Bab 22 . Rindu

2.4K 140 2
                                    

Arini POV

Arini masuk kedalam kamar Leo danmelihat anak itu selesai mengerjakan tugas yang didapatkan dari tempat Les nya. Sudah beberapa bulan ini Leo les disalah satu lembaga pembelajaran di kota mereka. Leo bahkan mampu menyelesaikan pelajaran matematika untuk anak kelas enam SD. Hal itu membuat Arini sempat terkejut dengan kepintaran sang anak, namun tidak menyurutkan rasa bangganya.

" Abang sudah selesai belajarnya ? " tanya Arini sembari duduk di atas kasur Leo.

" Sudah barusan selesai " ucap Leo lalu meletakkan tas nya di atas meja kemudian duduk disebelah sang Bunda.

" Abang, boleh Bunda tanya dengan Abang."

" Mau tanya apa Bun ?"

" Abang masih ingat pembicaraan kita soal Ayah baru ? "

Leo terdiam namun hatinya sedikit resah " Tentu,Bunda mau ketemu sama Ayah? " tanya Leo, bocah itu sedikit berharap sang Bunda mau mempertemukannya dengan ayahnya. Karena selama ini Leo sama sekali tidak pernah menceritakan pertemuannya dengan sang Ayah.

" Bagaimana Om Andrew menurut Abang ? "

" Om Leo baik, Leo suka sama Om Andrew "

" Kalau begitu Abang keberatan tidak kalau Bunda menjalin hubungan dengan Om Andrew ? " tanya Arini dengan hati-hati.

Leo terdiam menatap lekat wajah sang Bunda " Bunda suka sama Om Andrew? " tanya Leo balik

" Bunda hanya ingin Leo bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah saja. Tapi jika Abang keberatan, Bunda tidak masalah jika kita hanya berdua saja"

" Leo terserah Bunda. Apapun yang membuat Bunda bahagia Leo akan dukung " ucap Leo

Arini tersenyum niatnya dia menjalin hubungan demi Leo, namun sang anak justru mennjawab untuk kebahagiaannya.

" Jadi Leo tidak keberatan kan ? "

Leo menggeleng pelan, menurutnya Andrew adalah pria yang baik. Dia juga sayang padanya.

" Ya sudah kalau begitu sekarang Abang tidur dulu ya sudah malam "

" Selamat malam Bun " ucap Leo yang sudah berbaring diranjangnya.

" Selamat malam sayang " Arini mengecup dahi Leo kemudian keluar kamar setelah melihat sang anak mulai memejamkan kedua matanya.

Leo membuka kembali matanya setelah sang Bunda keluar dari kamarnya, hatinya sedikit gelisah saat memikirkan bagaimana dengan Ayahnya jika sang Bunda memutuskan untuk bersama dengan Om Andrew.

" Sebenarnya apa kesalahan Ayah sehingga Bunda dan Ayah berpisah ? " gumam Leo kemudian memejamkan matanya kembali. Tak lama terdengar dengkuran halus Leo yang sudah terlelap.

***

Sudah tiga minggu Ganendra harus menahan rindu kepada Leo. Karena kesibukannya, membuat Ganendra tidak bisa menyempatkan diri bertemu dengan anak itu.

Ganendra berencana mendatangi Leo saat anak itu pulang sekolah, karena jam itu Ganendra punya waktu luang selama dua jam. Ganendra melirik jam dipergelangan tangannya.

" Sepertinya sudah waktunya Leo pulang sekolah " ucapnya kemudian bangkit dari kursi dan bergegas keluar dari ruangannya.

Ganendra nampak sedikit tergesa sampai tidak menyadari dirinya berpapasan dengan Arini. Sedangkan wanita itu menatap Ganendra acuh seperti biasanya.

Ganendra mengemudikan mobilnya dengan menaikan sedikit kecepatanya diatas rata-rata karena tidak sabar bertemu dengan Leo.

Tak sampai setengah jam Ganendra sudah sampai disekolah Leo. Pria itu keluar dari mobilnya dan bersandar dimobilnya sambil menunggu kepulangan Leo.

" Leo " panggil Ganendra saat melihat Leo keluar bersama teman-temannya.

" Ayah " teriak Leo dan bergegas berlari dan masuk kepelukan Ganendra.

Berberapa anak melihat Leo yang dipeluk oleh seorang pria dewasa tampan tampak penasaran, terlebih Leo memanggilnya dengan sebutan Ayah .

" Ayah apa kabar ? Leo kangen " ucap Leo polos.

