19. Kebahagian Baru

1.6K 267 31
                                    

Note : Cerita ini menggandung kekerasan, tindakan tidak terpuji, dan beberapa kata kasar, mohon bijak dalam membaca. Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

-

Satu minggu bumi berputar pada porosnya, melewati siang dan malam yang tak ada hentinya tanpa hambatan.

Sedang insan di dalamnya melewati satu Minggu dengan rasa yang berbeda-beda.

Namun kesimpulan yang dapat kalian lihat sekarang ialah, Kasakara akan menjalani kehidupan Harsa sampai ingatannya kembali. Sedang Harsa akan hidup baik sampai kebahagiaan datang kembali pada kehidupannya.

Sekarang mari lihat, Renan juga Mahen yang sedang membujuk Asa agar berangkat sekolah bersama mereka saja.

"Gue bilang nggak usah Bang," Asa menolak masih dengan nada pelan, walau sebenarnya menahan kekesalan.

"Terus lo naik apa ege?!" Renan bertanya keras, emosi kesal kini menarik dirinya agar berteriak.

Asa sendiri telah berdiri dan berjalan ke arah sang Papa yang baru saja selesai mandi, tanpa sadar Mahen ikut berdiri dan menyusul, hingga kejadian berikutnya membuat Mahen terdiam dan tersenyum saja, "Berangkat sama Papa lah!"

Asa memeluk Joni dari belakang, mencoba membuka dirinya agar mendekat pada orang yang terasa dekat dengan nuraninya, walau terasa amat asing pada ingatan juga raga nya.

Asa memeluk Joni dari belakang, mencoba membuka dirinya agar mendekat pada orang yang terasa dekat dengan nuraninya, walau terasa amat asing pada ingatan juga raga nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nah, kalo manja gini baru kayak Arsa asli" gumam Renan lirih, hingga tak ada yang mendengarnya disana.

"Sama gue aja napa dek, sekalian ngampus, nganter kalian berdua gitu" Mahen mencoba nego pada Kasakara, sedang Joni yang belum mengerti apa-apa hanya memegang tangan yang memeluk erat perutnya.

"No way Abang!"

"Ayolah de-" ucapan Mahen terpotong kala Joni menyela, "Kenapa sih Bang?"

"Mau nganter adek sekolah Pa!" Mahen tanpa sadar memekik, merasa kesal saat Asa tak mengiyakan ajakannya.

"Lain kal-" ucapkan Joni terpotong oleh pemandangan dimana Mahen di peluk oleh Asa, pemandangan yang mengharukan.

"Nggak jadi deh Pa, sama Abang aja, kasian mukanya melas" Asa berucap spontan.

"Iya, hati-hati" Joni menganggapi dengan senyuman.

"Sejak kapan ya, punya Abang rasanya se-keren ini" gumam Asa dalam pelukan Mahen, membuat senyuman Mahen memggemban lebar.

"Sejak dulu kali Sa, kalo lo inget lagi, lo bakal lebih sadar kalo Abang keren banget" balas Mahen dengan bisikan, membuat ia menerima pukulan keras di punggungnya dari Asa.

CEMARA PUNYA ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang