Bab 46 . Melepaskan

1.5K 52 1
                                    

Andrew sudah mendengar tentang kunjungan mamanya kerumah Arini dan membuat keributan disana. pria itu tak sengaja mendengar perdebatan kedua orang tuanya tentang kejadian itu.

Andrew mengusap wajahnya kasar dan menghembuskan nafasnya lelah. Setelah pesta pertunangannya dulu, segalanya yang terjadi dikeluarga mereka tidak ada yang menjadi lebih baik. Bahkan imbas karena berselisih dengan keluarga Rajasa, perusahaan dan hotel keluarga mereka hampir bangkrut.

Andrew tidak bisa menyalahkan Arini maupun Ganendra yang telah membuat keluarganya hampir bangkrut. Ini semua adalah karena kesombongan keluarganya yang selalu menilai semua dari status sosial dan kekayaan mereka.

Namun sebagai anak lelaki satu-satunya dikeluarganya, Andrew tidak bisa bergitu saja menutup mata tentang semua ini. Pria itu berencana untuk menemui Ganendra dan berbica dengan pria itu. Andrew yakin Ganendra masih mengangapnya teman dan mau mendengarkan permintaannya.

Andrew membuat janji dengan Ganendra dan akan mengunjungi pria itu dikota A secara langsung. Karena saat ini Ganendra sedang berada dikota A karena pekerjaanya.

" Tentu datanglah, aku selalu menerima kedatanganmu " ucap Ganendra saat menerima telpon Andrew tentang rencana kunjungan pria itu.

" Tolong rasahasiakan dari keluargaku dan juga Arini " pinta Andrew.

" Mungkin bisa jika keluargamu, namun tidak dengan Arini. Aku sudah berjanji akan menceritakan semuanya padanya " terang Ganendra.

" Baiklah, kalau begitu rahasiakan dari keluargaku " ucap andrew pada akhirnya. Karena pria itu sadar tidak mungin juga untuk merasahasiakan dari Arini.

Akhirnya hari ini Andrew sudah berada dikota A dan mengunjungi kantor Ganendra. Dengan diantarkan Desta, sekertaris Ganendra, Andrew sampai didepan ruangan Ganendra.

Setelah mengetuk pintu dan mendapatkan ijin dari pemilik ruangan, Desta mempersilahkan Andrew masuk.

" Hai Bro, apa kabar " sapa Ganendra lalu berdiri lalu menghampiri dan memeluk Andrew layaknya sahabat karib.

" Baik sorry menganggu waktumu " ucpa Andrew

" Tidak apa. duduklah mau minum apa ? " Ganendra mempersilahkan Andrew untuk duduk disalah satu sofa diruangannya.

" Kalau ada tolong kopi pahit "

" Oe, tunggu sebentar " Ganendra menuju pantri mini disudut ruanganya dan membuat kopi untuk Andrew. Sebuah mesin kopi canggih yang disukai Ganendra.

Ganendra meletakkan secangkit kopi didepan Andrew " Jadi ada keperluan apa sampai rela datang kesini jauh-jauh ? . apa ada hal yang serius ? " tanya Ganendra.

Andrew menyesap kopinya dan meletakkan kembali cangkirnya diatas meja.

" Sebellumnya aku mau meminta maaf padamu terlebih dulu, tolong maafkan perlakuan keluargaku kepada kalian. Aku tahu, mereka emang keterlaluan, namun sebagai anak aku tidak bisa melihat keluargaku hancur. Semua ini adalah salahku karena melibat Arini. Ketidak kemampuanku melindungi wanita yang kusukai " ucap Andrew.

Ganendra hanya diam mendengarkan semua perkataan Andrew tanpa menyelanya sedikitpun sampai pria itu selesai berbicara.

" Dengar Andrew, aku menghargai pertemanan kita. Terlebih menghargai persahabatan kalian. Kamu sudah banyak membantu dan melidungi Arini dan Leo saat aku tidak ada disampingnya. Kamu sudah banyak meluangkan waktumu untuk mereka. karena itu aku sama sekali tidak menyentuh restoran milikmu. Aku hanya memnyentuh hotel dan restoran milik keluargamu. Karena aku ingin mereka tahu dan sadar apa akibatnya kalau sudah melibatkan keluarga Rajasa. Terlebih mereka berani merendahkan Arini dan menyebut Leo sebagai anak haram. " ucap Ganendra dengan tenang.

Semburat Lembayung Di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now