2. Pagi-pagi Bersama Jevan

4.7K 497 30
                                    

Note : Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment. Enjoy and Happy Reading.
.

.
.
-

Minggu pagi yang cerah, secerah senyuman Mahen yang kini menatap kedua adiknya di halaman depan, melakukan olahraga kecil.

Namun tak lama senyumnya luntur, tak kala melihat sahabat nya memasuki gerbang rumah dengan santai, dengan santai pula berjalan ke arah adik-adiknya.

Yang menjadi masalah adalah, wajah sahabatnya itu ...

Babak belur!

"Cil, obatin gue dong" Jevan datang langsung menangkap tubuh Harsa yang sedang melakukan pemanasan bersama Renan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cil, obatin gue dong" Jevan datang langsung menangkap tubuh Harsa yang sedang melakukan pemanasan bersama Renan.

"Bang Jevan! Lo kenapa?!" Renan histeris melihat muka Jevan yang kini memeluk kembarannya dari belakang.

Harsa yang tak dapat melihat muka Jevan mengernyit bingung, apalagi melihat Mahen yang mendekat dan Renan yang berlari masuk ke rumah.

"Lepas, jangan nyari kesempatan lo" Mahen menarik Harsa mendekat, sehingga Harsa dapat melihat jelas wajah Jevan yang di penuhi lebam.

"IH ABANG JEV KENAPA" Harsa memekik kencang, sampai genggaman Mahen terlepas, membuat Mahen memberenggut kesal, dan Jevan menyeringai puas.

"Sakit Sa, di pukul warga depan" jawab Jevan.

"Kok bisa sih Bang, sini dulu gue obatin." sahut Renan yang sudah datang dari dalam rumah, dengan sekotak p3k.

Jevan mengambil kotak tersebut dan menyodorkan ke arah Harsa, "Thanks Ren, tapi biar Arsa aja yang obatin gue"

Mahen dan Renan hanya memutar bola mata mereka dengan malas dan memilih ikut duduk pada kursi taman di depan rumah mereka, ikut melihat Jevan yang di obati oleh Harsa.

Tak sampai sepuluh menit, tangan terampil nan mungil Harsa selesai mengobati wajah lebam Jevan.

"Nah, selesai. Sekarang Bang Jev cerita! Kenapa bisa kek gini?"

"Itu loh, gue tadi mau kerumah Naila, mau ngajak apel," ungkap Jevan.

"Terus di jalan liat ada ibu-ibu teriak-teriak, nangis-nangis di pinggir jalan sendirian, mana ya jalannya lagi sepi," lanjutnya.

"Kenapa? Ibunya di copet?" tanya Mahen, dan di benarkan oleh Jevan.

"Copetnya belum jauh, gue kan bawa motor, ya gue kejar lah tu copet, dapet. Terus masalahnya, pas gue balik, di sama udah rame bapak-bapak komplek depan, gue mau balikin tas, malah di gebukin" jelas Jevan dengan kesal.

"Lah, ibunya ga belain?" Renan bertanya, walau di selingi tawa nista.

"Ibunya nge-lag dulu anjir, pas udah kek gini baru bilang kalo gue yang nolongin" jawaban Jevan kali ini mampu membuat mereka semua tertawa, bahkan Joni yang sudah selesai dengan kegiatan membersihkan diri sudah ikut bergabung disana.

CEMARA PUNYA ASAWhere stories live. Discover now