Reunion

909 131 17
                                    


Perhatian! Penggambaran tentang dewa-dewi Yunani dalam cerita ini mungkin tidak akurat karena hanya berdasarkan imajinasi penulis semata.

Lee Heeseung as Gaver
Yu Jimin as Lara

***
Reunion

***

Setelah kedua kakinya berjalan hingga mencapai area depan hutan, Gaver menghentikan langkahnya. Suatu firasat membuat sang pemburu seketika siaga akan keadaan sekelilingnya, dalam hati ia terus mengumpat sebab tau betul bahwa monster yang tadi ternyata masih disini.

Sekelebat bayangan hitam panjang tertangkap mata sedang bergerak cepat mengelilingi Gaver, si pemburu memegang pedangnya erat-erat bersiap dengan segala kemungkinan serangan mendadak yang bisa terjadi kapanpun.

Srakkk

Dengan begitu cepat ekor ular berukuran besar muncul dari balik semak, melibas kuat sasarannya tanpa ampun. Untung saja Gaver segera menghindar dengan melompat ke sisi lain, membuat libasan ekor tersebut mengenai sebatang pohon oak tak berdosa sampai pohon tersebut tumbang dan akarnya mencuat keatas. Kalau saja saat melompat tadi Gaver meleset sedikit, maka ia yakin sekali pasti sekarang nyawanya sudah melayang.

  Setelah serangan barusan monster itu kembali bersembunyi, bergerak mengecoh sang pemburu dengan kecepatan luar biasa cepat. Beberapa kali Gaver harus menoleh ke sana-sini untuk memastikan kemana pergi kelebatan hitam itu, sekaligus bersiap jikalau lagi-lagi terjadi serangan dadakan.

Namun untungnya tak lama sosok asli monster muncul, berjarak sekitar sepuluh meter dari depan Gaver dengan bentuknya yang menyeramkan. Makhluk itu berkepala manusia dengan wajah hingga tubuh bagian atas seperti wanita, terdapat ratusan ekor ular mendesis diatas kepala sebagai rambutnya, dan dia tidak memiliki mata. Sementara tubuh bagian bawahnya berupa ular raksasa seukuran pohon kelapa, melihat ketiadaan mata pada sang monster Gaver yakin monster ini bertarung menggunakan indera penciuman saja.

"Baguslah kau cepat muncul, leherku sakit dari tadi terus menoleh kesana-kemari"

Gumamnya sembari memegang pedang erat-erat, siap untuk menyerang. Sementara monster di depannya meluncur cepat kearah Gaver, kedua tangannya dilengkapi kuku-kuku hitam tajam siap merobek si pemburu yang memasang kuda-kuda untuk menebaskan pedangnya.

Ngiiing

Tebasan pedang Gaver tidak kena, monster itu dengan gesit menghindar dari serangan sang pemburu begitupun juga cakarnya yang tidak berhasil menyentuh Gaver sedikit pun. Kemudian dengan berang karena serangannya pada si pemburu tak kunjung berhasil monster itu berteriak, teriakannya yang melengking membuat dedaunan bergoyang bak diterpa angin kencang.

"Ah sial, gendang telingaku.."

Teriakan nyaring tersebut terasa begitu memekakkan, meski Gaver telah berusaha menutup kedua telinganya namun tetap saja dari dalam rongga telinganya mengeluarkan darah. Padahal ia baru saja sembuh dari luka di perut, tapi kini harus bertarung lagi dengan keadaan telinga yang sangat sakit sampai kepalanya pun terasa begitu tak karuan.

  Meskipun demikian ia tidak menyerah, pertarungan mereka terjadi dengan begitu sengit. Gaver berhasil memotong sebelah tangan makhluk menyeramkan itu hingga membuatnya semakin marah dan membabi-buta menyerang sang pemburu. Gaver terus berlari kesana-sini, meloncat, berguling dengan darah yang terus menetes dari lubang telinganya guna menghindari sekaligus menyerang si monster.

Sebegitu sengitnya pertarungan hingga tak sadar telah kembali sampai ke daerah pinggir danau Hallwood, Gaver terlalu fokus bertarung hingga tak memperhatikan sekitar. Ia hampir sampai batasnya, sudah begitu kewalahan pada serangan bertubi-tubi dari monster yang entah mengapa kelihatan tidak kunjung berhasil terkalahkan.

HUNTER AND THE NIMPHWo Geschichten leben. Entdecke jetzt