Bab 43 . Rumah Baru

2.3K 105 2
                                    

Sesuai Janji Ganendra, pria itu mengajak Arini dan Leo untuk melihat rumah baru mereka. awalnya itu adalah rumah untuk mereka, namun Ganendra meminta Arini untuk mencari rumah untuk mereka tinggal bersama.

" Sepertinya Leo lebih antusias saat mendengar kita akan tinggal bersama. Anak itu bahkan sudah merancang kamar untuknya dan adik-adiknya " ucap Ganendra sambil tersenyum.

" Itu karena kamu menjanjikan adik untuk dia " Arini melirik Ganendra sinis.

" Dan karena itu, disinilah kita sekarang " ucap Ganendra cuek.

Mereka sednag melihat sebuah rumah mewah disalah satu komplek elit dikota B. Rumah yang besarnya hampir tiga kali dari rumah lama Arini. Mereka bertiga berkeliling rumah untuk melihat ruangan. Dan apa saja yang harus mereka persiapkan.

Mereka berkeliling melihat kamar yang akan ditempati oleh Leo dan adik-adiknya kelak. Sebuah perpustakaan untuk Leo, dan ruangan gym untuk Ganendra melakukan hobinya, dan dapur yang luas. Dan masih ada tiga kamar tamu dan satu kamar untuk pembantu.

Ganendra mengajak Arini menuju kamar utama rumah ini.

" Ini kamar utama kita sayang " ucap Ganendra sambil membuka sebuah pintu berwarna ckolat kayu.

Arini dan Ganendra masuk kedalam ... terlihat ruangan kamar yang sangat besar denga kamar mandi mewah didalamnya.

" Jika ada yang kurang bisa nanti kamu tambahkan, aku yakin kamu lebih suka mengatur ruangan sendiri sayang "

" Aku lebih suka warna putih yang mendominasi " ucap Arini.

" Kamu bebas mengatur rumah ini sayang " ucap Ganendra lalu memeluk Arini dari belakang.

Pria itu mengaitkan lengannya di perut Arini lalu mengecup surai Arini yang beraroma mawar yang menyegarkan.

" Meskipun rumah ini terlalu besar untuk kita, tapi aku suka rumah ini banding yang lainnya " ucap Arini.

Ganendra mebalik tubuh Arini menjadi menghadpanya, membelai pipi Arini dengna lembut.

" Baguslah kalau kamu suka, aku akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu dan juga Leo "

" Kamu bahagia sayang ? " tanya Ganendra. Memajukan wajahnya untuk mengecup kening Arini.

" Iya, saat ini aku bahagia. Terlebih melihat Leo yang jelas sekali paling bahagia melihat kita bersama seperti ini " ucap Arini, mengalungkan kedua tangannya dileher Ganendra.

Wajah kedua saling mendekat, hingga menyisakan jarak beberapa centi. Belum sempat Ganendra melabuhkan bibirnya diatas bibir Arini, suara Leo menginterupsi mereka.

" Ayah sama bunda jangan melakukan hal mesum disini ya " ucap Leo sambil berkacang pinggang.

Arini menutup wajahnya didada Ganendra saking malunya kepergok sang Anak. Sedangkan Leo hanya bisa tersenyum masam karena gagal merasa bibir Arini yang manis.

" Kami hanya berpelukan saja sayang " kilah Ganendra.

Namun Leo bukanlah anak kecil yang bisa mereka bohongi. Bocah itu jauh lebih dewasa dari kelihatannya.

" Ya... ya, kalian pasti akan melakukannya jika tidak ketahuan Abang " ucap Leo. lalu berjalan mendekati kedua orang tuanya.

Ganendra melepaskan pelukannya dengan Arini, dan meraih Leo dalam gendongannya.

" Baiklah, maafkan kami. kami tidak akan berbuat hal yang tidak-tidak "

" Tantu saja harus "

" Tantu. Bagaimana rumah ini, abang suka ? " tanya Arini.

Semburat Lembayung Di Ujung SenjaWhere stories live. Discover now