29

698 26 0
                                    

Beri aku Vote yaa

Makan siang kali ini Sean dan Sharai memilih makan di luar. Restaurant D menjadi tempat pilihan mereka untuk makan siang. Di restaurant D tersedia berbagai macam menu diet yang pasti nya lezat dan bergizi. Kebetulan sekali mereka bertemu dengan Kendrik dan Kina yang sedang memesan makanan, tanpa berpikir panjang Sean langsung mengajak keduanya duduk bersama di mejanya. Selagi menunggu pesanan datang, mereka berbincang ringan tentang ini dan itu.

Lima belas menit berlalu akhirnya makanan yang telah dipesan sudah tiba. Mereka pun segera menyantap makanan lezat masing-masing.

"Aku izin ke toilet dulu sebentar ya" bisik Sharai ditelinga Sean. Perutnya terasa sakit, ia merasa mual. Sharai sengaja tidak memberi tahu suaminya Sean agar tidak khawatir.

"Mau aku temenin?" tawar Sean fokus menatap istrinya.

Sharai menggeleng "Gak usah, deket kok" tolaknya.

"Yaudah, hati-hati sayang"

Sharai mengangguk.

"Kemana?" tanya Kendrik sambil menunjuk ke arah istri temannya itu.

"Ke toilet, sebentar" jawab Sean.

Kendrik dan Kina menganguk.

Sharai berjalan cepat mencari toilet terdekat "Ahh itu toiletnya" tunjuknya saat berhasil menemukan toilet.

Ia segera masuk dan mengeluarkan semua makanan yang baru dimakan nya.

Huoek!

Huoek!

"Huhh.." Sharai menghela napas berat lalu mencuci mulut dan tangan nya setelah merasa lebih baik.

Ia membuka kunci toilet dan berjalan menuju pintu keluar. Tiga langkah lagi keluar dari toilet tiba-tiba tangan nya ditarik paksa oleh seseorang sampai tubuhnya terdorong kuat ke belakang.

"Heloww, lo..Sharai kan. Istri dari suami yang penyakitan itu!. Dasar cowok lemah!" ucap seseorang itu dengan sinis.

Sharai ingat wajah perempuan ini. Dia adalah orang yang mengganggu Sean di malam itu.

"Anda, perempuan yang tidak punya sopan santun! lepaskan tangan saya!" ucap Sharai tegas. Sekuat tenaga ia mencoba melepas cengkraman dari perempuan didepannya itu. Namun, tidak berhasil karena sekarang tubuh nya malah terasa lemas mungkin, karena muntah-muntah tadi.

Perempuan itu menyeringai "Tidak semudah itu. Lo harus tahu siapa gue. Gue-Alena-Istri dari-Brian. Gue benci! Gue benci keluarga suami lo!. Karena mereka... suami gue meninggal!" ucapnya penuh amarah.

Sharai terpaku. Dia terkejut mendengar apa yang diucapkan perempuan bernama Alena ini. Tidak mungkin Keluarga Rodriguez melakukan itu.

"Gue akan balas dendam sama kalian semua dan...ingat ini. Hidup suami lo gak akan lama lagi! Sebentar lagi dia MATI!" ucap Alena penuh penekanan.

Sharai tidak suka pembicaraan ini. Alena bukan Tuhan yang bisa tahu kapan orang akan mati. Enak sekali berbicara asal seperti itu. Dengan tenaga yang tersisa Sharai melepas tangannya yang dicengkram kuat lalu menampar keras pipi Alena.

Plakk!

"Jaga ucapan lo. Jangan asal bicara!" tunjuknya. Sharai kalu sudah marah behh udah pecah deh.

Alena memegang pipinya yang terasa perih. Dia menatap Sharai tajam "Lo! berani nampar gue hah!" dia sedikit mendorong tubuh Sharai kemudian mengangkat tangannya tinggi-tinggi bersiap membalas tamparan Sharai.

se complètent Where stories live. Discover now