5. Harsa Mana Pa?

4.1K 489 20
                                    

Note : Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

-

Joni itu pada dasarnya sudah posesif, protektif pake over. Gak heran kalau Mahen selaku anak pertama juga menuruni sifat tersebut.

Joni itu menyayangi anak-anaknya sama rata, namun memang terkadang, Renan mendapatkan porsi lebih, karena saat sakit Renan yang cerewet dan bersumbu pendek akan menjadi anak pendiam dan mengeluh sakit terus-menerus.

Terkadang pula melupakan anak kembarnya, demi menemani masa-masa jatuh anak sulungnya.

Yang sangat Joni tidak sukai dari itu semua adalah, saat dimana Harsa terpaksa jatuh sakit. Bungsu nya itu tidak pernah mengeluh, tapi sekali jatuh selalu saja mampu membuat penumpukan rasa bersalah yang amat besar di rongga dadanya.

Bahkan kini, ia bersama sang adik membawa Harsa lari pada lorong rumah sakit, memasuki paksa ruangan Yudi yang akan terisi oleh pasien yang sudah mengantri.

"Dek! Tolongin anak gue!" Joni masuk setelah Doni membuka pintu secara kasar.

Yudi bergegas keluar meminta suster mengalihkan pasien-pasien-nya pada dokter lain, sebab diri-nya sedikit banyak memiliki kekuasaan atas rumah sakit milik keluarganya ini.

"Harsa kenapa kak?!" Yudi bertanya sembari mulai memeriksa tubuh kaku Harsa.

“Sus, bantu saya ambil alat cpr!” Yudi memerintah satu dari dua perawat disana, sedang dirinya menekan-nekan dada Harsa, memberi kejut pada bagian kiri letak jantung keponakannya itu.

“Anak gue dek ...” Joni meluruh pada lantai dingin, menatap salah satu adiknya menyelamatkan anak bungsunya.

“Kak, keluar dulu yok” ajak Doni, tak tega sekaligus sakit melihat Harsa terbujur lemah pada brankar disana.

Suster tadi kembali membawakan satu set defibrillator.

Yudi segera menggambil, memerintahkan jumlah tekanan shoot.

Beberapa usaha Yudi upayakan, sampai nafas Harsa terdengar lagi, dengan perut yang masih kaku mengejang.

Yudi melanjutkan pemeriksaan, mengecek mata sampai mulut dalam Harsa, sedang suster disampingnya mencatat hal-hal yang perlu di perhatikan.

“Kak, Harsa makan jamur lagi?” Yudi bertanya dengan suara serak akibat terlalu tengang dalam menangani Harsa, keadaan Harsa jelas menunjukan alergi parah yang bisa merenggut nyawa anak itu.

“Salah menu dek, tadi gue sama Kak Joni makan di tempat biasa, tapi pelayan disana salah nganter pesenan, menu pelanggan lain yang isinya nasi goreng udang ekstra jamur di kasih ke Harsa” Doni menjawab, mengantikan Joni yang kini sudah mendekat dan menciumi tangan anaknya yang sudah mulai menghangat.

“Untung lo cepet bawa kesini Kak, lain kali hati-hati ya, Harsa itu alergi jamurnya udah gak bisa di tolerir lagi, bahkan tadi jantungnya sempet berhenti gara-gara reaksi alerginya” Yudi menjelaskan keras, agar Joni tutur mendengar.

“Ya udah, gue tanganin yang lain dulu ya kak, Harsa biar di ruangan gue aja” Yudi berucap dan pergi menjalankan tugas nya yang belum selesai. Masih banyak nyawa yang perlu ia rawat hari ini.

CEMARA PUNYA ASAWhere stories live. Discover now