26. Ingatan yang Kembali.

1.7K 310 90
                                    

Note : Cerita ini menggandung kekerasan, tindakan tidak terpuji, dan beberapa kata kasar, mohon bijak dalam membaca. Don't Plagiat. Don't forget for vote and comment.

Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

__


Jefri melajukan kaki-nya untuk berlari disana, membiarkan sunyi hutan itu terisi oleh nafas-nya yang terengah.

"SA?!" "ASA?!"

Jefri berteriak berbarengan dengan air terjun yang meluruh deras, teriakannya menggelegar sebab tak ada bunyi manusia lain selain dirinya disana.

"Shit. Kemana dia, lo sih goblok" Jefri memukul kepalanya, menyalahkan kelalaiannya.

Memilih meredakan emosi juga menetralkan nafas, ia duduk disana, membiarkan suara air yabg jatuh dari ketinggian mengisi rungu-nya.

"Asa, Arsa. Dua-duanya punya muka sama heh?"

"Lucu banget, selain muka, keduanya juga ngarep keluarga cemara."

"Gue gak tau apa yang bakal Tuhan rencanain, tapi gue percaya, hadirnya gue di antara mereka buat bantu cari jalan terbaik kan?"

Ia bergumam dan bertanya sendiri pada sepi yang hadir disana. Sepi yang semula ada, kini terusik oleh langkah seseorang yang baru saja datang.

Sosok yang Jefri kenal. Jevan.

"Loh? Jef?" "Loh? Jev?"

Keduanya berkata bersamaan, menimbulkan senyum yang mencipta lesung pada keduanya pula.

"Ngapain Jev?" Jefri bertanya setelah Jevan ikut duduk di sampingnya.

"Nyari barang, hp maksud gue"

"Hp Lo ilang?"

"Punya adek gue sih, tadi dia tuh, apa ya, bisa dibilang ilang? Terus ketemu disini, gak lama malah pingsan" Jevan menarik nafas dalam-dalam, membuat Jefri menepuk pelan pundak itu.

"Terus, kami baru nyadar, kalo hp nya ga ada, gue inisiatif aja sih kesini, ga tega liat dia sakit sebenernya."

"Oh, gws deh buat adek lo, hp nya kek gimana? Sini gue bantu cari" tawar Jefri.

"Gapapa?" Jevan merasa tak enak.

"Aman." dan keduanya berdiri guna bersiap mencari ponsel Kasakara.

"Hp nya warna item, casing-nya Batman, itu gue yang beliin" ucap Jevan sedikit sombong dimata Jefri.

"Anjir, sombong amat." Jevan tertawa dan menjawab, "Emang niatnya pamer bro"

Di sela-sela kegiatan yang cukup lama itu, Jefri adalah sosok yang menemukan ponsel itu, lantas ia memanggil Jevan, "Jev! Ini bukan?"

Jevan mendekat kala melihat ponsel yang tak asing di tangan Jefri.

"Bener! Lah, benerin jatoh disini, padahal gue iseng kesini" gumam Jefri yabg masih dapat Jevan dengar.

"Berati masih rejeki dong, itu anu, coba nyalain, bisa ga? Soalnya deket air, kali aja rusak"

"Keknya ga mungkin, hp mahal nih punya dia" Jevan berucap dan menyalakan ponsel tersebut, menampilkan wallpaper Kasakara bersama Renan.

Jefri yang semula tersenyum atas candaan Jevan kini melunturkan senyumnya, dan tiba-tiba ia merebut ponsel itu, "I-ni Asa?"

Jevan mengernyitkan dahinya tanda kebingungan, "Lo kenal adek gue?"

"Anterin gue kesana. Ketemu dia, please"

"Kenapa? Adek gue kenapa?"

"Gue ceritain sambil jalan."

CEMARA PUNYA ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang