17

1K 42 0
                                    

Beri aku Vote ya

Seharian ini mereka habiskan waktu bersama keluarga sembari menikmati keindahan pantai di dekat hotel.

Sean dan Sharai memakai pakaian santai dan juga memakai sebuah kacamata hitam yang sama. Mereka berjalan menyusuri pantai saling menggenggam tangan, sesekali tersenyum karena lelucon yang dilontarkan masing-masing.

Saat ini mereka sedang duduk di kursi yang terdapat di bawah pohon "Aku bersyukur pada Tuhan yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan untuk sampai di momen ini" ucap Sean tiba-tiba.

"Maksud..kamu?" tanya Saharai yang heran.

"Dulu aku pikir aku gak akan pernah menikah karena gak akan ada yang mau nerima aku. Aku pikir setelah aku punya penyakit ini, keluarga ku gak akan peduli. Tapi..ternyata itu semua cuma ketakutan aku aja" jawab Sean yang fokus menatap laut di depa pandangannnya.

Sharai mengangguk mengerti "Yang namanya ketakutan pasti ada dalam diri manusia, tergantung bagaimana diri pribadi menanggapi dan kamu termasuk salah satu orang yang bisa melawan ketakuan kamu. Tapi dibalik itu, Tuhan tahu kamu bisa melalui ini Tuhan berikan kamu kekuatan untuk melalui ini. Tuhan selalu ada bersama kita dan aku juga akan selalu ada untuk kamu mulai sekarang sampai maut memisahkan" Sharai membalas genggaman Sean dan tersenyum saat Sean menatapnya dalam.

"Terimakasih udah mau nerima aku apa adanya" Sean memeluk Sharai erat.

"Its my obigation honey" ucap Sharai seraya membalas pelukan, mengusap lembut punggung Sean.

'Drt..Drt..Drt..Drt..' handphone Sean berdering.

Sean menjawab telepon "Iya Mami, kita kesana sekarang" ia menutup panggilan. Mereka pun pergi kembali ke hotel.

                                 ★★

Saat ini diruang TV orang tua Sean dan Sharai sedang bersantai sambil berbincang menunggu mereka pulang.

"Mas, kita beneran gak boleh ikut Sean honeymoon?" tanya Mami.

"Iya sayang, kita gak bisa ikut Sean honeymoon. Kamu tenang aja kalo disana Sean kenapa-napa ada Sharai yang akan kasih tahu kita dan Ayah juga udah titipin Sean ke dokter disana ditambah akan ada bodyguard yang ikut kesana tanpa pengetahuaan Sean" jawab Daddy.

"Kamu tenang Ra, disana nanti mereka akan saling menjaga" ucap Momy menenangkan.

Ra adalah panggilan dari Mommy Zwetta untuk Mami Zaylee dan Mil adalah panggilan untuk Mommy Zwetta.

Mami mengangguk "Iya Mil. Tapi Dad kalo ada apa-apa kita harus segera berangkat kesana ya" pintanya.

"Iya sayang.." angguk Daddy.

"Nanna.." teriak Michell berlari cepat. Nanna adalah panggilan sayang dari cucu-cucu Walton pada Momy.

"Hei, cucu Nanna kenapa lari-lari hem.." Mommy mencium pipi Miitchell.

"Omba(Lomba) lari ama(sama) Thews" ucap Mitchell.

"Ohh gitu.."

"Nanna.." ucap bersamaan Nayra dan Matthew berlari kearah nya.

"Baby jalan nya pelanpelan aja" ucap Papa melihat cucu nya berlari cepat.

Mereka sampai dengan suara ngos -gosan dan menghampiri Nanna nya.
Mami dan Daddy melihat cucu sang  besan nya ini tersenyum..lucu sekali mereka.

"Chell kenapa ninggalin aku" protes Nayra.

Mitchell tersenyum manis "Ini kan omba(lomba) jadi arus(harus) cepet- cepet"

"Kamu culang(curang) tahu, elum (belum) juga 1-2-3 uda ari(lari)" ucap Matthew.

"Gak papa ong (dong), enting (penting) Chell menang hahaha.."

"Cucu Avo ini, udah bisa jail ya" Papa menguyel pipi Mitchell. Avo adalah panggilan sayang dari cucu-cucunya.

Mitchell tertawa geli "Hahahaha".

"Auntie(Ountie).." panggil Mitchel melihat Sharai dan Sean masuk ruangan. Mereka ikut melihat ke arah itu dan melihat Sean, Sharai baru saja masuk.

Keduanya duduk di kursi. Matthews dan Nayra menghampiri mereka lalu duduk dipangkuan.

"Uncle bawa apa tu?" tanya Matthew yang berada dipangkuan Sean, ia menunjuk kresek yang ditaruh Sean  di meja.

"Uncle bawa ice cream buat kalian"

"Asikk..." teriak mereka bersamaan.

Mereka segera mengambil ice cream dan kembali duduk dipangkuan.

"Sini Uncle bukain" Sean membuka cup ice cream.

"Bilang apa sama Uncle?" Tanya Papa ke cucu-cucu nya

"Makasih Uncle" jawab bersamaan.

Sean tersenyum "Sama-sama".

"Mom yang lain dimana ya?" tanya Sharai.

"Lagi pada istirahat..kecuali ini nih tiga anak kecil yang aktif nya minta ampun belum juga mau bobo siang"

Mereka tersenyum dengan jawaban Momy.

"Antie u..dah" cap Nayra.

"Okke. Sekarang kita cuci tangan dan mulut terus bobo siang ya"

Nayra mengangguk "Ehemm..bobo nya mau sama kembar" pintanya.

"Ayuu ita(kita) bobo areng(bareng)" ucap Mitchell.

Setelah cuci tangan dan mulut mereka dibawa pergi Papa dan Momy ke kamar. Tersisa Daddy, Mami, Sean dan Sharai di ruang TV.

"Kalian berangkat kesana pakai pesawat pribadi Daddy ya"

"No Dad. Kita mau naik pesawat umum aja biar berasa seru nya" tolak Sean.

"Baiklah Daddy izinkan. Tapi pulang nya harus pakai pesawat pribadi gak ada penolakan".

Sean kali ini akan mengalah "Okke Dad..".

"Apa?"

"Sean punya permintaan.."

"Apa itu. Kalo bukan yang aneh-aneh Daddy akan penuhi permintaan nya"

"Mmm, Sean gak mau ada satupun bodyguard yang ikut kesana mau itu tanpa pengetahuan Sean. Sean gak mau Dad. Sean gak mau jadi bahan perhatian orang lain disana"

"Kalo itu Daddy gak bisa"

"Dad..please kali ini aja" Sean memohon.

"Big No!"

"Dad.." Mata Sean berkaca-kaca.

Mami tidak tega melihat anak nya memohon seperti itu pun memberi isyarat pada sang suami untuk memenuhi permintaan Sean. Daddy memahami isyarat sang istri.

"Oke, oke. Tapi ada syarat nya yaitu..selama disana kalo kamu kambuh harus telepon kami dan jangan minta Sharai untuk gak bilang kondisi kamu ke kita. Itu yang harus kamu penuhi"

Sean mengangguk pasrah "Iya Dad Sean akan lakuin itu" tadinya Sean tidak akan memberitahu kondisi nya jika dia kambuh disana. Sean tidak mau membuat keluarga nya khawatir dan kerepotan.

"Sekarang kalian masuk kamar dan istirahat" perintah Daddy.

Sean dan Shari pergi ke kamar. Setelah mereka pergi Mami memeluk sang suami guna menenangkan rasa kesalnya.

Dikamar Sean sudah menghempaskan tubuh ke kasur sementara Sharai pergi mandi terlebih dulu. Pikir nya saat ini sang suami membutuhkan waktu untuk sendiri. Sean menatap langit-langit kamar ia termenung sampai pada akhirnya ketiduran.

Sharai baru saja selesai mandi, melihat Sean sudah tidur dia segera membaringkan tubuh nya disamping Sean. Sahari mengerti perasaan Sean "Mereka khawatir sama kamu honey" Sharai mengelus pipi Sean pelan kemudian memeluk Sean dan memejamkan mata.



















Terimakasih sudah baca 😊

se complètent Where stories live. Discover now