14. Jiko dan Rasa Sayang-nya

2.6K 403 24
                                    

Note : Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

-

"Selaamaa~ jantung ini berdetak, ku akan slalu menjagamu, hingga akhir waktu." Jiko menyanyikan satu bait lagu yang sempat semalam ia dengarkan, dari banyaknya lirik indah, lirik inilah yang mampu ia nyanyikan saat menatap lekat wajah Harsa di hadapannya.

Harsa bersama ice cream-nya tersenyum teduh pada Jiko dan menyodorkan ice cream bekas gigitannya itu.

Tanpa jijik dan tak heran lagi atas kelakuan sepupu kesayangannya, Jiko turut menjilat ice cream coklat vanila itu.

"Enak kan Ji?" tanya Harsa antusias, sedang Jiko berdehem dan menyodorkan tisu untuk Harsa, berniat memberi perintah membersihkan mulut Harsa dari ice cream yang menempel disana.

"Eum, bersihkan" Harsa dengan tak tau malunya menyodorkan wajahnya ke depan, meminta di bersihkan, menggundang tawa kecil Jiko. Dengan segera Jiko membersihkan ice cream pada pinggiran mulut Harsa.

"Kek bocil lo Sa" ucapnya setelah selesai membantu membersihkan ice cream itu. Namun senyuman terukir lebar pada bibir Jiko.

"Abis ini mau beli cilok ya Jiji? Pwease ..." Harsa memakan potongan terakhir ice cream itu dan meletakan dua jarinya guna meminta jajanan gratis pada Jiko.

"Eum, terakhir, abis itu udah" ucap Jiko yang entah keberapa kalinya setelah mereka sampai di bazar ini.

"Ah masa~"
"Tadi juga bilang begitu"

Harsa berucap dengan nada yang biasa terdapat di platform sosial media, kata Bang Jevan sih biasanya digunakan untuk jedag-jedug.

"Oh jadi gak mau?" Jiko menaikan alisnya, bertanya hanya untuk menggoda Harsa.

"Aaaaa, noooo, bercandya~ bercyandaa~ bercanda iih. Harsa bercyanda saja Jiji!"

"Bisa stop ngomong pake nada gitu ga sih Sa?"

"Ih kenapa?"

"Ga enak di denger" lain di mulut lain di hati yang mengatakan bahwa Harsa tambah menggemaskan.

"Ish" Harsa mencebikan bibirnya, niatnya mau ngambek, tapi belum ada semenit teringat akan jajanannya, maka Harsa memutuskan untuk, ngambek di tunda.

"Gak jadi pundung?" tanya Jiko kala Harsa sudah bergelanyutan lagi di lengannya.

"Eum, di tunda, mau jajan dulu" jawab Harsa cepat.

"Kok di tunda? Batalin lah. Kalo di batalin, Jiji jajanin Arsa banyak-banyak lagi"

"Betul? Tidak bohong kan?!" Harsa bertanya antusias.

"Harta, tahta dan Harsa, jadi semua harta Jiji adalah milik Harsa." pernyataan sederhana yang tak semua orang bisa dapatkan.

"Makasih Jiji, Arsa love u"

Kenangan-kenangan menyenangkan sudah seminggu memutari isi kepalanya. Kini tubuh Jiko sudah terasa dingin sebab kehilangan pelukannya.

"Anjir nangis lagi nangis lagi, udah kek Ji, gue juga sedih Harsa ilang, apalagi Renan belum bisa pulang dari RS, di tambah lo kek gini nambah nyiksa gue tau gak" Ciko berkata pada Jiko yang lagi-lagi melamun di balkon kamarnya.

"Kangen banget sama Arsa ..." Jiko meluruh lagi pada kembarannya, menumpukan tubuhnya pada pelukan yang tak kalah hangat dari milik Harsa.

Tapi baginya Harsa dan Ciko itu berbeda, mereka sama-sama kesayangan nya, namun sisi hatinya selalu dapat menemukan perbedaan yang tak bisa menggantikan salah satunya.

CEMARA PUNYA ASAWhere stories live. Discover now