" Baik, maaf ya beberapa hari ini Ayah banyak sekali pekerjaan. Sehingga Ayah baru bisa meluangkan waktu untuk Leo " ucap Ganendra sambil meminta maaf.

" Leo, Om ini siapa kamu ? "tanya Tobi

Leo menoleh kearah Tobi dan teman-temanya yang sering mengejeknya tidak punya Ayah.

" Ini Ayahku. Ayahku sudah pulang sekarang, jadi kalian tidak bisa lagi mengejekku tidak punya ayah " ucap Leo.

Anak-anak itu menatap Ganendra dengan tatapan tak percaya.

" Om Beneran Ayahnya Leo ? " tanya Yuda

" Kenalkan, nama Om Ganendra, Ayahnya Leo " ucap Ganendra setelah bisa membaca raut wajah Leo saat bertemu teman-temannya.

" Wah, ternyata beneran Ayahnya Leo " ucap Tobi

" Jadi sekarang Leo sudah punya Ayah " ujar Yuda.

" Iya, makanya kalian sekarang jangan mengejekku lagi " ucap Leo.

" Maafkan kami ya Leo. Kami tidak akan meledekmu lagi " ucap mereka serempak.

" Nah sekarang kalian harus berteman akrab ya. dan tolong bantu Om untuk menjaga Leo disekolah " ucap Ganendra

Anak-anak itu menganggukan kepalanya sambil mengerjap lucu.

" Dadah.. Leo kami pulang dulu ya. besok kita main bareng " ucap mereka lalu melambai kearah Ganendra dan Leo.

Leo membalas lambaian teman-temannya. Kemudia dia menatap Ganendra dengan raut wajah bersalah.

Gamendra mengernyitkan alisnya melihat Leo menatapnya dengan takut-takut. Ganendra meraih tubuh Leo kedalam gendongannya. Setelah meminta ijin kepada Sari untuk mengajak Leo makan siang dan akan mengantarkan Leo kembali kerumah sebelum sore.

" Ayah tidak marah sama Leo kan? "

" Marah kenapa ? "

" Karena tadi Leo bilang kalau Ayah adalah Ayahnya Leo sama temen-temen Leo " ucap Leo polos.

" Loh... Ayah kan sudah jadi Ayahnya Leo, jadi Leo tidak salah dong mengenalkan Ayah ke teman-teman Leo "

Ucapan Ganendra sontak membuat senyu Leo terbit diwajahnya. Bocah itu merasa senang dengan ucapan Ayah.

" Yuk kita makan siang dulu, Leo mau makan apa ? " tanya Ganendra sambil meraih Leo dalam gendongannya.

" Ayam goreng, Yah " ucap Leo

" Oke, kalau gitu kita Lets Go "

Akhirnya mereka berdua menuju sebuah restoran cepat saji yang tak jauh dari sekolah Leo. Mereka berdua memesan ayam goreng krispi dan ice cream untuk Leo.

Ganendra kagum melihat Leo yang makan dengan lahap, bahkan sampai meminta nambah.

" Pelan-pelan nak makannya, lihat tuh jadi lepotan gini " ucap Ganendra sambil mengelap pipi Leo yang belopan dengan ice cream.

Leo hanya memperlihatkan deretan giginya dengan lebar dan kembali fokus dengan ice cream ditangannya.

" Sayang boleh Ayah tanya, kenapa teman-teman Leo meledek Leo tidak punya Ayah?!. Bukankah Ayah Leo sedang bekerja ditempat yang jauh ? " tanya Ganendra dengan wajah serius. Kejadian tadi membuat Ganendra merasa penasaran dengan kehidupan Leo. Dan entah kenapa ada rasa marah dalam dirinya saat mendengar eo menjadi bahan bullian temannya hanya karena tidak punya Ayah.

Leo mengehentikan makan ice cream nya kemudian menatap Ganendra dengan sedih.

" Sebenarnya selama ini Leo tidak tahu siapa Ayah kandung Leo. Selama ini Leo hanya berdua dengan Bunda. Meskipun terkadang ada Kakek, Nenek dan Om Doni yang datang berkunjung. Namun Leo tidak pernah merasakan rasanya punya Ayah " ucap Leo sambil menunduk.

Ganendra sedikit terusik saat mendnegan hal itu dari mulut Leo. Terlebih lagi saat mendengar nama seseorang yang dikenalnya. Meskipun banyak orang dengan nama yang sama. Namun entah kenapa, Ganendra merasa itu adalah nama seseorang yang dikenalnya. Sepertinya pria berniat untuk mencari identitas Leo lebih jauh. Firasatnya mengatakan kalau Leo ada hubungannya dengannya.

***


Semburat Lembayung Di Ujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang