5

1.5K 55 0
                                    

Beri aku Vote ya

07.30 Pagi di Mansioan Rodriguez

Sean terlihat lebih tampan dengan balutan jas kantor barunya yang sudah sampai sejak pukul 06.00 pagi tadi. Ternyata butik langganan keluarganya memang bagus dalam segala hal entah itu kepasan ukuran, jahitan yang rapih dan waktu pengiriman sesuai dengan yang dijanjikan.

"Good job dek.." puji Davis, melihat adik sepupunya telah minum obat.

Sean hanya tersenyum.

"Mam, Sean mau berangkat sekarang" pamitnya.

"Iya sayang hati-hati, jangan terlalu cape kalo merasa sakit katakan pada Rio biar kamu di bawa pulang" pesan Mami.

"Siap! tuan putri" ucap Sean seraya mengangkat tangan membentuk gerakan hormat kemudian memeluk sang ibu.

Sean menghapiri Opa dan Oma.

"Cucu Oma ini..kamu benar-benar sudah merasa lebih sehat sayang, Oma sangat khawatir" ucapnya dalam pelukan.

"Iya Oma, Sean sudah merasa lebih sehat, Oma tenang saja Sean bisa menjaga diri" ia meyakinkan mereka agar tenang tidak perlu khawatir mengenai kondisinya.

"Hati-hati Boy" ucap Opa yang hanya dijawab anggukan oleh Sean. "Rio tolong jaga cucuku" tambahnya.

Rio mengangguk mantap "Pasti Tuan"

Setelah berpamitan, Sean pun segera memasuki mobil dan duduk dikursi belakang. Biasanya ia duduk di kursi kemudi lalu menyetir sendiri namun, sekarang semua sudah berubah.

Selama di perjalanan menuju kantor perusahaan, Sean merasa gugup dan agak ketakutan jika tiba-tiba penyakit epilepsi nya kambuh di kantor dan dilihat banyak orang.

Mobil Audi hitam yang ditumpangi Sean telah sampai di lobi kantor. Ia turun dari mobil, diikuti Rio di sampingnya. Begitu masuk Sean mendapati sambutan hangat dari para karyawan, ia hanya membalas  dengan terseyum. Sampai di depan ruang kerja, Sean merasa seperti ini adalah kali pertama ia bekerja lagi. Rasanya terasa beda karena sekarang ia menjadi pemimpin yang memiliki riwayat penyakit.

Sean duduk di kursi kebesaran dan langsung mulai mendatangani beberapa kontrak kerja dari klien dibantu oleh Rio selaku sekretaris. Baru beberapa jam bekerja ia merasa kepalanya pusing mungkin, ini efek dari tubuhnya yang belum terbiasa diajak bekerja dan juga penyakit yang di deritanya tidak membolehkan Sean kelelahan dan banyak pikiran. Pada akhirnya ia memilih istirahat sejenak sebelum kembali bekerja lagi. Jika ia memaksakan diri mungkin akan terjadi sesuatu yang buruk dan pastinya mereka yang berada di rumah akan khawatir.

                                ★★

07.00 Pagi di Mansion Walton

"Ala baju pesenan Tante Zaylee udah kamu kirim?" tanya Sharai ditelepon seraya menuju ruang keluarga.

"Udah Bu, tadi diantar Gion dan dikonfirmasi Bu Zaylee bajunya sudah diterima" jawab Ala.

"Baiklah, terimaksih La. Ohh iya La hari ini saya gak ke butik. Ada acara amal keluarga. Kamu tolong handle dulu ya La"

"Sama-sama, siap Bu. Ibu tenang saja semua akan aman ditangan saya" ucap Ala dengan nada canda.

Sharai terkekeh "Iya, iya saya percaya sama kamu. Saya tutup telponnya ya"

"Silakan Bu"

Sharai pun memutus panggilan, ia pergi berjalan menuruni tangga.

"Sharai...cepetan sayang yang lain sudah menunggu" teriak Momy sambil melihat isi tas, memastikan tidak ada barang yang tertinggal.

"Iya Mom. Ini Sharai udah ada di depan Momy" jawabnya, tersenyum melihat ekspresi terkejut sang ibu.

se complètent Where stories live. Discover now