15. Setitik Harapan

2.3K 329 15
                                    

Note : Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

Desa yang jauh dari kota, sedikit memiliki polusi di udaranya, namun menghembuskan banyak hawa kotor atas perbuatan manusia yang menghuni disana.

Sosok pemuda yang terbaring lemah disana memandang pemuda lainnya yang merawat lukanya.

“Sorry, gara-gara gue lo ...” pemuda yang merawat pemuda lain dengan wajah yang identik dengannya itu menghentikan ucapannya, kala sosok di hadapannya menyentuh bibirnya pelan, meminta untuk diam.

“Bukan salah kamu, aku yang salah” ucap remaja itu lemah. Lalu ia menggenggam tangan milik remaja lainnya itu dengan lembut, “Pergi ...”

Pemuda yang lebih tinggi dan lebih terlihat bugar itu menggeleng keras, “Yang bener aja anjing, gak. Jangan macem-macem.”

“Biar aku yang halangi Ayah”

“Lo bisa mati!”

“Gak papa, udah seharusnya sebagai penebusan dosa aku dan Ibu kan kak?”

“Nggak ada yang salah, disini gak ada yang salah! Lo sama gue sama-sama jiwa yang gak pengen lahir di keluarga kayak gini”

“Iyaa, aku ngerti, makanya kakak pergi, cari Papa, adek disini bakal nunggu,” ucapnya berusaha meyakinkan.

Sedang satu dari mereka masih ragu, “Gak bisa dek”

“Bisa, satu atau mati dua-duanya. Kakak harus lari secepat yang kakak bisa, cari rumah di alamat yang aku tulis kemarin,”

“Cepet lari kak, sebelum ayah kembali” desak remaja yang tadi berbaring lemas.

“Gue ...,” sejenak ia memandang remaja yang ia sebut dengan adik tadi.

“Oke! Tapi lo janji bakal bertahan dan tunggu gue balik dengan orang-orang itu buat selamatin lo” lanjutnya dengan terpaksa.

“Orang-orang itu keluarga kakak” interupsi sang adik.

“Lo harus janji tungguin gue!” sang kakak membentak tak peduli interupsi sang adik.

“Janji Sa, aku janji” balas sang adik.

Dan kini kaki remaja yang terluka itu berlari kencang keluar dari desa yang ada di tengah hutan luas. Ia berlari tanpa menoleh ke belakang, meninggalkan sang adik demi keselamatan mereka berdua, kini harapannya ialah ia dapat menemukan orang-orang yang di maksud sebagai keluarganya.

“Gue harus cepet” menambah laju larinya, remaja itu sampai pada persimpangan yang lumayan menampilkan perumahan.

Ia menaiki sebuah angkot desa yang menuju kota, dengan uang hasil buruh serabutan ysng tidak ia setorkan pada sang ayah. Semoga saja cukup, pikirnya.

Tak memperdulikan tatapan heran sang supir atas pakaian lusuh juga kaki luka tanpa alas, remaja itu menggepalkan tangannya dan memejam erat, berdoa agar adik nya mampu bertahan sendiri disana.

Dan kala kendaraan umum itu memasuki kota, tanpa di duga kecelakaan terjadi, membuat ia dan beberapa orang di dalamnya mengalami benturan keras.

Setelahnya hanya kegelapan yang menghampiri dirinya.

•••

“Hari ini Renan juga Mahen turut hadir pada acara besar yang Sang Papa adakan di kantor, walaupun tanpa Harsa, semua tetap harus berjalan sebagaimana mestinya, demi kebaikan keluarga mereka.


Walau tak di pungkiri, sudah banyak orang yang di sewa demi menemukan seorang Harsa Ghrian.

“Kalo ada adek pasti dia bakal lari-larian di kantor Papa” gumam Renan yang kini berdiri di depan pintu ruangan kerja Joni.

“Ren,” pundak Renan di tepuk dan namanya di panggil oleh Yudi, disana Yudi berdiri dengan setelan jas biru tua yang membuatnya bertambah tampan.

“Om Yudi”

“Ngapain ngelamun? Ayok kedepan, biar cepet mulai acaranya, terus kita bisa nyantai nanti” ujar Yudi pelan, sedang Renan hanya mengangguk mengiyakan ajakan paman-nya itu.

“Pada hari ini, saya nyatakan peresmian cabang kantor di daerah Bandung dan penaikan gaji pada setiap karyawan di perusahaan saya dengan permintaan bantuan doa bagi pencarian anak bungsu saya” Joni sudah menggunting pita merah di tengah-tengah ruangan kantor saat Renan dan Yudi tiba, lantas memberi isyarat agar acara makan-makan di mulai.

Joni menghampiri Renan juga Yudi, ia mengelus pelan surai Renan lembut lalu memandang Yudi seolah meminta informasi lanjutan tentang perkembangan pencarian Harsa.

Sorry Bang, belum ada kemajuan”

Joni menghela nafas, menepuk pundak Yudi pelan, mengisyaratkan bahwa itu bukan kesalahannya.

“Pa, Bang Mahen dimana ya?” Renan bertanya di sela-sela obrolan Yudi dan Joni.

“Di belakang nak, tadi katanya jenuh disini, gih sana kalau mau nyusul”

Renan berucap terimakasih pada sang Papa, kemudian bergegas mencari sang Abang. Tak jauh dari dirinya, Mahen terlihat membaca sebuah poster di dekat meja resepsionis.

Kala ia dekat dengan balkon kantor yang di tutupin kaca besar itu, Renan melihat siluet tak asing yang menyapa ingatannya.

“Anjir”

“Bang Mahen!” Mahen menoleh cepat saat suara sang adik terdengar berteriak nyaring dengan paniknya.

Ia mendekat ke arah Renan yang juga berjalan ke arah salah satu staff kantor di dekatnya.

Renan berdiri tepat di hadapan salah satu pegawai Joni, itu adalah Pak Somat, satpam yang sudah mengabdi hampir lima tahun lamanya di kantor Joni.

Renan memandang bapak tua itu dengan nafas memburu, “Anda, dimana adik saya?!”

•••

Yudi terpaksa meninggalkan acara kantor sang kakak sebab panggilan darurat rumah sakit terus saja berbunyi. Langkahnya cepat, secepat detak jantungnya yang bertalu-talu memandang sosok remaja yang ia kenali di atas brankar UGD itu.

“Harsa?!”

to be continued
.

Guys, mau curhat sama (marah-marah) nyaranin dikit, kalau sekiranya ga enak di skip ajaa.
.

U know, eh we know lah ya, kadang pembaca itu punya penulis favorit-nya, mau baca karya apapun tuh kek tetep penulis ini kesukaan si pembaca. Tapi, ga semuaaa yaa, cuma beberapa.

Terus, permasalahan-nya itu kalau, pembaca ini nge-bandingin secara langsung, atau bilang karya penulis lain plagiat dari penulis favorit diaa, atauuu mempermasalahkan banyak hal yang kek, ga sewajarnya aja gitu. Boleh gak, aku saranin jangan gitu? Kadang emang ada penulis yang cuek, tapi kadang ya gimana yaaa ...
Ngerasa kek serba salah T_T
Apalagi kalau itu karyanya bener-bener pure punya diaaaa.
.

Udah, ga tau tuh ngomong apa, pokoknya mah I love u aja. Makasih banyak atas dukungannyaa, walaupun masih banyak siders T_T
.

Jangan lupa tinggalkan komentar (maksa dikittt) jika berkenan aja deng, see u on next chapter guys!

20 September 2023

CEMARA PUNYA ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang