Bab 37 . Penghinaan

2.7K 147 4
                                    

Ganendra mengenalkan Arini sebagai pasangannya kepada kolega bisnisnya, terlebih ada beberapa dari mereka yang mengenal Arini secara pribadi, sebagai Wakil manager pemasaran yang handal. Mereka yang pernah berhubungan kerja dengan Arini, sangat memuji kinerja Ibunda dari Leonard Skala Rajasa ( Ditambahkan oleh Ganendra saat mengertahui kalau Leo adalah darah gadingnya, tanpa bisa ditolak oleh Arini ).

" Ibu Arini sangat berdedikasi dalam pekerjaannya, sehingga dalam waktu singkat bisa menjadi wakil Pak Candra, bahkan menjadi anak emas beliau Pak ?Ganendra " ucap salah satu dari rekan bisnis pria itu.

" Berarti GR Corp sangat beruntung mempunyai karyawan loyal seperti Arini , betulkan Pak ? " ucap Ganendra.

" Betul sekali, sekali Ibu Arini yang turun tangan, kami tidak bisa berkata tidak padanya "

" Bapak terlalu banyak memuji saya, saya hanya melakukan pekerjaan " ucap Arini berusaha merendah.

" Tidak memuji, kami hanya membicarakan fakta saja Bu Arini " ucap mereka sambil tertawa.

Arini dan Ganendra ikut tersenyum. Mereka berdua sama-sama menikmati obrolan mereka sebelum Gunawan mengumunkan pertunangan Andrew dan Irene di acara inti.

Banyak ucapan selamat yang mereka terima termasuk dari Ganendra dan Arini.

" Selamat ya, semoga bisa segera mendapatkan undangan pernikahan kalian " ucap Ganendra dengan smirk meledek Andrew.

" Tsk, ini bukanlah keinginanku. Aku akan mencari cara untuk membatalkannya " ucap Andrew.

" Kalau kamu mau, kamu bisa menolaknya. Dan tidak akan membiarkan Arini tersakiti oleh keluargamu " ucap Ganendra dengan serius. " Jangan pikir aku tidak tahu apa yang sudah keluargamu lakukan kepada Arini. Kamu tidak lupa kan siapa aku. Dan ternyata kamu melakukan kesalahan yang lebih fatal daripada yang aku lakukan " ucap Ganendra.

Ucapan Ganendra menohok Andrew. Bagaimana bisa dia lupa tentang hal itu. Trauma Arini akan sebuah hubungan. Meskipun mereka belum resmi berhubungan, namun dengan pertunangannya Andrew yakin akan membuat Arini semakin tidak bisa membuka hati padanya.

" Tapi aku berterima kasih, karena sekarang aku bisa mendekati Arini dengan leluasa tanpa harus menjaga perasaanmu lagi " ucap Ganendra sambil menepuk bahu Andrew kemudian berlalu dari dari hadapan pria itu.

Ganendra tidak mendapati sosok Arini, mencari keberadaan wanita itu. Netra Ganendra menangkap sosok Arini disalah satu sudut ballroom namun Ganendra melihat Arini tidak sendiri, dia melihat sosok Irene dan Rita ada disebelah Arini.

Dari gelagat mereka, Ganendra tahu mereka bertiga bukan hanya sekedar bertegur sapa, karena Arini hanya menatap datar kepada mereka. merasa ada yang tidak beres, Ganendra bergegas mendatangi mereka, dari kejauhan, sayup-sayup Ganendra bisa mendengar beberapa percakapan mereka.

" Dasar wanita licik, setelah tidak berhasil mendapatkan Andrew, kini kamu beralih mencari pria yang jauh lebih kaya dari kami " ucap Rita.

" Itukan hanya asumsimu " ucap Arini datar.

" Untung saja Andrew segera bertunangan dengan Irene. Dia adalah anak yang akan mewarisi kekayaan keluarganya, dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kamu " ejek Rita.

" Andrew tidak ada hubungannya denganku. Itu pilihan dia , ah aku yakin dia sangat mencintai kamu kan Irene " sindir Arini membuat wajah Irene memewah menahan malu dan emosi.

" Tak apa, dia pasti akan menerimaku. Kedudukan dia lebih baik daripada dengan janda satu anak, yang bahkan tidak diketahui siapa Ayah dari anakmu " ucap Irene membuat ketengan Arini sedikit terusik.

" Atau jangan-jangan dia adalah anak haram. Anak dari hasil kelakuan jalangmu " hina Rita.

" Cukup kalian berdua. Kalian bisa saja merendahkanku. Namun kalian tidak berhak menghina anakku. " Arini mengeram marah.

Semburat Lembayung Di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now