35. Bahagia Tak Harus Sempurna

2.6K 226 39
                                    

Note : Cerita ini menggandung kekerasan, tindakan tidak terpuji, dan beberapa kata kasar, mohon bijak dalam membaca.
Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment.

.
.
.

Enjoy and Happy Reading

|Pertemuan terakhir kita di story' ini, jadi, boleh kan komentarnya di tinggal?|

___

Congratulation boy” Mahen tersenyum, melihat Joni, sang papa, dengan kedua adiknya yang sudah terlihat rapi di jejeran para keluarga mahasiswa, yang kini sedang melaksanakan wisuda.

Mahen tersenyum haru di depan sana, sembari melihat bibir sang Papa yang mengucapkan selamat tadi.

Dirinya bahagia sekali, walau harus tertatih-tatih demi mendapatkan akhir seperti ini.

Mahen berharap, semoga ini adalah awal dari kebahagiaan baru, yang tak akan di hantui oleh bayang-bayang mimpi buruk, atau ancaman dunia yang berusaha memisahkan keluarganya.

Acara selesai, sampai tak terasa, tiga anak Joni sudah duduk di bangku tengah mobil mewah milik mereka, membiarkan sang papa menyetir sendirian di depan.

“Abang~ celamat yaa~” ucap Harsa dengan logat lucu, membuat mereka semua gemas bukan main, apalagi Mahen yang seperti sudah siap menggigit pipi gembilnya.

“Makasih Sa”

Congrats Bang” Renan turut berucap, dan di tanggapi hangat oleh sulung itu.

“Sok Inggris ya Bang si Renan” cibir Harsa, membuat Renan memberikan satu pukulan kecil di lengannya, walau harus berdiri demi melewati Mahen yang ada di tengah dirinya dan Harsa.

“Aw, atit!” ucap Harsa mendramatisir, mengundang dengusan juga tatapan sinis dari kembarannya.

“Makanya jangan jahil terus dek” Mahen turut menggusap bagian yang Harsa eluhkan, ia tahu itu tidak sakit, hanya saja senang rasanya menikmati drama antara kedua adiknya itu.

“Ya maap” bibir itu mencebik lucu, meluluhkan kekesalan Renan yang tadi menatap sinis dirinya.

“Aish, kok lo lucu banget sih Sa?! Pantes Jiko nempel banget sama lo, padahal kan yang kembaran lo itu gue! Sesekali tolak dia dan dateng ke gue kek dek!” Renan ikut mendusal, menimpa punggung Mahen demi mencapi pipi sang bungsu.

“Aw, Lewn-lewn, lepwas ih” Harsa memberontak merasakan pipinya panas sebab di tempat kuat oleh kembarannya itu.

“Ren, jangan nakal ke adeknya” akhirnya Joni angkat suara, sedikit ia iba pada pipi bungsunya ysng terlihat memerah.

Renan melepas pipi Harsa, lalu menerima juluran lidah mengesalkan dari Harsa, hampir saja Harsa melontarkan ejekan atas pembelaan yang di berikan Joni, namun suara Joni kembali terdengar, “Adek juga, jangan jail terus ke kakaknya. Sekarang Papa minta kalian saling minta maaf, atau Papa kasih hukuman buat kalian berdua.”

Keduanya saling menatap, memberi sinyal yang sama, mereka sama-sama takut!

“Renren Arsa minta maaf!” Harsa menjulurkan tangannya terlebih dahulu, dan Renan tanpa menunggu lama sudah menyambut tangan mungil milik kembarannya, “Gue juga minta maaf!”

Keduanya mengangguk cepat dan berucap bersamaan, “Kita sudah saling memaafkan!”

Mahen terkekeh di antara kedua adiknya, tawa lirihnya itu renyah, apalagi di selingi dengan tawa milik Joni.

CEMARA PUNYA ASAWhere stories live. Discover now