Bab 11 . Perjodohan

2.6K 133 0
                                    

Andrew POV

Aku mengendarai kendaraan menuju rumah orang tuanya. Aku memenuhi janjinya kepada Mama untuk makan malam bersama. Sejujurnya aku sedikit enggan untuk datang, karena sudah tahu maksud makan malam ini, namun aku tidak tega menolak permintaan Mama.

Aku memasuki pekarangan rumah keluargaku dan memarkirkan mobilku didepan. Aku melihat ada salah satu mobil asing yang tidak aku kenal.

Aku masuk kedalam rumah dan melihat keluargaku sedang mengobrol dengan Tuan Roland dan keluarganya di ruang tamu. Semuanya menoleh saat melihatku datang.

" Selamat malam Om, Tante apa kabar " sapaku kemudian ikut bergabung bersama mereka.

" Selamat Malam Andrew... kabar baik. Bagaimana kabarmu? " sapa Roland dengan senyum ramah.

" Baik Om "

" Sayang kamu telat sekali datangnya, lihatlah Irena sudah menunggumu dari tadi " ucap Mama

Aku menoleh kearah seorang gadis yang nampak anggun dengan balutan dres mewahnya, nampak tersenyum malu-malu.

" Andrew kan bukan pengangguran yang harus ada setiap dibutuhkan " ucapku tanpa tersenyum.

Irena tampak sedikit terkejut dengan jawabanku namun aku tidak perduli. Aku ingin sekali cepat-cepat kembali kerumahku.

" Andrew memang suka bercanda seperti itu Om , Tante " ucap Kak Rita sambil melirik judes padaku.

" Kami tahu Andrew pasti sibur dengan ketiga Restorannya, aku bangga dengannya " ucap Roland.

" Sebaiknya kita teruskan obrolan kita sambil makan malam bagaimana ? " tanya Mama.

" Usul yang bagus "

Kami semua pindah keruang makan. Aku makan dengna diam sambil mendengarkan obrolan para orang tua.

Aku melirik Irena yang terang-terangan menatapku penuh ketertarikan. Aku tahu wanita sepertinya tipe wanita yang penurut dengan perintah orang tua tanpa bisa menolak ataupun meengungkapkan pendapatnya sendiri.

" Irena Tante dengar kamu melanjutkan bisnis Papamu " tanya Sonya

" Iya Tante, Irena mulai bekerja diperusahan Papa untuk persiapan menggantikan posisi Papa suatu saat " ucap Irena kalem.

" Wah, Pintar sekali, kalau Andrew dia tidak ingin meneruskan Hotel dan Restoran keluarga kami, malah membangun Restoran miliknya sendiri " ucap Papa, Gunawan.

" Itu tandanya dia ingin mandiri. Dia bisa membuktikan bisa sukses tanpa nama Raharja dibelakangnya "ucap Sartika.

" Anak itu menjadi jarang punya waktu untuk keluarganya " keluh Sonya.

Percakapan demi percakapan aku dengarkan sampai membuatku bosan. Namun aku masih belum bisa meninggalka tempat ini.

" Irena sudah usia cukup untuk menikahkan? Sudah ada calonnya " tanya Mama sambil melirikku membuatku jengah.

" Duapuluh Empat Tante, saat Irena masih sendiri. Belum ada calonnya " ucap Irena sambil melirikku.

" Wah, kebetulan sekali, adikku juga masih sendiri, kenapa tidak kita jodohkan saja mereka Om Roland " ucap Kak Rita.

" Kalau kami tidak keberatan. Iyakan Sayang " ucap Sartika.

" Irena ikut bagaimana baiknya saja. Orang tua kan tahu apa yang terbaik untuk anaknya " ucap Irena membuatku muak.

" Wah... Pas sekali. Bagaimana Pah, setuju gak kalau kita jodohkan mereka ? " tanya Mama kepada Papa.

" Tentu saja, mereka berdua sama-sama single. Tak ada salahnya jika mereka menjalin hubungan " ucap Papa sambil tertawa.

Semburat Lembayung Di Ujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang