Bab 19 . Bertemu Leo

3.7K 172 0
                                    

Beberapa hari setelah Arini meluapkan amarahnya dengan mendatanginya dikantor, membuat Ganendra tidak menghentikan aksinya mengirimi Arini makanan. Bahkan dia sudah tidak canggung lagi menggoda Arini didepan banyak karyawan lainnya.

Namun satu yang tidak Ganendra sadari kalau hal itu menimbulkan kecemburuan dari wanita lain yang mendabakan dirinya. Sehingga dia tidak tahu kalau Arini kerap mendapatkan sindiran pedas dari wanita yang tidak menyukai kedekatannya dengan Ganendra.

Ganendra mengendarai mobilnya menuju suatu tempat. Kali ini dia pergi sendirian karena berniat mengambil kue yang dipesannya untuk Arini. Namun sayangnya mobilnya tiba-tiba mogok ditengah jalan.

Ganendra turun dari mobil dan membuka kap mobil untuk memeriksa letak kerusakannya. Sudah lebih dari setengah jam Ganendra masih belum bisa menemukan kerusakan mobilnya, terpaksa menelpon bengkel terdekat.

Sambil menunggu montir bengkel datang,Ganendra memilih duduk dikursi dibawah pohon dekat taman. Mata ganendra menyipit saat melihat ada seorang anak kecil duduk membelakanginya. Karena kasihan Ganedra berinisiatif untuk menemani bocah lelaki itu.

" Hai, kok sendirian. Boleh Om temani ? " sapa Ganendra ramah.

Leo menoleh kearah asal suara dan mereka berdua sama-sama terpaku karena terkejut. Hanya melihat wajah Ganendra sekali, membuat Leo menyadari kalau pria didekatnya ini adalah Ayah kandungnya. Untuk anak sepintar Leo tidak sulit untuk menebak siapa Ganendra.

" Leo ? " tanya Ganendra tanpa sadar

" Ay... Om, tahu namaku ? " tanya Leo dengan wajah polosnya. Leo mengira kalau Ganendra mengetahui tentang dirinya. Hal itu membuat bocah itu menatap Ganendra dengan senyum lebarnya.

" Ah...Om hanya menebak kalau anak setampan kamu pasti punya nama yang bagus " ucap Ganedra tanpa menyadari senyum lebar Leo memudar.

" Kamu kenapa sendirian disini? Dimana orang tuamu ? " tanya Ganendra

" Bunda lagi kerja, Leo lagi menunggu Mbak Sari menjemput Leo "

" Sepertinya kamu murid sekolah TK didepan itu ya ? " tunjuk Ganendra kearah sekolah Leo.

" Iya, Om kenapa disini ? "

" Itu " tunjuk Ganendra , " Mobil Om mogok, Om sedang menunggu montir dari bengkel "

Leo mengikuti arah telunjuk Ganendra yang mengarah kearah mobil mewah warna hitam yang sedang berada ditepi jalan.

Mereka berdua mengobrol dengan seru, Ganendra bahkan tahu kalau Leo sudah hafal perthitungan dasar. Dia bahkan tidak mengira bocah cilik didepannya ini adalah anak yang cerdas. Mereka berdua sama-sama merasakan kedekatan seperti ada ikatan batin dianatara mereka.

Ganendra menatap lekat wajah Leo, entah kenapa Ganendra merasa wajah Leo sangat mirip dengannya sewaktu seusia Leo. Entah perasaan apa yang pria itu rasakan saat melihat tatapan dan senyum Leo. Ganendra merasa ada suatu ikatan antara dirinya dan Leo.

" Bunda sibuk bekerja untuk membiayai sekolah Leo, makanya Mbak Sari yang selalu menemani Leo sampai Bunda pulang bekerja " ucap Leo

" Loh, memang Ayah kamu kemana kok Bunda kamu yang harus bekerja " tanya Ganendra

" ( Ayahku saat ini ada didepanku ) ... Ayah sedang bekerja mencari uang yang banyak agar bisa segera menjemput kami "

" Om sudah punya anak? "

Ganendra menggeleng " Dulu pernah punya istri yang snagat Om cintai, namun karena kesalahan dan kebodohan Om membuat istri Om meninggalkan Om, pergi entah kemana " ucap Ganendra

Leo menatap lekat sang Ayah. Sudah bisa ditebak kalau yang sedang dibicarakan ada Bundanya. Leo dapat melihat sorot mata sendu dari kedua mata Ayahnya.

" Hari minggu Om bekerja tidak " tanya Leo tiba-tiba.

" Ehm... sepetinya tidak, kenapa? "

" Dijung jalan ini ada komplek perumahan . Disana ada taman yang bagus banget. Aku selalu bermain disana saat hari minggu sore. Kalau Om mau, Om boleh datang kesana "

Ganendra tersenyum menatap Leo lekat, dirinya tak menyangka mendapatkan ajakan dari seorang anak kecil " Baiklah, minggu sore om kesana "

" Yeeeyy.... Promise me ? " Leo melonjak kegirangan sambil menyodorkan kelingkingnya yang nampak mungil.

" I'm promise little boy " Ganendra mengaitkan kelingkingnya. Dia tersenyum melihat kelingkingnya tampak sangat besar dibanding kelingking Leo yang sangat mungil.

" Ah... Leo belum tahu siapa nama Om "

" Sepertinya Om lupa mengenalkan diri, nama Om Ganendra Rajasa "

" Leo " panggil Sari dari kejauhan. Sari menunggu Leo disudut jalan.

" Sepertinya Leo sudah dijemput, Leo pamit dulu ya Om " pamit Leo kemudian berlari kearah Sari, namun berbalik dan melambai kepada Ganendra.

" Baiklah, hati-hati pulangnya " teriak Ganendra lalu melambai kepada Leo.

Tak lama kemudian mobil Ganendra sudah selesai diperbaiki. Pria segera bergegas menuju toko kue yang ditujunya.

Disisi lain, Arini sedang menatap beberapa wanita didepannya ini. Mereka ketahuan menjelek-jelekkan nama Arini dibelakangnya. Arini tak snegaja mendengar pembicara keempat wanita itu saat dirina sedang berada didalam toilet.

" Kalian bangga sudah membicarakan orang yang bahkan tidak kalian kenal ? " tanya Arini dengan sorot mata mengintimidasi. Dia tidak akan membiarkan siapapun mengintimidasi dirinya.

" Apa hubungannya dengan kalian jika Pak Ganendra mengejarku? Kenapa kalian keberatan? bahkan mungkin saja beliau tidak mengenal kalian. Jadi kenapa harus repot membenciku padahal hal itu tidak ada untung atau ruginya untuk kalian ?"

" Memang tidak ada hubungannya. Aku hanya merasa sayang jika orang sekelas Pak Ganendra harus mendapatkan janda seperti dirimu. Lagi pula kamu tidak selevel dengannya " ucap salah satu dari mereka seolah menantang Arini.

" Memangnya apa level kalian?. Kamu pikir dengan kalian menghinaku, aku akan merasa rendah diri? Kalian jangan salah, aku sudah merekan pembicaraan kalian semua, aku bisa saja melaporkan kalian kepihak HRD sekarang ini " ucap Arini dengan tenang.

Waut wajah keempatnya berubah, ada sedikit rasa takut dan khawatir disana.

" Laporkan saja, kamu pikir kami takut? Ayahku adalah salah satu petinggi diperusahaan ini " ucap salah satu dari mereka.

" Justru itu bagus, bagaimana kalau ayahmu ikut malu karena kelakuanmu.? . Aku rasa hukuman dari ayahmu jauh lebih berat ketimbang sekedar potong gaji atau didepak dari perusahaan ini " ucap Arini

Mereka semua nampak terdiam, tidak berani membalas Arini sama sekali.

" Lain kali jaga mulut dan perilaku kalian "

Arini meninggalkan keempat wanita itu dengan hati gondok. Arini merasa kesal dengan semua ucapan mereka tentangnya. Memangnya tahu apa mereka tentang dirinya dan kehidupannya.

" Tidak tahu saja mereka kalau aku mantan Nyonya besar mereka. jika kalian tahu kalian pasti akan bersujut dikakiku " gumam Arini dengan gemas.

Arini terus melangkah meniggalkan lorong itu menuju ruangannya tanpa ada yang menyadari ada salah satu orang yang mendengar pendebatannya dengan beberapa wanita di toilet wanita.

Orang itu adalah Wika, gadis itu hendak memanggil Arini namun tanpa sengaja dia mendengar perdebatan itu. Wika bahkan tanpa sadar mengetahui rahasia yang selama ini Arini tutupi, tentang siapa Ayah kandung Leo.

" Woah... Daebak, ternyata Pak Ganendra adalah mantan suami Mbak Arini, berarti Pak Ganendra Ayah kandung Leo dong. Pantas saja mereka berdua begitu mirip. Berarti tebakanku selama ini benar. Kenapa mereka bisa bercerai ya ? " gumam Wika.

" Suatu saat aku akan bertanya langsung kepada Mbak Arini " ucap Wika kemudian bergegas mengikuti Arini dan mengurungkan niatnya untuk ke toilet.

***


Semburat Lembayung Di Ujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang