Bab 34 . Ungkapan Perasaan Ganendra

2.2K 120 3
                                    

" Arini " panggil Ganendra

Arini menoleh kearah Ganendra dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun entah kenapa Arini merasa ada sesuatu yang hendak disampaikan oleh pria disampingnya ini. Dada Arini tba-tiba saja sedikit berdebar.

" Hemm... kenapa ? " tanya Arini mencoba bersikap setenang mungkin.

" Pertanyaan yang tadi aku sampaikan saat dimeja makan itu bukan hanya sekedar gurauan atau keisneganku semata. Aku sungguh-sungguh ingin membangun keluarga bersama kalian kembali dari awal. Aku tahu kesalahanku dimasa lalu sangat fatal dan mungkin menimbulkan trauma untukku. Aku tidak akan mengingkari itu." Ucap Ganendra lalu menarik nafas dalam. Tatapan keduanya masih tertaut tanpa ada satupun yang berniat mengalih kan pandangannya.

***

" Aku benar-benar menyesal untuk semua kejadian masa lalu. Aku tahu kamu tidak ingin percaya dan kembali padaku. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu mau memaafkan dan menerimaku kembali. " ucap Ganendra

" Ganendra aku-, " Arini terdiam sebentar. Bingung harus menjawab apa pertanyaan Ganendra.

" Kamu tidak harus memberiku jawaban hari ini. Pikirkanlah dengan tenang. Aku tahu kamu sangat terbebani. Tapi maafkan aku, ucapan Leo tadi membuatku kembali berfikir ingin mewujudkan keinginan Leo dan diriku sendiri " ucap Ganendra

Melihat Arini hanya terdiam membuat Geendra sedikit merasa kecewa. Namun pria itu bisa mengerti perasaan Arini yang enggan menerimanya kembali. Tidak mudah bagi siapapun untuk memaafkan seseorang yang telah menghianati mereka. tidak ada jaminan mereka tidak akan melakukan kesalahan yang sama.

Dan Ganendra tidak bisa memberikan janji pada Arini. Dia hanya ingin membuktikan kesungguhannya kepada Arini dan Leo.

Ganendra melirik jam dipergelangan tangannya, sudah pukul sebelas malam.

" Sepertinya sudah malam, aku pulang dulu. Kamu istrirahatlah, kamu pasti kelelahan karena seharian bekerja " ucap Ganendra beranjak bangkit dari kursinya.

" Kamu menginap dihotel seperti biasanya? " tanya Arini.

" Iya, tapi sepertinya aku akan memikirkan usulmu waktu itu. Tentang membeli rumah dikota ini " ucap Ganendra.

Arini berjalan berdampingan. Mengantar pria itu sampai depan pintu rumahnya.

" Aku pamit dulu ya, aku harap kamu benar-benar mempertimbangkan ucapanku tadi. Namun jangan menjadikan itu beban. Kamu bebas menentukan pilihanmu. Karena ini adalah hidupmu Arini " ucap Ganendra sebelum benar-benar meninggalkan kediaman Arini.

" Baiklah, aku akan memikirkannya " ucap Arini.

Ganendra mengangguk kemudian berbalik meninggalkan kediaman Arini dengan membawa mobilnya yang dititipkan dirumah Arini.

Arini masuk kedalam rumah tak lupa mengunci pintunya. Arini berjalan menuju kamarnya.

Arini merebahkan tubuhnya diatas ranjang ukuran queen size miliknya. Rasa lelah yang dirasakannya seharian ini sedikit berkurang. Wanita itu menarik selimut dan menutupi hingga sebatas dada.

Arini mencoba memejamkan matanya berusaha untuk tidur, namun matanya masih belum mau terpejam. Arini membuka matanya perlahan. Bayangan Irene dan keluarga Raharja yang merendahkan dirinya kembali tergiang dibenaknya.

Begitupun ucapan Ganendra yang ingin mengajaknya rujuk, membuat Arini mau tak mau harus memikirkannya.

Arini sangat tahu kalau Leo benar-benar mengharapkan Ganendra berada ditengah-tengah mereka. Arini bisa melihat interaksi Leo saat berhadapan dengan Andrew maupun saat belum mengetahui kalau Ganendra adalah Ayahnya.

Semburat Lembayung Di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now