30. Yudi dan Kerja Keras-nya

2.1K 321 41
                                    

Note : Cerita ini menggandung kekerasan, tindakan tidak terpuji, dan beberapa kata kasar, mohon bijak dalam membaca.
Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment.

.
.
.

|Sebelum mulai guys, makasih buat 40k lebih views di book ini! Anw, cover El baru tau?! Kalian gak mau notice gitu??? ಥ_ಥ|

Enjoy and Happy Reading.
_

Navan juga Naila berjalan gusar di depan brankar yang sudah tersedia tepat di depan lobi rumah sakit, mereka berdua menunggu kedatangan tiga saudara yang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Jevan baru saja mengabari dan menceritakan semuanya, melalui pesan penjelasan Jevan, si kembar berbeda gender itu dengan tak santainya meminta ayah mereka bersiap.

Sebab mereka takut, pikiran buruk benar-benar menguasai kepala mereka.

Dalam angan mereka hanya ada kematian.

Sungguh, bukan maksud Navan atau Naila untuk berharap hal buruk terjadi, namun penjelasan Jevan sendiri seolah-olah menjelaskan betapa buruknya keadaan Renan, Harsa, juga Kasakara.

“Nav, berati yang gue lihat di air terjun itu Arsa ya?” Naila berucap, bertanya pada kakak yang umurnya tak terpaut lama darinya itu.

“Iya Nai, goblok banget gue, sampe gak tau kalo Arsa masih belum pulang ...” Navan bergumam, dengan kekehan sinis untuk dirinya sendiri pada akhir gumaman itu.

“Kayak gak ada gunanya gue buat Arsa sekarang,” lanjutnya dengan nada putus asa yang amat kentara.

“Gue juga ...” Naila menyahuti pelan.

“Tapi Ayah kita hebat kok Nav, Ayah pasti bisa sembuhin mereka!” Naila berucap, kini mendekati raga rapuh milik Navan, membawa tubuh lelaki yang sudah bergetar menahan tangis utu dalam dekapannya.

•••

Tiga brankar pada lorong rumah sakit itu terdengar berdecit nyaring, ketiga-tiganya memasuki ruang UGD yang sama.

Awalnya, Yudi sendiri yang berniat menyelamatkan tiga pasien itu, namun saat mengetahui bahwa ketiga-tiganya adalah ponakan tersayang miliknya, juga kebingungan melanda kala melihat bahwa Harsa dan Kasakara benar-benar orang yang berbeda, persis seperti yang di jelaskan oleh Naila dan Navan, juga keadaan yang menandakan bahwa dua pasien dalam keadaan gawat darurat, membuat dua orang dokter yang seharusnya belum bertugas terpaksa menerobos masuk, demi keselamatan nyawa dari ketiga remaja itu.

“Dok, pasien perlu operasi”

“Pasien ini juga dok,”

Yudi mengangguk, memancarkan aura yang benar-benar selayaknya dokter profesional, walau hati nya kalut berharap hal-hal baik menyelamatkan tiga orang pasien yang berhubungan dengan dirinya.

Ketiganya keluar bersama para suster, dua dokter tadi kembali sembari menunggu kelanjutan tindakan lanjutan, sedang Yudi menghampiri sang kakak pertama bersama anak juga keponakan-nya yang lain.

“Kak!” Yudi mendekat dan merengkuh tubuh layu Joni.

“Dek, gimana sama anak-anak gue?”

“Renan bisa pindah ke ruang rawat kak, kita perlu kasih oksigen buat dia, syukurnya ga ada yang buruk sama fisiknya,”

“Kalo Harsa? Kasakara? Gimana sama mereka om?” Mahen bertanya setelah mendekat, menampilkan mata yang menampilkan ketakutan.

Yudi mengusap rambut keponakan nya dengan lembut, “Kita perlu operasi keduanya, setelah ini om minta kalian semua berdoa buat keselamatan Asa dan Arsa ya”

CEMARA PUNYA ASAWhere stories live. Discover now