7

1.2K 57 4
                                    

Beri aku Vote ya

19.00 Malam di Mansion Walton

Suasana ruang tamu keluarga Walton terasa tegang, hening dan mencekam. Pasalnya mereka kedatangan tetua dari keluarga Rodriguez. Gerangan apa yang membuat mereka bertamu di malam hari ini.

Grandpa paham pasti keluarganya terkejut atas kedatangan mereka, ia berucap "Mungkin, kalian terkejut dengan kedatangan mereka kesini. Sengaja Grandpa tidak memberi tahu kalian"

Mereka mengangguk kecil.

"Smithh, kau bisa membicarakannya sekarang" ucap Grandpa.

"Baik Miller. Kedatangan kami kesini yaitu, untuk membicarakan perihal wasiat perjanjian yang di buat ayah ku dan Miller dalam wasiat tertulis bahwa keluarga Rodriguez dan Walton harus menjodohkan cucu terakhir keduanya" ucap Opa.

"Kabar ini sangat mendadak bukan?Hal ini karena, permintaan ayah suamiku Smithh yang menyuruh dia untuk membuka surat wasiat tersebut ketika 10 tahun setelah kematiannya. Dan..lebih tepatnya hari ini adalah hari peringat tahun ke 10 kematian ayah suamiku. Setelah mengetahui hal ini kami pun segera mengunjungi rumah kalian bermaksud memberi tahu kalian" lanjut Oma.

Keluarga Walton kecuali Grandpa dan Grandma mereka semua terkejut luar biasa dengan berita ini, apalagi Sharai yang ternyata menjadi tokoh utama pembicaraan ini karena, ia adalah cucu taerakhir dari keluarga Walton.

Elliot dan Scott meskipun mereka sama terkejutnya dengan kabar tersebut namun, keduanya malah merasa senang karena yang akan menjadi calon suami adiknya adalah orang yang sudah dikenal dan dekat dengan mereka. Mereka tahu bahwa Sean yang akan dijodohkan dengan sang adik.

Hening sementara sampai Sadie ibu Alex berucap "Alex bagaimana, apa kau setuju nak?" tanyanya.

Alex melihat ke arah putrinya yang terlihat shock "Alex kira tidak ada pilihan lain selain menerima ini, karena wasiat tersebut merupakan keinginan dari kakek buyut yang harus di penuhi. Tapi, Alex juga harus mendengar keputusan dari putri Alex Sharai, Bu" jelasnya.

Grandma mengangguk "Sharai, apa kamu mau menerima perjodohan ini sayang?" tanyanya.

Sarai yang di tanya langsung merasa gugup, hei..ia masih shock dengan berita ini dan sekarang ia diminta untuk memberikan keputusan.

"Mmm... jujur kabar ini membuat Sha terkejut tapi, Sha setuju dengan apa yang diucapkan Papa...Sha, menerima perodohan ini Grandma" ucapnya.

Dalam hati ia berharap jika lelaki itu adalah Sean, meskipun kemungkinan kecil karena siapa tahu Sean bukan cucu terakhir keluarga Rodriguez.

Grandpa mengangguk atas jawaban sang cucu dan memberikan kode pada rekannya itu.

"Syukurlah kamu mau menerima perjodohan ini Sharai, saya ucapkan terimakasih. Cucuku juga pasti akan menerima. Namun, ada satu rahasia yang hanya boleh diketahui oleh orang terdekatnya yaitu..dia memilki kekurangan Sharai"

"Kekurangan? Semua orang tentu memiliki kekurangan" ucap Sharai sedikit menautkan kedua alisnya setelah mendengar penuturan Opa.

Opa mengangguk "Iya, tentu saja. Dan apakah kamu bisa menerima itu?" tanyanya.

Sharai mengangguk, ia penasaran apa kekurangan yang dimiliki cucu Opa Smithh itu "Tentu Opa"

"Cucuku Sean..dia mengidap penyakit Epilepsi Pasca Trauma. Penyakit itu bisa merenggut nyawanya kapan saja jika tidak ditangani dengan cepat. Itu adalah kekurangannya, jika dilihat dari segi fisik dia memang nampak seperti orang sehat namun, dibalik itu dia harus menguatkan diri setiap hari untuk menerima penyakitnya dengan ikhlas" jelas Opa.

Mendengar nama Sean disebut, senyum tipis terpatri di wajah cantik Sharai. Tetapi senyum itu hilang saat ia mendengar bahwa Sean mengidap penyakit. Ia terbengong "Humm?" pelannya. Kabar apa lagi ini kenapa, semua sangat mengejutkan baginya. Sharai tidak menyangka jika Sean sakit.

Mereka semua melihat perubahan ekspresi juga mendengar gumanan keterkejutan Sharai. Sebagai keluarga Rodriguez Opa dan Oma menjadi pesimis, khawatir Sharai berubah pikiran sehingga menolak perjodohan ini.

Tetapi dengan segera Oma menepis pikiran negatif itu, ia pun berucap "Penyakit itu hanya sementara dan masih berada di tahap ringan. Jika Sean rajin minum obat dan menjaga pola hidupnya dia akan kembali sembuh seperti semula Sharai".

"Setelah mendengar apa kekurangan Sean. Apakah kamu masih mau menerima Sean?" tanya Opa.

Sharai terdiam, ia sedikit pamiliar dengan nama penyakit EPT yang diidap Sean. Ia pun memutuskan untuk menerima perjodohan ini. Dengan tegasnya ia berucap "Sha, akan tetap menerima perjodohan ini Opa dan Sha siap menerima kekurangan Sean".

Sontak Opa, Oma dan keluarga Walton yang mendengar merasa bahagia dengan jawaban Sharai. Sejak tadi mereka khawatir jika Sharai akan berubah pikiran dan menolak dengan tegas perjodohan ini.

Papa, Momy, Elliot dan Scott sudah mengetahui mengenai penyakit Sean karena mereka menjadi bagian dari orang terdekat yang diberi tahu. Elliot tahu hal ini karena ia merupakan dokter yang ikut andil menangani Sean dari mulai koma sampai proses penyembuhan. Sedangkan Scott mengetahui penyakit Sean karena ia bekerja membantu kasus kecelakaan Sean. Untuk Papa dan Momy mereka mengetahui hal itu dari orang tua Sean sendiri yang merangkap sebagai teman mereka.

"Karena cucuku sudah menerima perjodohan ini maka, kita bisa segera menentukan pertemuan keluarga selanjutnya" lanjut Grandpa.

"Iya Miller, kami akan memberikan kabar gembira ini pada yang lain dan merundingkan untuk pertemuan mendatang. Kalo begitu kami izin pulang , terimakasih atas jamuannya" ucap Opa.

Opa dan Oma berdiri diikuti yang lain kemudian mereka saling bersalaman.

"Terimakasih sudah mau menerima Sean sayang" bisik Oma yang hanya Sharai jawab dengan anggukan.

"Hati-hati dijalan Smithh" ucap Grandpa melihat keduanya memasuki mobil.

Dalam perjalan pulang Opa baru bisa membuka handphone nya. Ia terkejut melihat pesan dari sang anak.

"Ada apa Mas? tanya Oma, melihat ekspresi terkejut suami nya.

"Simmons, mengirim pesan pada kita memberitahu jika tadi Sean kambuh di ruang TV" jawab Opa.

"Astaga! Kita harus cepat sampai Mas" Oma cemas.

"Tenang sayang. Sekarang keadaan Sean sudah lebih baik. Ia sudah tidur" ucap Opa menenangkan sang istri.

"Syukurlah.." Oma mengelus dada. Dalam hati ia tetap merasa cemas sebelum, benar-benar melihat keadaan cucunya dirumah.










Terimakasih sudah baca 😊

se complètent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang