31

676 29 0
                                    

Beri aku vote yaa

Pagi ini, Sean dan Sharai akan pulang ke Mansion Rodriguez. Setelah selama satu minggu menginap di Mansion Walton. Keadaan Sharai pun sekarang sudah membaik. Ia tidak merasakan mual, muntah dan pusing lagi.

"Harus jaga kesehatan ya, jangan lupa susu kehamilan nya diminum sesuai jadwal, sayang" pesan Momy seraya memeluk Sharai.

"Iyaa Momy" angguk Sharai dalam pelukan.

"Kalo butuh sesuatu atau ada apa-apa telpon Papa" ucapnya. Sharai sudah berada dipelukan Papa nya.

"Siapp Papa kuuuu"

Papa melepas pelukan lalu berganti memeluk Sean.

"Tolong jaga putri Papa dan..maaf jika dia banyak merepotkan kamu" ucap nya.

Sean mengangguk "Pasti Pa, Sean akan selalu jaga Sha. Papa jangan minta maaf, Sean sama sekali tidak merasa direpotkan. Papa tenang saja" ucapnya tersenyum meyakinkan sang mertua.

"Baiklah..hati-hati dijalan. Harus sering main kesini ya" ucap Papa sembari melepas pelukan.

Setelah pamitan mereka pun berjalan bersama menuju mobil. Ada Rio yang sedang menunggu mereka di mobil. Melihat Tuan dan Nyonya nya sudah duduk nyaman. Rio pun menjalankan mobil menuju Mansion Rodriguez. Lalu lintas di pagi hari ini terlihat lengang, sehingga membuat laju mobil mereka lancar. Membutuhkan waktu selama 30 menit untuk sampai ke Mansion.

"Silakan, Tuan putri" ucap Sean yang membuka pintu mobil. Mengulurkan tangannya guna membantu istrinya turun. Sudah seperti adegan romansa di kerajaan saja.

Sharai membalas uluran tangan sang suami "Terimakasih Pangeran" balas nya dengan ekspresi menahan tawa.

Kedua nya bergandengan tangan dan berjalan memasuki Mansion. Tampak semua anggota keluarga Rodriguez sedang berkumpul, duduk bersama disofa sembari berbincang. Tidak ada satu pun yang tahu bahwa mereka akan pulang sekarang. Ini kejutan.

"Haloo..." teriak Sean.

Sontak mereka terkejut lalu menoleh ke arah sumber suara. Ahhh..ternyata itu suara dari permata keluarga ini, Sean.

"Kamu! mau bikin jantung Opa dan Oma copot ya" cerocos Opa sembari memegang dadanya. Maklum sudah berusia jadi gampang terkejut.

"Hehe, sorry Opa" cengir Sean tanpa rasa bersalah.

"Baru sampai? Kenapa tidak bilang akan pulang hari ini hmmm? " tanya Daddy menyambut pelukan dari sang anak.

"Iya, Dad. Sengaja, biar kalian kaget" jawabnya.

Mereka hanya menggeleng pelan. Ya namanya juga Sean, si bungsu yang suka jail, ngeselin tapi ngengenin.

"Udah lebih baikan Sha sekarang?" tanya Daddy yang mengelus kepala sang menantu.

"Udah Dad. Sha udah gak mual dan muntah lagi" jawabnya tersenyum tipis.

Daddy mengangguk.

Kemudian Sharai memilih duduk disebelah Mami sementara Sean disebelah Daddy.

"Mami udah siapin makanan yang enak dan sehat untuk perkembangan ibu dan calon bayi nya, kamu icip sekarang ya, sayang"

"Iya, Mami" Sharai tidak bisa menolak karena kebetulan sekarang dia sudah merasa lapar lagi.

Sharai langsung memakan makanan yang diberikan Mami "Eumm, iuni enak baunget Mam" ucap nya sembari mengunyah makanan.

"Berhasil dong Mami bikinnya. Nanti kalo abis Mami akan buat lagi" ucap nya dengan nada semangat. Dulu juga Whylie dibuatkan makanan seperti ini.

se complètent Where stories live. Discover now