32

747 26 0
                                    

Beri aku Vote ya

6 Bulan Kemudian

Seorang perempuan cantik menatap pantulan diri nya dicermin sembari mengelus perutnya yang semakin terlihat membesar. Setiap hari dia selalu melakukan ini. Menanti dengan sabar kelahiran buah hatinya. Ya!perempuan itu adalah Sharai, kini usia kehamilan nya sudah memasuki bulan ke enam. Dia berjalan pelan sembari menyibak tirai jendela. Menghirup udara segar, menikmati ke indahan pantai.

Di penghujung hari libur panjang ini Keluarga Rodriguez memutuskan untuk menginap di Villa milik Evans. Lebih tepatnya berlokasi di Negara Italia. Pemandangan yang disajikan begitu indah, udara sejuk, pantai yang jernih dan jauh dari keramaian.

Suaminya Sean masih terlelap dengan napas teratur. Ia duduk disamping ranjang, mengelus rambut hitam legam milik sang suami. Ternyata usapan lembut yang ia berikan membuat suaminya terbangun.

"Pagii.." sapa Sharai.

"Pagi..Sweetheart" balas sapa Sean dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

Sean membenamkan wajahnya ke perut sang istri. Mecium buah hati nya di dalam sana.

"Morning, Baby" ucap Sean dengan suara bayi.

"Morning to, Daddy" balas Sharai dengan suara bayi juga.

Mereka terkekeh.

Menyapa buah hati dalam perut sang istri merupakan rutinitas Sean setiap pagi. Dia sangat suka sekali mengajak ngobrol calon anak nya itu karena, pastinya sekarang janin di dalam kandungan istrinya sudah bisa mendengar.

"Mau mandi sekarang?" tanya Sharai.

"Iya" angguk Sean seraya beranjak masuk ke kamar mandi. Sementara itu, Sharai menyiapkan keperluan suaminya dari mulai pakaian, obat, dll, tidak lupa ia merapikan tempat tidur mereka.

Sean telah tampil rapi, kemeja putih dan celana jeans cream melekat di tubuhnya. Sharai mengoleskan Sunscreen ke wajah Sean dengan lembut. Hari ini mereka akan pergi bersama ke rumah orang tua Evans.

"Sudah" ucap Sharai menepuk pelan kedua pipi suaminya. Sean hanya tersenyum.

Mereka turun kebawah untuk sarapan pagi bersama. Setelah sarapan selesai mereka bersiap pergi ke rumah orang tua Evans. Mobil sudah berjajar diluar. Semuanya sudah siap. Sebagian ada yang sudah masuk mobil.

"Bentar...aku ambil dulu lip care" Sean langsung berlari menaiki tangga dan mengambil barang berharganya.

Mereka hendak menghentikan Sean, namun terlanjur karena Sean sudah lebih dulu lari.

Sampai dikamar Sean mengambil lip care nya lalu dimasukan kedalam saku celana. Dia turun lewat tangga yang melewati kolam. Langkahnya terhenti karena panggilan dari satpam di Villa ini.

"Tuan, ini ada paket kiriman atas nama Tuan Sean" ucap penjaga Villa.

"Paket?" Sean membolak-balikan paket tersebut. Memang benar atas namanya tapi dia tidak merasa membeli sesuatu. Apalagi saat ini dia sedang berada di negara orang.

"Ini dikirim sama pekerja kantor pos atau bukan Pak?"

"Sepertinya bukan Tuan. Mereka tidak memakai pakaian pekerja kantor pos"

'Mereka' Sean mengerutkan kening "Berapa Orang?"

"Dua orang Tuan. Laki-laki dan perempuan"

Sean mengangguk "Baiklah, terimakasih"

"Sama-sama, Tuan" ucap penjaga Villa dan pergi meninggalkan Tuan nya.

se complètent Where stories live. Discover now