8. Mancing Kuy

3.3K 386 9
                                    

Note : Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

“Adek, ga ada lari-larian ya!” Joni berteriak pada anak nya yang sudah menghilang di depan. Menyusul adiknya, Doni.

“OM DONII, TUNGGU ARSAA AAA” Harsa sendiri sudah abai pada petuah Papanya, dirinya menuruni jalan yang sedikit terjal itu dengan cepat, tubuh mungilnya seperti sedang di gas dan tak bisa di rem, membuat langkahnya lebih cepat.

“OM DONII, TUNGGU ARSAA AAA” Harsa sendiri sudah abai pada petuah Papanya, dirinya menuruni jalan yang sedikit terjal itu dengan cepat, tubuh mungilnya seperti sedang di gas dan tak bisa di rem, membuat langkahnya lebih cepat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Bocil, pelan-pelan anjay, abis gue sama bapak lo kalo lo kek begitu” tegur Doni pada Harsa, sedang yang di tegur hanya cengengesan tak merasa bersalah.

“Siap anjay” sahut Harsa cepat, membuat semua orang disana membeku sejenak.

“Eh, ga boleh ngomong gitu Sa!” Doni menegur dengan panik.

“Ngomong apa Om?”

“Anjay, ga boleh ya”

“Tapi om ngomong, Arsa cuma ngikutin om aja tau” ungkap Harsa, membuat Doni ketar-ketir di tempat.

“Ayah!” Jiko berteriak kesal.

“Macem-macem lo Kak! Kalo ngomong di jaga, an—”

“—an, anak-anak, enak!” Yudi menganti cepat kata yang akan terlontar, apalagi melihat Joni sudah seperti singa yang siap menerkam mangsa.

Mahen disana sudah tertawa keras, entah karena Mahen memang receh, atau kejadian tadi benar-benar lucu.

“JIJI, JIJI SINI, LIAT ADA IKAN” Harsa yang tadi ada di hadapan Doni, kini sudah berada di tepi sungai, melihat jernihnya air dengan beberapa ikan disana.

Jiko yang terpanggil segera menyusul dengan raut gembira tentunya, ah, enak nya main bareng Harsa, sepupu kesayangannya, tanpa gangguan.

Kecuali orang tua yang menurut Jiko sangat merepotkan, tapi bisa di tolerir lah ya. Kalau Mahen sih, santai, Jiko bisa atasi, apalagi sekarang Harsa masih mode ngambek pada Abang nya itu.

“Mana Sa? Mana?” Jiko bertanya mendekat.

“Tuh, tuh, Arsa mau ambil ya?” Harsa menoleh pada Jiko, memberikan wajah memelas yang sangat-sangat-sangattt, mengemaskan.

“Gak boleh, adek masuk kita pulang.” Joni menyahuti dari belakang. Semua kini sudah ada di pinggir sungai.

“Terus gimana ambil ikannya Papa?” Harsa bertanya dengan mata yang berbinar, hei, tujuh belas tahun umurnya, tapi tingkah seperti balita.

CEMARA PUNYA ASAWhere stories live. Discover now