28

704 34 0
                                    

Beri aku Vote yaa

Semakin malam udara makin dingin pula. Saat ini Sean dan Sharai dalam perjalanan pulang menuju Mansion Walton. Ya, malam ini mereka akan menginap disana. Sudah pukul 22.00 namun ke-duanya masih diperjalanan pulang.

"Ada selimut gak sayang?" tanya Sean. Dia mulai kedinginan, padahal AC mobil sudah mati.

"Ada, bentar aku ambil...." ucap Sharai sembari mengambil selimut ditempat biasa. Mobil yang mereka tumpangi saat ini adalah mobil milik nya dulu.

"Ketemu Non..?" tanya Sopir yang tidak sengaja mendengar ucapan Tuan nya.

"Belum Pak..biasanya ditaruh disini kan" jawab Sharai disela kegiatan mencari selimut nya.

Sang sopir mengangguk "Iya, Non.." sambil berpikir kemana selimut yang biasa ditaruh disana. 'Apa mungkin lupa ditaruh lagi disana karena, mobil ini sudah jarang dipakai'.

"Gak papa kalo gak ada sayang" ucap Sean. Dia jadi tidak enak merepotkan Istrinya.

Sharai menggeleng sebagai penolakan dia tidak mau terjadi sesuatu pada suaminya nanti "Bentar aku telpon kak Scott" ucapnya, lalu menekan tombol hijau. Panggilan tersambung Sharai langsung meminta apa yang dibutuhkan nya. Kenapa menelepon Scott? karena, mobil Scott itu tepat berada di belakang nya sedangkan mobil Elliot, Opa dan Papa lumayan jauh dari mereka. Selama menunggu sang kakak datang, Sharai memilih membantu mengahangatkan tubuh Sean dengan menggosokan kedua tangan nya berulang kali pada tangan Sean.

Mobil berhenti di sisi jalan. Scott melangkah cepat sembari membawa selimut yang dibutuhkan sang adik.

Tok..Tok

Scott mengetuk jendela. Setelah pintu terbuka dia pun memberikan selimut tersebut.

"Buat siapa ini?" tanyanya. Ditelpon, Sharai memang tidak mengatakan untuk siapa selimut itu.

"Mas Sean, kak" jawab Sharai sembari menutup tubuh Sean dengan selimut tersebut.

Scott mengangguk paham setelah melihat adik iparnya dalam posisi menyandarkan seluruh tubuh di kursi "He's okkey?" tanyanya.

"Ya..tubuh Mas Sean gak kuat dingin kak" jawab Sharai.

Scoth mengangguk "Ahh, i see"

"Makasih ya kak, maaf ngerepotin"

"Gak papa Princeess. Kakak kembali lagi ke mobil ya" pamit nya.

Sharai mengangguk lalu, menutup kembali pintu. Mobil pun melaju melanjutkan perjalanan.

"Udah enakan?" tanya Sharai.

"Iya..maaf aku ngerepoton kamu" jawab Sean dibalik selimut yang menutupi hingga batas leher nya.

"Gak sama sekali. Selagi aku mampu bantu kamu kenapa engga" ucap Sharai, mencium kening Sean yang mulai terasa hangat "Udah gak sedingin tadi ya?"

Sean mengangguk kecil "Ehemm, udah anget sekarang. Kamu gak kedinginan gitu?"

"Gak lahh, aku tahan dingin. Lagian aku pakai jas kamu jadi rasanya anget kaya lagi dipeluk kamu"

Sean terkekeh "Gombal nii..". Sharai hanya balas dengan tawa pelan.

Tiga puluh menit berlalu. Mereka sampai di Mansion.

"Everything alright. Princess?" tanya Elliot begitu pintu mobil Sharai dibuka. Dia sudah mendengar kejadian tadi dari Scott. Elliot takut penyakit Sean tiba-tiba kambuh karena udara dingin rentan membuat pengidap epilepsy, kejang.

"Ya Kak. Semua baik-baik saja" Sean yang menjawab.

Elliot menghela napas lega "Syukurlah..."

Mereka pun masuk kedalam Mansion. Setelah sampai dikamar Sean dan Shsrai segera mandi air hangat kemudian tidur.

se complètent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang