Pembantu jadi istri

45 8 0
                                    

Pernikahan berlangsung lancar. Menjelang malam, Ayra termenung di kamar barunya kini. Dalam lamunannya, tiba-tiba pintu di dobrak seseorang dari luar hingga membuatnya terkejut.

"Enak banget istirahat di kamar Abang, gue, bukannya masak buat kami makan malah gini kelakuan!"

Ayra menjatuhkan pandang kepangkuan, mengabaikan semburan pedas gadis cantik berwajah galak yang masih menduduki bangku SMA kelas Xll, di seberangnya.

"Jadi pembantu yang benar, dong! Lo, itu, ada di sini buat kerja bukan buat leha-leha mentang-mentang udah jadi istrinya, Abang, Lo lupa diri!" hardik Tasya menunjuk geram kakak iparnya.

"Jaga mulut kamu, Sya!" tegur seseorang dari belakang.

Tasya terjangkit, menoleh kaget mendapati abangnya menghampiri dengan rahang mengeras.

"A–abang," cicit Tasya seketika nyalinya ciut.

"Keluar dari kamar Abang!" usir lelaki berpakaian serba putih pengantin.

Tasya dibuat bungkam lantas berlalu membawa kekesalan terhadap Ayra.

"Dasar bocah," gerutu lelaki seraya menutup pintu kamar.

Revan Aglar Atmaja, putra pemilik rumah ini, akhirnya memutuskan kembali jatuh cinta untuk kedua kalinya pada wanita berbeda, setelah sekian lama hubungan dengan mantan kekasihnya berakhir.

"Kamu belum membersihkan diri, Ay?" tanya Revan tanpa melihat.

"Belum."

Suara Ayra bergetar pelan hal itu menarik perhatian Revan segera berbalik arah menuju istrinya dan jongkok di bawah.

"Ay, lihat saya," pinta Revan

Menurut, Ayra mengangkat wajah, bulir hangat membasahi kedua pipinya, Revan tersenyum sedih memergoki wanita pilihannya menangis dalam diam.

"Maaf atas perkataan adik saya ke kamu barusan seharusnya Tasya tidak bersikap demikian, tenang saja saya akan menghukum dia," kata Revan.

"Jangan Mas," cegah Ayra.

"Kenapa begitu Ay? Tasya sudah memperlakukan kamu enggak baik, adik saya pantas diberi pelajaran," ujar Revan.

"Aku salah terlalu lama berdiam diri di sini, keluarga kita tengah lapar tapi aku malah bersantai. Tasya menemuiku hanya memberitahu kalau dia ingin makan. Sudah lah, Mas, masalah kecil ini enggak usah di perpanjang, aku enggak apa-apa kok," jelas Ayra.

"Kamu enggak salah Ay, pengantin mana coba habis resepsi langsung dilabrak kurang ajar sama adik ipar, mana nyuruh ke dapur lagi, adik saya keterlaluan banget! Seperti enggak akan alami nikah saja, dia pikir enggak lelah apa seharian berdiri melayani para tamu!" oceh Revan tidak terima.

"Tasya belum dewasa, Mas, maklumi aja," ucap Ayra.

"Maklum kamu bilang, Ay, status SMA gitu harusnya sudah punya pikiran dan tahu cara menghargai orang yang lebih tua dari dia!" ketus Revan terpancing emosi.

Belum sempat Ayra mendebat Revan lebih dulu beraksi mengecup bibir ranumnya.

Ayra membulatkan mata tidak sempat bersiap-siap menerima hadiah manis tersebut.

Revan bangkit, satu tangannya menghapus jejak air mata disebelah pipi Ayra.

"Berhenti nangis. Sana mandi dulu kalau selesai susul saya kelantai bawah, kita makan bareng keluarga. Saya tunggu," tandas Revan.

Ayra beku di tempat memasang wajah merah, first kiss nya di curi Revan.

Menebak istrinya belum pengalaman bercumbu dengan siapa pun, Revan mengulas senyum tulus merasa bangga memiliki Ayra seutuhnya.

Karenamu (End) tahap revisiWhere stories live. Discover now