28. Keinginan Robi yang Sebenarnya

2.1K 317 80
                                    

Note : Cerita ini menggandung kekerasan, tindakan tidak terpuji, dan beberapa kata kasar, mohon bijak dalam membaca.
Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment.

Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

__


Mobil Joni kini melaju kencang, di ikuti satu mobil di belakangnya.

Dalam keadaan yang membuat siapa saja kalut, mobil Joni terisi oleh Renan, Mahen, juga Jiko yang memangku kepala Harsa di jok tengah. Sedang Jevan, Asa, dan Ciko harus mengalah di mobil belakang.

“Sa, maafin Abang, maaf Abang ga sadar kalo adek ga ada” Mahen mengusap pelan kaki yang menumpang di pahanya.

“B-ang, Abang sayang adek?” Harsa bertanya lemah, dengan tangan yang terus menggenggam tangan Jiko.

“Banget.”

“Kalo Jiji, masih—”

“Jangan tanya perihal sayang atau gak nya gue sama lo, lo harusnya udah tau jawaban-nya, Sa”

Dalam hiruk pikuk sepi di tengah hutan, tiba-tiba saja decit rem terdengar, kini di susul pekikan Renan, juga usaha Jiko menahan raga Harsa yang hampir jatuh kedepan sebab mobil berhenti tiba-tiba.

Bukan tanpa sebab Joni berhenti, namun sosok ‘setan’ yang tak kunjung usai membuat prahara dengan keluarganya itu tiba-tiba saja menghadap mobilnya dari depan dengan sepeda motor yang sama kala Robi mendatangi ia ke kantor.

“Woi Bang, turun lo” Robi mengebrak depan mobil Joni, membuat sang pemilik itu keluar dengan marah.

“Balikin Harsa ke gue Bang”

“Sinting ya kamu?!” Joni menggeram marah, kini apalagi? Setelah uang yang tak sedikit ia keluarkan, tiba-tiba saja makhluk sialan di depannya ini akan berulah lagi?!

“Harsa anak gue ya Bang!”

“Saya sudah beri kamu uang!”

“Anggap saja uangnya sebagai bayaran atas usaha gue buat rawat anak lo!”

“Kamu tidak merawat Asa! Asa maupun Arsa, keduanya adalah anak saya!”

“Harsa punya gue!”

“Tapi hak asuh ada pada saya, sampai kini, Harsa masih milik saya.”

“Kalo gitu anak lo juga ada sama gue! Anak lo harus balik sama gue sampe Harsa balik sama gue!” Robi berteriak membalas, ntah apa yang membuat dirinya begitu menginginkan Harsa agar berada bersamanya, padahal sebelumnya ia menyatakan dengan tegas akan tidak berartinya Harsa bagi hidupnya.

Apakah, Robi berubah?

Joni hampir saya melayangkan pukulan, jika Harsa dan Kasakara tidak muncul mendekat secara bersamaan.

“Bawa Arsa saja Ayah” “Bawa aku balik Yah”

Keduanya berucap serempak, membuat Joni menoleh kebelakang kaget, juga membuat semua orang disnaa dengan tergesa keluar dari mobil.

Robi menyeringai kejam, terlihat puas dengan kehadiran kedua anak identik yang tak sedarah itu.

“Pulang!” ia membentak entah kepada yang mana, namun Harsa adalah sosok yang mendekat ke arah Robi.

“Iya, Ayah” Harsa menjawab, mendekat perlahan walau kaki nya terlihat tak bisa berjalan dengan benar.

“Sa! Tadi lo bilang mau pulang sama gue!” Jiko menarik keras lengan Harsa, membuat sang empu terbalik cepat dan memasuki dekapan hangat Jiko.

CEMARA PUNYA ASAΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα