18. J and H

1.9K 281 36
                                    

Note : Cerita ini menggandung kekerasan, tindakan tidak terpuji, dan beberapa kata kasar, mohon bijak dalam membaca. Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

*Cek Chapter sebelumnya dulu guys, keknya kalian (ada yang) ga ada notif masuknya chap 17 ya?

Jiko memandang gambaran foto yang ia ambil awal tahun lalu, saat ia dan semua sepupu kesayangannya menginap bersama. Satu foto dengan senyuman manis yang sampai saat ini Jiko rindukan, senyuman yang dimiliki oleh Harsa.

 Satu foto dengan senyuman manis yang sampai saat ini Jiko rindukan, senyuman yang dimiliki oleh Harsa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Sa, Sa ...” Jiko menghela nafas panjang.

“Pinter banget lo mainin perasaan orang, kek cewek aja dah lo”

“Ntah lo mau jadi Arsa, Asa, atau Asu sekalipun,” Jiko tertawa kecil saat reflek berucap demikian.

“Gue bakal tetep sayang sama lo. Tapi, gue sendiri bingung Sa, lo amnesia bener-bener bikin gue emosi, apalagi dengan keadaan amnesia lo kek begitu gua gak bisa tau siapa penyebab ilangnya lo, siapa yang nyakitin Renan, dan lo di apain aja sama bajingan itu,” monolog Jiko masih berlanjut.

“Dan satu lagi yang gue benci, lo kayak bukan Harsa yang gue kenal.”

“Ngapain sayang?” suara wanita yang sangat familiar bagi Jiko terdengar mengudara di kamarnya, Cinta, ibunya.

“Gak papa Ma, cuma kangen Harsa” jawab Jiko sembari berbalik menuju sang Mama, pergi dari balkon kamar yang menemani malam sepinya.

“Harsa sudah pulang kok kata Ayah, Ayah belom bilang sama Jiko ya?” tanya Cinta sembari menggusak lembut surai anaknya.

“Sudah, tapi ma, Jiko mau cerita sama Mama” ujar Jiko dengan menatap dalam kelam hitam milik Cinta.

“Apa hm?”

“Tapi Jiko gak yakin Mama bakal percaya”

“Mama dengerin dulu, baru Mama putusin bisa percaya atau nggak”

Dengan sang mama yang duduk di atas kasur, dan Jiko di bawahnya, masih menatap manik kelam Cinta, Jiko mulai berkata satu hal yang aneh, “Kayaknya Asa emang bukan Asa”

Cinta mengernyitkan dahi, dan mengangkat sebelah alisnya, “Kenapa kamu bisa mikir gitu?”

“Karena Jiko ngerasain hal yang beda dari dia Ma. Dia gsk kayak Arsa-ya Jiji. Kalau itu memungkinkan, Jiji percaya kalau dia orang lain Ma ...” jelas Jiko yakin, membuat Cinta mau tidak mau berpikir keras agar tidak menyinggung perasaan anaknya.

CEMARA PUNYA ASAWhere stories live. Discover now