29. Nightmare in Prison

2K 332 52
                                    


Note : Cerita ini menggandung kekerasan, tindakan tidak terpuji, dan beberapa kata kasar, mohon bijak dalam membaca.
Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment.

Enjoy and Happy Reading.
.
.
.


|Bacanya pelan-pelan, alur dan narasi chapter ini mungkin agak bikin mikir|
__


Asa. Satu kata yang berarti keinginan. Satu kata yang berarti harapan. Satu kata yang berarti cita.

Dari semua manusia di muka bumi ini, termasuk Kasakara, Harsa, Renan, juga Mahen, pasti memiliki sebuah Asa bagi kehidupan mereka, terutama dalam segi keluarga.

Sederhana, Asa dalam keluarga mereka hanyalah satu kata, cemara.

Namun, apakah pengharapan yang sederhana tadi dapat di rasakan dengan sederhana pula? Tentu saja, tidak.

Bahkan, kaki kecil Harsa kini harus melangkah ke arah makam basah yang menampilkan nisan sang ayah.

Ya, Robi tewas kala mencoba melarikan diri dari tangkapan polisi.

Sore itu saat motor terjatuh, tembakan terdengar, dan disusul dua orang tumbang di hadapan Joni.

Kasakara, mengalami luka tembakan pada perut (hampir ke bagian pinggang) kirinya, dan Renan harus mengalami kambuh asma sebab terlalu terkejut dengan kejadian tak terduga itu.

Semua panik, tentu saja, namun dengan alami mereka bergerak ke arah orang-orang tersayang mereka.

Jevan juga Mahen dengan segera membantu Kasakara yang ada di dekat mereka. Sedang Jiko dan Ciko mengangkat Renan ke dalam mobil, sembari meminta Renan agar bernafas dengan tenang, walau sia-sia, sebab nafas tak beraturan itu terjadi bersama raga yang telah tak sadarkan diri.

Sedang Jefri membantu polisi untuk menahan Robi yang terus-menerus memberontak dan tertawa.

"Wah wah Bang Jon!" Robi berteriak tiba-tiba, membuat Joni yabg masih mematung memandangi semua anak-anaknya tersadar dari lamunan, dan segera menatap Robi yang jaraknya lumayan jauh darinya.

"ANAK-ANAK LO MATI TUH BANG," Robi melanjutkan dengan tawa melengking berat yang terkesan kejam.

"Selamat menikmati kesendirian, Bang Joni ..." Robi berucap lagi, kini di akhiri dengan seringaian. Walau detik setelahnya wajahnya mendapat bogeman mentah dari Jefri yang sudah tak tahan lagi.

"Pak, saya ganti duit nanti buat hukum udah nonjok dia," Jefri berucap pada salah satu polisi disana, dan kembali melayangkan pukulan.

"Gak perlu mas, pukul aja, anggep kami gak liat" sahut polisi yang justru kini menahan pergerakan Robi.

Joni tersenyum tipis, tak perlu mengotori tangannya untuk menghajar bajingan di depannya, yah, walau mungkin nanti ia tetap ingin memberikan beberapa luka atas dasar balasan setimpal yang Robi lakukan pada anak-anak nya.

Setelah puas melihat Jefri, kini fokus Joni terpecah pada salah satu anaknya yang tetap meringkuk di dekat motor.

Sedari tadi Harsa tidak ada yang melihat kah?!

Dengan segera, Joni menghampiri sang anak yang sepertinya tak menunjukan reaksi bergerak sedikit pun.

Ke-khawatiran muncul, apakah Harsa pingsan?

Joni berjongkok dan akan mengangkat Harsa yang kini meringkuk membelakangi dirinya, namun erangan lirih terdengar, dan saat Joni membalik tubuh itu, hendak mengangkat Harsa, ia terkejut, sangat.

"Arsa?!" Ia berteriak dan menitikan air mata takut.

Harsa, anaknya, mengeluarkan darah yang tak sedikit dari perut atasnya, dengan pisau yang masih menancap disana.

Kapan ...

Kapan Robi melakukan ini?

Ya, kala motor itu terjatuh dan polisi mendekat, Robi dan Harsa terjatuh bukan? Saat itulah, dimana keinginan akan kematian Harsa di lakukan. Pisau yang sedari tadi ada di tangannya sudah berpindah pada tubuh sang anak. Menancap rapi disana. Menyebabkan Harsa hanya diam dan tak menghampiri keluarganya.

Namun, Kasakara yang tertembak dan Renan yang tak sadarkan diri membuat mereka tak memperhatikan hal itu.

"ARSA, ARSA BANGUN SAYANG" Joni kalut, tak tahu harus melakukan apa.

Hingga teriakannya membuat Jiko, Mahen, juga Jefri mendekat, ikut terkejut melihat Harsa.

"Pa, ayok bawa adek ke rumah sakit!" Mahen merebut raga sang adik, ia sadar sang papa panik, namun tindakan diam saja seperti ini justru membahayakan nyawa adik-adiknya. Ya, ketiga adiknya.

Mereka semua pergi darisana, menyisakan Robi dan para polisi yang menuju mobil kepolisian, hendak membawa sang jelmaan iblis ini ke dalam penjara.

Mobil Joni dan Jevan pergi, membawa serta Jefri di dalamnya.

Kini mobil polisi itu turut melaju, mobil polisi yang ada di depan adalah mobil yang mengangkut Robi, di ikuti mobil pengawas di belakangnya.

Semua hampir selesai, hingga dengan tiba-tiba pintu belakang terbuka, Robi melompat kan dirinya kala para polisi itu lengah, namun naas, tubuhnya di sambut oleh mobil yang ada di belakang. Dan seketika, ia kritis di tempat.

Dalam keheningan yang bersorak di telinga Robi, ia hanya mampu merasakan kesakitan yang teramat sangat.

Hingga seluruh tubuh rasanya remuk, apakah, semua orang yang ia lukai juga merasakan hal ini? Pikir nya.

"Heh, akhirnya gue mati ya?"

"Maaf-in, gue ya, nak ..."

"Maafkan Ayah ..."

Dan mata itu terpejam, dengan polisi yang baru saja menghampiri, memeriksa keadaan tersangka yang berniat mereka siksa di dalam sel penjara.

•••

Lelaki itu terbangun, bernafas tergesa, dan menangis pilu dengan luka yang penuh di sekujur tubuhnya.

Hukuman belum juga di jatuhkan, namun dirinya sudah di siksa sedemikian rupa oleh para aparat, dengan dalih kesalahannya sudah tak daoat di tolerir oleh manusia.

Namun, memang benar bukan?

Robi menekuk lututnya, lantas menangis dengan kepala yang di tenggelamkan disana.

"Asa, Arsa, kalian baik-baik saja kan? Maafkan Ayah, nak ..."

Semoga, Asa Robi kali ini dapat terwujud, Asa yang hanya mengharapkan maaf juga keselamatan atas nyawa anak-anak yang ia lukai.

To be continue
.
.
.
Happy weekend semuaa.
Siapa kangen, cung?!
.

I know pendek, emang sengaja, soalnya chapter ini isinya cuma di dominasi sama si Robi.
.

Jangan lupa tinggalkan komentar dan klik vote ya, jika berkenan silahkan follow juga untuk membaca semua karya-karya saya yang belum di pubhlis!
.

Terimakasih selalu El ucapin buat kalian yang udah vote, follow, dan komen!
.

Spoiler di hilangkan, udah mepet ending juga, dan update keknya segera di laksanakan jika antusias kalian tinggi!
.

See u on next chapter guys!

22 Oktober 2023

CEMARA PUNYA ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang