Bab 39 . Mantan Sahabat

2.5K 127 4
                                    

Sudah satu minggu Arini cuti dari kantornya. Berita mengenai mereka berhasil dicabut sehari setelah beredar didunia maya oleh Ganendra. Pria itu berhasil membungkam para pemilik media masa itu.

Meskipun begitu Ganendra maish belum mengijinkan Arini dan Leo beraktifitas seperti biasanya. Mereka hanya berdiam diri dirumah atau berbelanja disupermarket dekat rumah Arini.

Seperti saat ini Arini sedang berada disupermarket untuk membeli beberapa kebutuhan rumah yang kebetulan sudah menipis. Awalnya Ganendra ingin memaksanya ikut menemani Arini. Namun Arini menolaknya dengna tegas.

" Jika kamu ikut, Leo pasti akan diajak juga. Aku akan pergi sendiri biar tidak menimbulkan keramaian. Aku yakin wajahku tidak seterkenal dirimu saat ini " elak Arini.

Akhirnya dengan berat hati Ganendra membiarkan Arini kesupermarket sendirian.

Arini sedang memilih barang-barang kebutuhannya saat sebuat suara menegurnya dari belakang. Membuat Arini menoleh dan membulatkan matanya terkejut. Dengan cepat Arini merubah ekpresinya tidak senang bertemu dengan wanita yang paling dibencinya saat ini.

" Ternyata benar kamu , Lama tidak jumpa Arini " Sinta. Wanita itu berdiri didepan Arini dengan wajah tersenyum lear membuat Arini muak.

Arini tak menjawab, memilih mengacuhkan Sinta. Arini hendak beranjak pergi namun Sinta menahannya.

" Sekian tahun tidak bertemu membuatmu berubah dratis Arini " ucap Sinta tersenyum. " Tidak kah kamu merindukan sahabatmu ini Arini? " lanjut Sinta.

Arini berbalik menghadap Sinta. Arini berdiri sambil bersedekap tangan didada.

" Apa maumu. Aku yakin tidak hanya sekedar basa-basi " ucap Arini membuat senyum dibibir Sinta perlahan memudar.

" Aku hanya pernasaran, bagaimana kondisimu sekarang setelah Ganendra memilih mencampakkan aku dan memilih mengejarmu kembali " ucap Sinta.

" Aku rasa itu tidak ada hubungannya dengan mu. Dan masalah kalian bukan lagi menjadi urusanku. " ucap Arini dingin.

Sinta menoleh kekiri dan kenanan " Bisa kita bicara sebentar, aku rasa tempat ini bukan tempat yang pas untuk kita berbicara "

" Aku rasa tidak ada yang harus kita bicarakan. Dan tolong jangan pernah menegurku jika berpapasan. Berskaplah seorang kita tak pernah kenal " ucap Arini beranjak dari tempat itu.

" Tidak kah kamu penasaran etntang alasan Ganendra mencampakkan aku yang katanya cinta pertamanya. Dan memilih sendiri saat ini Arini ? " ucap Sinta setengah berteriak membuat Arini menghentikan langkahnya.

Sejujurnya Arini penasaran dengan alasan Ganendra mencampakkan Sinta. Padahal menurut pria itu Sinta adalah obsesinya. Namun Arini tak ingin dibodohi lagi oleh mereka berdua. Akhirnya Arini memutuskan untuk mengikuti Sinta kecafe dan berbicara berdua disana.

" Jadi apa yang ingin kamu bicarakan. aku harap bukan hanya sekedar omong kosong belaka " ucap Arini sembari duduk dan meletakkan belanjaannya disamping kursinya.

" Kamu menjadi sosok yang dingin dan sinis Arini " ucap Sinta sambil tersenyum.

" Aku tidak punya banyak waktu kalau hanya untuk mendengar omongan basa-basimu " ucap Arini

" Baiklah, kamu tahu Arini, aku dan Ganendra berpacaran jauh sebelum kita saling mengenal satu sama lain. Hubungan kami berjalan sudah bertahun-tahun sampai Ganendra memutuskan mengenalkan kepada keluarganya. Aku yang hanya anak biasa mempunyai mimpi menjadi nyonya bersar dikeluarga kaya dan bertemu dengan Ganendra seolah menjadi keberuntungan buatku " ucap Sinta lalu terdiam sejenak.

" Tapi semua hancur berantakan saat Keluarga Ganendra menolakku. Mereka bahkan mengancamku untuk menjauhi anak mereka. Ganendra yang saat itu tidak terima menjauhi keluarganya. Hingga berujung pencabutan semua aset Ganendra oleh Ayahnya. Kami menjadi sering bertengkar. Hingga kami memutuskan untuk introspeksi masing-masing. " lanjut Sinta.

Arini hanya terdiam mendengarkan Sinta berbicara.

" Saat Ganendra mendekatimu, aku menjadi marah. Terlebih perlakuan keluarga Genendra berbeda jika denganmu. Mereka menerimamu padahal kamu tidak jauh berbeda denganku. Aku bertengkar hebat dengannya. Padahal kami tidak putus, hanya menjauh beberapa saat. Namun keluarga Ganendra sangat berharap kamu menjadi menantu mereka. dan Ganendra tidak bisa menolak permintaan mereka. dan akhirnya kalian menikah namun dengan syarat aku masih menjadi kekasih Ganendra. "

" Kami tetap berhubungan dibelakangmu. Namun Ganendra berubah. Dia menjadi menjaga batasannya denganku. Dia hanya mengandengku atau sekedar jalan berdua denganku. Kami sudah dewasa, seharusnya kami bisa melakukan hal lebih dari itu. Namun Ganendra selalu menolak dengan alasan aku belum menjadi istrinya. Dia membuatku marah, aku mengancam akan mengakhiri hubungan kami. dan dihari saat kamu melihat kami di apartemenku saat itu. Itu pertama kalinya Ganendra bertindak diluar batas setelah pernikahan kalian."

Arini hanya terdiam sambil mengamati Sinta yang nampak menyiratkan kesedihan dalam suara dan sorot matanya. Namun Arini mencoba tak perduli. Yang dia perdulikan adalah apa yang coba wanita itu sampaikan padanya.

" Setelah kalian bercerai, aku pikir keluarganya akan menerimaku. Namun aku salah. Mereka tetap menolakku. Terlebih Ganendra bahkan langsung meninggalkan ku begitu saja. Dia sangat kehilanganmu. Ganendra berubah. Rasa cintanya padaku tidak sebesar rasa cintanya padamu. Rupanya dia sudah jatuh cinta padamu tanpa dia sadari. "

" Arini. Aku sungguh-sunguh minta maaf padamu. Aku tahu kesalahanku membuat hidupku hancur. Namun percayalah saat itu aku hanya tak punya pilihan karena aku sangat membutuhkan Ganendra. Hanya dia yang berada disisiku saat aku terjatuh. Cintanya bukan lagi milikku. Pria bodoh itu mencintai dengan tulus. Aku bahkan beberapa kali mengejarnya setelah dia kehilangan dirimu. Namun pria itu tidak goyah. Dia tetap mencari keberadaanmu. Meskipun harus dirawat disrummah sakit selama seminggu karena dihajar keluarga kalian " ucap Sinta membuat Arini terkejut. Ini pertama kalinya dia mendengar Ganendra dihajar oleh keluarganya. Yang sudah bisa ditebak itu adalah Doni.

" Hampir selama enam tahun ini dia begitu merasa bersalah padamu. Dia bahkan menghukum dirinya sendiri denga selallu bekerja berlebihan. Aku senang kalian masih menjalin hubungan baik. Aku mendengar diberita kalau dia berusaha melindungi kamu dan anak kalian. Pertimbangkanlah kembali jika dia meengajakmu rujuk " ucap Sinta.

" Minggu depan aku aka pindah ke Singapura, dan akan menetap disana bersama suami dan anakku. " ucap Sinta membuat Arini terkejut. Karena setahunya Sinta selalu terobsesi oleh Ganendra.

" Kamu sudah menikah ? " tanya Arini.

Sinta mengangguk,lalu menujuk seorang pria tampan yang sedang duduk sambil memangku seorang balita berusia dua tahun tersenyum kearah mereka " Iya, dan itu suami dan anakku "

Arini membalas senyum suami Sinta, semua ini sungguh sangat memberikan kejutan padanya.

" Karena dari itu, aku tidak akan lagi mengganggu hubungan kalian. Aku selama ini selalu mencari keberadaanmu untuk meminta maaf padamu " ucap Sinta.

Sinta bangkit dari kursi diikuti oleh Arini.

" Sekali lagi maafkan aku ya Rin, untuk semua kesalahan yang aku lakukan padamu. Aku pamit ya " ucap Sinta tersenyum tulus sambil mengulurkan tangannya kepada Arini.

Arini ikut tersenyum sambil mengulurkan tangan menyambut uluran tangan Sinta.

" Jaga diri kamu baik-baik disana. aku sudah memaafkan kesalahan kalian paadaku " ucap Arini.

Mereka berdua berpelukan sebelum Sinta berpamitan. Kedua sahabat itu sepakat saling melupakan dan memaafkan. Sama-sama berjanji untuk memulai awal hidup yang baru.

Setelah kepergia Sinta, Arini pun bergegas kembali kerumahnya. Wanita itu tidak ingin membuat Ganendra maupun Leo terlalu lama menunggunya pulang.

Namun kali ini Arini merasa langkah kakinya semakin ringan setelah pertemuannya dengan Sinta. Arini merasa seluruh beban dan sakit hati yang dirasakannya perlahan menghilang. Arini bisa memulai kembali harinya dengan senyuman kebahagiaann.

" Dan secepatnya aku harus menyelesaikan masalahku dengan Ganendra. Dia harus menjelaskan semuanya padaku. " guman Arini penuh tekad. Wanita itu bertekad akan membuat Ganendra membuka mulutnya dan menjelaskan tanpa ada satupun yang disembunyikan lagi darinya.

***


Semburat Lembayung Di Ujung SenjaOnde histórias criam vida. Descubra agora