19

938 37 0
                                    

Beri aku Vote ya

Akhirnya, sampailah mereka pada hari terakhir di Swiss. Ada rasa happy dan sedihnya. Senang karena punya banyak pengalaman disana dan juga momen yang tak akan terlupakan sampai kapan pun, sekaligus sedih karena harus mengakhirinya. Selama disana mereka banyak bersyukur atas segala ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Sean sendiri bersyukur karena selama hari pertama disini sampai sekarang, penyakitnya tidak kambuh. Sebelumnya juga Sean telah konsul dengan domter dan kedua kakak nya   mengenai perjalanan honeymoon nya ke Swiss.

Setelah tinggal di desa Appenzell selama kurang lebih 2 minggu mereka sekarang sudah berada di ibu kota Zurich tepatnya di Hotel Teh Dolder Grand. Lokasinya yang berada di dataran tinggi membuat Hotel ini memiliki panorama menarik untuk dinikmati, ada kamar yang luas dan fasilitas mumpuni.

Di Bahnhofstrasse mereka akan membeli oleh-oleh yang menurut mereka harus dibawa pulang sebagai kenang-kenangan dan bisa diberikan pada yang lain.

"Lucu ga?" tanya Sharai menunjukan sesuatu pada Sean.

"Lucu sayang" jawab Sean.

"Okke aku beli ini aja. kamu udah milih?"

"Udah" angguk Sean.

"Apa tu?" Sharai tak melihat Sean mengambil appun di toko ini.

"Rahasia nanti aku kasih tahu"

"Apaan maen rahasia.." ucap Sharai mempoutkan bibirnya.

"Makin lucu kalo udah kaya gini" Sean menguyel ke dua pipi Sharai "Kamu sabar aja nanti aku tunjukin" lanjutnya.

"Lepuasin dulu ini nya" ucap Sharai menunjuk tangan Sean yang masih memegang pipinya.

Setelah tangan Sean terlepas Sharai berucap "Okke deh" pasrahnya.

'Drt..Drt..Drt..' dering ponsel Sean.

Sean menjawab telepon "Helo"

"Ahh..yes" ucap Sean di telpon.

"Ya" angguknya.

"Thank you" panggilan terputus.

"Telepon dari siapa sayang?" tanya Sharai, sedari tadi dia melihat Sean banyak menerima panggilan.

"Dari temen aku"

"Ohh gitu" Sharai mencoba untuk tidak kepo.

                                ★★

Sean telah menyiapkan makan malam di hotel ini dibantu pihak hotel pula. Dia ingin memberikan sebuah kejutan pada istrinya. Malam hari ini Sharai memakai dress berwarna hitam dipadu dengan scraps bercorak cerah di lehernya sedangkan Sean memakai pakain formal berwarna abu.

"Kenapa mata aku harus pake ini?" tanya Sharai menunjuk penutup mata.

Sean hanya tersenyum. Ia menuntun Sharai sampai tujuan.

"Aku buka penutup matanya sekarang ya. 1-2-3" ucap Sean.

Sharai menutup mulut terkejut dan takjub "Woww..." ia menutup mulut nya.

"Do you like it?" tanya Sean.

Sharai manggut-manggut kemudian mengahadap Sean.

"How you do this?" tanya Sharai yang terharu dengan kejutan dari Sean.

"Someone help me"

Sharai mengangguk "Thank you. I really really like this" ia memeluk Sean erat membenamkan wajahnya di dada bidang Sean.

se complètent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang