9

1K 48 2
                                    

Beri aku Vote ya

20.00 Malam di Ruang Opa

"Boy, kamu pernah bilang siap untuk menikah jika calon pasangan kamu mau menerima kekurangan kamu, betul?" tanya Opa membuka pembicaraan.

"Betul Opa, ada apa ini. Kenapa Opa tiba-tiba bertanya tentang itu?"

"Kakek buyut kamu menulis wasiat untuk kita semua. Beliau memberi pesan pada Opa, mengatakan bahwa surat wasiat tersebut boleh dibuka setelah 10 tahun kepergiannya. Tepat kemarin adalah harinya dan kami pun membuka surat wasiat tersebut. Setelah kami buka, ternyata disana tertulis bahwa dua keluarga yaitu Rodriguez dan Walton harus melakukan perjodohan antara cucu terakhir mereka"

Sean menatap heran "Apa?"

"Kamu pasti sangat terkejut, kami pun sama. Untuk mempercepat semuanya kemarin malam setelah membaca isi surat wasiat, Opa dan Oma pun segera pergi bertamu ke Mansion keluarga Walton. Untuk membahas perjodohan ini..."

Sean terdiam "Apa maksudnya ini, Opa sedang bercanda kan?" tanyanya yang langsung dijawab Opa dengan gelengan. Pertanda bahwa ia tidak bercanda.

"Jadi itu sebabnya kenapa kemarin malam Opa dan Oma tidak ada di rumah. Kalian pergi kesana tanpa bilang ke Sean ...dan Sean jadi orang terakhir yang kalian beri tahu?" marahnya, menyandarkan tubuh ke sofa.

"Hey...tenang sayang, Opa belum selesai menjelaskan" ucap Grandma menenangkan sang cucu.

"Setelah kami berbincang dengan keluarga Walton. Mereka menerima perjodohan ini termasuk Sharai sebagai cucu terakhir keluarga Walton menerima dengan terbuka perjodohan..." ucap Opa.

Sean berdecih "Cihh, segampang itu dia nerima perjodohan ini" ia kembali menyanggan ucapan sang Opa.

"Sean, kamu tidak boleh menyanggah ucapan Opa sayang. Dengarkan dulu penjelasan Opa sampai selesai baru kamu bisa bicara" perintah Daddy.

"Kamu tidak perlu khawatir. Sharai sudah mengetahui tentang penyakit kamu dan dia dengan terbuka tetap menerima perjodohan ini. Sekarang kita tinggal nunggu keputusan dari kamu apa kamu akan menerimanya juga"

"Kenapa secepat ini Opa. Sean gak bisa kasih keputusan sekarang"

"Usia Opa dan Oma sudah rentan sayang. Kami ingin melihat kamu menikah sebelum kami dipanggil Tuhan" jawab Oma.

"Oma jangan bicara seperti itu. Sean gak suka...okke Sean juga terima perjodohan ini" putusnya setelah mempertimbangkan segalanya.

"Syukurlah, kamu juga menerima perjodohan ini. Opa akan sampaikan pada keluarga Walton kabar gembira ini. Hanya itu yang ingin Opa katakan. Sekarang kalian bisa pergi istirahat" perintahnya.

"Baik Opa" jawab mereka lalu pergi ke kamar masing-masing.

Sean berjalan bersama Mami menuju kamarnya. Malam ini ia akan tidur ditemani Mami dan Daddy.

"Mam, what do you know about she?" tanya Sean tiba-tiba.

"She? Sharai? dia...perempuan cantik, baik, pintar, mandiri, dewasa, ramah, periang and everything good she's have. Why you ask abou her?" tanya Mami yang penasaran kenapa sang anak menanyakan tentang Sharai.

"Cause... She will be my wife in the future. So i must know about her"

"Ahhh iya, Mami juga mau tanya sama kamu. Kesan pertama kamu waktu ketemu Sharai di butik gimana?"

"Mmm...She's elegant woman and like people kind. Like Mom said"

"Its true. Sekarang saat nya kita tidur. Sebentar lagi juga kamu bakal kenal dan deket sama Sharai" goda Mami.

"Apaan sih Mam" malu Sean.

Sedari tadi Daddy hanya mengamati keduanya. Ia tersenyum menatap rona merah menahan malu karena godaan ibunya.

                               ★★



20.00 Malam di Elliot Room

Saat ini Sharai berada di ruang kerja kakaknya Elliot. Mereka duduk saling berhadapan.

"Apa yang mau kamu tanya sama kakak, Princess?" tanya Elliot.

"Sha...mau tanya tentang Sean kak" jawabnya dengan nada agak ragu.

"Sean..kamu pasti ingin tahu banyak mengenai penyakit Sean?"

Sharai mengangguk mengiyakan "Sha, mau mastiin kalo, apa yang Sha baca semalam mengenai penyakit Sean itu benar terjadi/gak nya sama Sean. Kaya setiap kata yang Sha baca itu, udah bikin shock. Apalagi Sean yang mengalaminya gitu kak" ucapnya.

Elliot mengangguk "Semua informasi yang kamu baca mengenai penyakit Sean itu, memang terjadi sama Sean. Yang mana, Sean bisa kambuh kapan saja dan dimana saja. Dengan gejala kejang ataupun tanpa gejala kejang. Itu udah Sean alami semuanya selama di rumah sakit dan setelah keluar dari rumah sakit"

"What?..its hard for him" Sharai.

"Of course. No one can say that easy. Sebagai dokter yang menangani Sean kakak merasa bangga padanya karena mampu bertahan sejauh ini. So, kamu sebagai calon istri Sean harus bisa menjadi suport system buat dia"

"Ya kak, pasti" Sharai mengangguk tegas.

"Kamu, udah mulai ada rasa ya sama Sean?" tanya Elliot yang melihat gelagat aneh dari adiknya.

"Honestly sejak pertama ketemu juga aku kaya ngerasa i wanna him kak" jawab Sharai dengan jujur.

Elliot terkekeh "Kakak akui Sean memiliki pesona tersendiri yang tidak bisa dilawan. Buktinya kamu sampai kepincut sama dia dari awal ketemu"

"Kayanya iya kak. Yaudah, makasih ya kak. Aku ke kamar dulu by..." Sharai melambaikan tangannya.

"Iya, good nigt Princess"

"You too kak, by" ucap Sharai seraya berjalan ke pintu.

















Terimakasih sudah baca 😊

se complètent Where stories live. Discover now