang mendengar itu hanya menghela nafasnya
lalu dia bangkit dari duduknya dan beralih duduk di samping denji

𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz