About The Underworld

359 66 17
                                    

Perhatian! Mohon dipahami bahwa penggambaran tentang dewa-dewi Yunani dalam cerita ini banyak yang tidak akurat, penulis mengubah beberapa fakta tentang mereka agar sesuai dengan jalan cerita yang ada.


Lee Heeseung as Gaver
Yu Jimin as Lara
Other cast are all OC

***
About The Underworld
***

"Oh ya ampun, maafkan aku anak manis.."

"Anak aneh, kau menganggap Gaver sebagai adikmu. Lalu kau memanggil Lara anak manis?"

Celetukan si wanita yang sedang mengenakan gaun sutera putih itu sukses membuat yang barusan menyebut Lara anak manis jadi mengusap wajahnya sendiri dengan kasar, entah mau sejauh mana kembarannya ini menghina dirinya didepan Lara iapun tak tahu.

"Apa kau sudah puas menghinaku Artemis? Aku ragu kau adalah kembaran ku"

Yang dipanggil Artemis membuang muka, ia menghembuskan nafas panjang, memutar matanya dengan malas lalu menatap Lara yang kelihatan bingung karena mendadak harus terlibat dalam drama aneh khas anak-anak kembar Zeus padahal ini adalah kali pertamanya mereka bertemu.

"Belum, kau memang pantas dihina dasar Apollo bodoh!"

Lanjutnya, lalu berpindah posisi. Yang tadinya berada di samping Apollo kini telah berubah ke samping Lara, sang nimfa muda tersenyum canggung pada Artemis si dewi perburuan yang selalu mengenakan gaun sutera putih gading itu. Artemis malas sekali rasanya jika harus terus duduk di sebelah Apollo, jujur saja Apollo itu suka tidak sadar jika dirinya telah mengeluarkan cahaya yang amat terang hingga mengganggu pengelihatan.

Entah mungkin karena dirinya adalah dewa matahari dan suasana hatinya seringkali mempengaruhi intensitas cahaya yang keluar dari tubuhnya, Artemis pun tidak mengerti mengapa ayahnya Zeus yang agung menjadikan Apollo si tukang terbawa suasana ini sebagai dewa matahari karena pasti cahaya yang keluar dari dirinya hanya akan terlihat aneh dari bumi. Entah sudah berapa banyak keanehan cahaya matahari dari Apollo yang terjadi dalam beberapa hari ini, atau semenjak Gaver diculik karena sang dewa matahari terus saja kacau suasana hatinya.

Setelah itu kendaraan yang ditarik oleh empat ekor kuda tersebut pun melesat pergi meninggalkan taman istana Aphrodite, dengan membawa serta putri kesayangan sang dewi kecantikan tanpa sepengetahuan si dewi sendiri. Karena jika sampai ibu Lara tau bahwa putrinya telah dibawa pergi oleh dua sosok yang sama sekali tidak akur dengannya itu maka sudah bisa dipastikan Aphrodite akan mengamuk. Tetapi untungnya kedua sosok itu sudah dengan cermat mengamati segala hal yang sedang terjadi dari atas sang surya hingga mengetahui dengan baik kapan waktu yang paling tepat untuk membawa lari Lara dari pengawasan ibunya, yaitu saat dimana dewi Aphrodite sedang disibukkan oleh Hermes.

"Haaah, akhirnya.."

Apollo menghembuskan nafas lega, tubuhnya kian menyilaukan mata. Itu semua karena suasana hati yang membaik setelah lumayan jauh dari taman istana Aphrodite, dan segala ketegangan saat dalam proses membawa lari putri kesayangan sang dewi kecantikan tadi.

"M-maaf dewa dewi, tapi kalau aku boleh tau.. kita akan pergi kemana?"

Lara sudah sangat canggung dan kikuk sebab perdebatan sang dewa matahari dan kembarannya sang dewi perburuan, ia mau tak mau harus menanyakan kemana mereka akan pergi bukan? Jujur saja dari tadi saat memutuskan untuk ikut bersama naik keatas kereta kuda emas ini ia bahkan tidak tahu akan dibawa kemana, satu-satunya alasan kenapa Lara ikut adalah karena suara Artemis sama persis dengan suara kuda hitam betina beberapa waktu lalu.

"E-eh.. kau tidak tahu akan dibawa kemana tapi tetap memutuskan ikut?"

Apollo mengerutkan dahinya sambil menatap Lara dengan pandangan heran, si dewa matahari tidak habis pikir bahwa anak itu benar-benar langsung ikut saat Artemis mengajaknya naik keatas kereta kuda padahal sama sekali tidak tahu akan dibawa kemana. Jika begini caranya maka Lara akan dengan sangat mudah diculik, sang dewa matahari bahkan juga memijit keningnya yang mendadak pusing karena Lara.

HUNTER AND THE NIMPHWhere stories live. Discover now