10. Papa & Si Tengah

3K 371 8
                                    

Note : Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

“Pa, tau ga, kenapa Renan ga pernah nangis lagi kalo inget Bunda?” Renan berujar, dengan badan yang menyender penuh pada Joni di belakangnya. Ia dan sang papa sedang menikmati acara menonton tv bersama, hanya berdua.

“Hm, karena Renan udah ikhlas?” tebak Joni, sembari tangannya mengusap lembut surai anak tengah nya.

Renan menggeleng cepat sembari tertawa kecil, “Bohong banget kalau Renan udah ikhlas Pa”

Joni menarik tipis bibirnya, miris akan keadaan Renan, juga kedua putranya yang lain.

“Terus kenapa?”

“Soalnya, Renan udah bisa bersyukur. Renan punya Papa yang hebat kaya gini,” ungkap Renan sembari tangannya yang menepuk pelan lengan Joni.

“Punya Bang Mahen yang selalu jadi Abang terbaik!” lanjutnya antusias, dengan tangan mengepal dan meninju udara kosong di depannya.

“Really?”

“Yes Papa! Apalagi punya Harsa di kehidupan Renan. Ternyata dengan kehadiran kembaran macem Harsa udah bisa bikin hidup Renan berwarna, rame, terlalu rame malahan” ujar Renan dengan tawa mengikuti.

“Jadi Renan sayang sama Adek?” tanya Joni, dan tentunya Renan mengangguk antusias.

“Ya walaupun nyebelin, tapi Renan ga mau adek pergi dari hidup Renan. Kalo bisa, jangan nikah aja deh si adek, hidup bareng sama Renan, sama Papa aja” ucapnya ngawur, dengan wajah di tekuk menggemaskan.

Joni tertawa keras, mencerna ide putranya yang bahkan sudah berumur tujuh belas tahun. Memang, si kembar itu sama-sama menggemaskan!

“Terus, keturunan keluarga kita gimana dong?” Joni bertanya, dengan tawa yang berusaha mereda.

“Bang Mahen atuh Pa ih yang nikah, kita bantu rawat. Abang suruh bikin bayi yang banyak” jawab Renan polos.

Bukan hanya Joni, suara tawa Mahen ikut menyela disana, membuat keduanya menoleh cepat ke arah pintu masuk yang menampilkan sosok sulung sendirian.

“Loh? Abang dah pulang? Arsa mana?” Renan bertanya.

“Dirumah Jiko dek, ini Abang mau ngambil buku Harsa yang ketinggalan” ungkap Mahen, membuat Renan dan Joni menghela nafas.

“Si adek kebiasaan.”

•••

Setelah kepergian Mahen yang kembali menyusul Harsa di rumah Jiko, kini Renan dan Joni memilih mengekspoilasi dapur.

“Bikin apa ya Pa?” Renan berpikir, dengan kedua tangan di pinggang, dan membentuk mimik lucu di mata Joni.

“Bikin apa ya Pa?” Renan berpikir, dengan kedua tangan di pinggang, dan membentuk mimik lucu di mata Joni

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
CEMARA PUNYA ASAWhere stories live. Discover now