21

956 35 0
                                    

Beri aku Vote ya

Pagi ini nampak Sean dan Sharai sudah rapi mengenakan setelah kerjanya. Mereka keluar bersama dari kamar untuk pergi ke ruang makan.

"Good morning" sapa Sean.

"Morning boy/dek/son" jawab mereka.

Sean menghampiri Collins, Caroline yang sedang bersiap sekolah. Sebenar nya hanya Collins saja yang sekolah tapi Caroline selalu ikut menemani abang nya entah ketika memakai sepatu, menyiapkan alat sekolah atau seperti saat ini.

"Hai dear, Uncle punya sesuatu buat kalian" ucap Sean.

"Apa itu?" tanya Collins.

"Ini, tada.." Sean menunjukan buah tangan dari Swiss berupa berbagai macam permen coklat dan mainan.

"Uwaww, lucu cekali" ucap antusias Caroline.

"Ini di pilihin sama Auntie Sharai loh"

"Makacih Uncle, Oline suka hadiah nya" Caroline memeluk erat tas transparan berisi pemberian Sean.

"Sama-sama. Kalo Collins suka gak?"

Collins mengangguk "Suka dong, nanti disekolah Collins bagikan ke teman- teman boleh?"

"Boleh dong"

"Kiss Uncle dulu" Sean menunjuk pipinya.

"Otte/okke" ucap mereka bersamaan lalu mengecup pipi Sean.

Sharai datang menghampiri mereka setelah membantu menyiapkan menu sarapan di meja.

"Auntie Sha makacih, Oline suka. Ini banyak coklatnya" ucapnya menjukan tas berisi oleh-oleh pada Sharai.

Sharai tersenyum "Sama-sama. Coklat nya dimakan sesekali ya biar gak sakit gigi"

Caroline mengangguk mengiyakan "Ciap Ountie" ia mengecup pipi Sharai yang berada didekatnya.

"Ouhh.." guman Sharai mendapat kecupan tiba-tiba dari keponakan suaminya ini.

"Ayo, kita sarapan sekarang" panggil kepada mereka.

Sarapan berjalan dengan khidmat seperti biasa tidak ada percakapan didalamnya. Semuanya fokus pada makanan masing-masing.

"Dad, Mam kita berangkat sekarang" pamit Sean di depan pintu.

"Iya sayang, hati-hati" Daddy dan Mami memeluk mereka.

Roi menjalankan mobil menuju butik Sharai lebih dulu seperti biasanya, setelah itu barulah Roi melanjutkan mobil menuju kantor Sean.

"Sayang, barusan Mommy kasih pesan kalau Grandpa suruh kita ke mansion malam ini" ucap Sharai membuka pembicaraan.

"Ohh ya. Ayoo sekalian kita kasih oleh-oleh buat keponakan kamu"

"Iya juga ya. Nanti kamu pulang jam berapa?"

"Jam enam sore udah dijalan pulang kayanya"

Sharai mengangguk "Semangat kerjanya"

"Siapp..minta kiss dulu" manja Sean.

"Udah tadi pagi kan, lagian malu ada Rio" elak Sharai.

"Mau lagi sekarang, yang tadi beda lagi" bela Sean "Rio, turun dulu!" perintahnya. Posisi mereka saat ini sudah sampai di depan butik Sharai.

"Baik Tuan" jawab Roi lalu keluar dari mobil.

"Ayoo sekarang"

"Iya..iya sayang sabar" ucap Sharai kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Sean, memberikan kecupan di kening dan pipi "Udah puas?" tersenyum pada suaminya.

se complètent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang