38

738 26 5
                                    

Beri aku Vote ya 😊

Waktu menunjukan pukul 4 pagi. Keadaan Sean mulai membaik, dia tidak menggigil lagi. Tinggi demam nya menjadi 38˚ C. Dia baru bisa tidur nyenyak satu jam yang lalu. Davis memasangkan jarum infus di tangan Sean, supaya tubuhnya terisi cairan asupan walaupun sedang tidur. Para lelaki kecuali Opa, beliau tidak ikut menjaga Sean karena mereka faktor usia, mereka juga memilih untuk ikut tidur agar tubuhnya fresh di pagi hari sehingga bisa terus menjaga Sean.

07.00 Pagi

Mami dan Sharai masuk ke kamar dengan mengambil langkah pelan. Mereka sudah tampil rapih. Nampak para lelaki masih tertidur kecuali Papah yang sudah bangun lebih dulu, sekarang dia berada di kamarnya. Ada Daddy yang tidur diranjang bersama Sean, juga ada Clark dan Davis yang tidur di sofa besar.

"Mas...bangun, udah pagi" Mami menepuk pelan lengan sang suami.

Tepukan itu membuat suaminya bangun dengan pelan dia melepaskan pelukannya di tangan sang anak. Posisi tidur Sean terlentang, ia sudah kembali memakai baju dari semalam. Daddy menempelkan tangannya di leher Sean mengecek apakah demam nya makin turun. Ternyata belum, masih sama seperti tadi.

Daddy beranjak dari ranjang lalu pergi ke luar, diikuti Clark dan Davis yang sudah dibangun kan Mami tadi. Di kamar hanya tersisa Mami dan Sharai.

Sharai mengelus pelan surai hitam sang suami dapat dia rasakan sensasi hangat menjalar ke tangannya. Nampak bibir pucat pecah itu sedikit terbuka, menghirup oksigen dengan cepat. Dia rasa ada yang aneh dengan tarikan napas suaminya itu. Apa ia akan kambuh? Dan benar saja, Sean kambuh.

"Mas...hey, can you hear me?" Sharai tetap tenang sembari mengelus lembut kedua pipi suaminya.

Tidak ada respon. Malah mata Sean terlihat warna putihnya saja.

Sontak mami segera menekan tombol merah di dekat nakas.

Mami menaiki ranjang duduk sebelah Sean. Seluruh tubuh Sean mulai tremor, merka secara perlahan memiringkan tubuh Sean.

"Kkkk...kkkk..kkkk"

"Kkkk..kkk..kk" samar-samar suara lenguhan Sean.

"It's okkey, i'm right here..." ucap Sharai.

"Its okkey..." posisi Sharai menunduk dekat wajah Sean.

"Kkk..kkk..kk"

"Kk..kk..."

"Mami's here....it's allright honey" mengelus lengan sang anak.

"It's allright"

"We're here..."

Mami dan Sharai berpindah karena Davis dan Clark sudah datang. Davis menyuntikan obat pereda kejang ke tangan Sean. Tak lama kemudian obat itu bereaksi, kejang Sean perlahan reda dan matanya menutup seperti biasa. Namun, mulut Sean nampak masih terbuka sedikit lebar seperti orang sesak napas.

"Heunghh..heunghh..heunghh" ritme dadanya naik turun secara cepat.

"Heughh..heughh, heughhh.."

"Pasang masker oksigen" panik Davis. Dia masih menyuntikan beberapa obat.

Clark pun memasangkan masker oksigen yang dibawa dari lemari kesehatan di kamar Sean.

"Hirup oksigennya dek.."

"Heunghh..eunghh..eunghh..eungh" ritme dada Sean mulai bergerak dengan pelan.

"Iya..that's right"

"Heuggghh...heunghh......eungh......eungh"

"Relax...your safe"

se complètent Where stories live. Discover now