3

2.2K 71 6
                                    

Beri aku Vote ya

1 Month Ago

07.00 di Mansion Rodriguez

Seorang lelaki dewasa terlihat begitu nyenyak dalam tidurnya. Ia merasa tak terganggu dengan suara kicauan burung di luar sana. Selimut hangat menutupi seluruh tubuhnya yang kini sudah berada dalam posisi tengkurap sembari memeluk guling kesayangan.

Ceklek

Perempuan paruh baya membuka pintu lalu masuk kedalam kamar tersebut. Wajahnya nampak cantik meskipun kini ia sudah berusia 50 tahun. Perempuan cantik nan anggun itu berjalan dengan pelan kearah ranjang tidur berisi seorang lelaki yang amat sangat berharga dalam hidupnya. Duduk disamping lelaki yang masih tertidur dengan nyenyak nya itu disaat semua orang sudah siap beraktivitas. Ia menatap wajah tampan rupawan dihadapannya lalu mengelus lembut surai hitam milik lelaki tersebut.

"Putra Mami..ayo bangun sayang" ucapnya sembari mengelus pelan pipi sang anak. Ya, perempuan cantik itu adalah Mami Zaylee dan lelaki itu adalah Sean.

Tidak ada respon, Sean tidak terganggu dengan aktivitas ibunya malah dia semakin nyenyak karena elusan di kedua pipinya.

"Heyy..wake up" ucap Mami dengan nada lembut.

Tidak ada respon lagi. Akhirnya ia pun berdiri lalu berjalan melangkah kejendela. Menyibak tirai jendela dengan perlahan sehingga cahaya matahari masuk menerangi ruangan. Dengan cara itu, ia berhasil membangunkan sang anak dari tidurnya.

"Wake up...ini sudah siang" ucap Mami yang masih berdiri di dekat jendela.

"Mmmm..Mam" Sean menggeliat sembari berguman. Ia bangun dari tempat tidur lalu berjalan ketempat perempuan yang sangat berjasa dalam hidupnya.

"Ouhhh..." guman Mami saat putranya sudah ada didepannya dan langsung memeluknya.

"Morning Mam" Sean membenamkan wajahnya diceruk leher sang ibu. Menghirup wangi khas yang selalu membuatnya relax.

"Morning to sayang.." ucap Mami mengelus lembut punggung kepala sang anak. Betapa bangganya ia melihat putranya bisa bertahan sampai sejauh ini. Menerima dengan ikhlas ujian dari Tuhan. Satu bulan yang lalu sang anak di diagnosa mengidap penyakit epilepsi. Penyakit yang bisa merenggut nyawa putranya kapan saja jika tidak ditangani dengan benar. Sebagai seorang ibu, tentu ia merasa amat sakit, sedih, disaat penyakit putranya kambuh secara tiba-tiba. Semoga Seannya cepat sembuh.

"Sekarang kamu mandi. Lalu turun kebawah, sebentar lagi sarapan pagi dimulai" Mami melepas pelukan.

"Iya Mam" Sean pun segera pergi ke kamar mandi.

Dua puluh menit kemudian. Sean sudah tampil rapi dengan pakaian santainya. Ia keluar dari kamar menaiki lift menuju ruang makan. Nampak anggota keluarganya sudah berkumpul di meja makan kecuali para anak kecil yang masih tidur.

"Maaf, Sean lama ya" ucapnya seraya duduk di kursi.

"Tidak apa-apa boy" ucap Opa.

Mereka tersenyum memaklumi kebiasaan Sean setelah keluar dari rumah sakit satu minggu yang lalu.

"Baiklah karena semua sudah ada disini sarapan pagi bisa kita mulai. Berdo'a..nikmati hidangan kalian" tambah Opa.

se complètent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang