Embodiment of Life And Death

737 119 6
                                    


Perhatian! Penggambaran tentang dewa-dewi Yunani dalam cerita ini mungkin tidak akurat karena hanya berdasarkan imajinasi penulis semata.

Lee Heeseung as Gaver
Yu Jimin as Lara

***
Embodiment of Life and Death
***


Kehidupan, kedatangannya disambut dengan sukacita. Dirayakan serta menjadi sebuah kebahagiaan bagi yang memperoleh, keberadaannya begitu dicintai dan di harapkan. Berbanding terbalik dengan Kematian, keberadaannya sendiri menjadi hal paling ditakutkan. Kehadirannya dipenuhi kesedihan, bahkan tak jarang dibenci, sebab tiada satupun makhluk yang mengharapkan.

Pagi yang cerah di hutan Hallwood, dimana matahari dengan cahaya keemasannya perlahan mulai menampakkan wujud dari balik peraduan. Suhu ditempat itu terasa masih amat dingin, membuat kedua makhluk yang tadi malam tidur di dekat api unggun semakin mendekatkan diri satu sama lain untuk mencari kehangatan.

Entah bagaimana ceritanya posisi tidur Lara dan Gaver yang tadinya saling membelakangi sekarang berubah jadi saling berhadapan, sama-sama meringkuk lucu seperti dua ekor anak kucing. Si telinga runcing terjaga lebih awal, tadinya sempat kaget dengan posisi tidurnya sendiri yang mendadak telah berhadapan langsung dengan Gaver. Tapi itu tidak lama, karena kemudian Lara malah sibuk sendiri memperhatikan tiap fitur di wajah pria yang masih tertidur lelap itu.

Gaver masih bertelanjang dada sama seperti tadi malam, baju dan pedangnya juga tergeletak begitu saja diatas rumput kering. Api unggun yang tadinya menjaga suhu tetap hangat telah lama padam, menyisakan arang sisa pembakaran yang sudah mendingin. Lara mengulurkan tangannya, diam-diam berusaha untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah Gaver.

Semua itu dilakukan agar ia dapat melihat paras si pemburu dengan jelas, namun begitu berhasil melakukan hal tersebut tangannya telah terlebih dahulu di cengkram oleh si pemilik rambut. Lalu dengan cepat manik sewarna arang itu terbuka lebar, nyaris melotot persis kearah Lara membuat sang nimfa meringis takut.

"Oh? Maaf.. maafkan aku, ku kira kau adalah ancaman tadi"

Ekspresi wajah galak yang barusan ia tunjukkan seketika menghilang kala mendapati sosok Lara yang tengah meringis karena ulahnya, Gaver buru-buru meminta maaf dan segera bangkit dari tidurnya. Sebagai pemburu Gaver memang selalu bersikap awas dengan situasi di sekeliling, ia terbiasa menghadapi segala kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi bahkan saat sedang tidur sekalipun.

Jadi meskipun sedang tidak dalam kondisi berburu ia tetap selalu siaga, sedikit saja rangsangan terasa dipermukaan kulitnya maka Gaver pasti akan langsung terbangun dan siap mempertahankan diri atau bahkan menyerang saat itu juga. Begitupun saat tadi Lara menyentuhnya, ia sempat mengira nimfa cantik itu adalah ancaman sehingga tidak sadar mencengkramnya.

"Tidak apa-apa, ini tidak terlalu sakit kok"

Lara memang berkata demikian, tapi Gaver dapat melihat dengan jelas pergelangan tangannya yang memerah. Sang pemburu menatap kedua tangannya sendiri, tangan ini sudah terlalu terbiasa berlaku kasar sehingga tidak dapat mengendalikan diri untuk tidak demikian. Dalam hati ia sungguh merasa bersalah telah menyakiti Lara, untungnya nimfa itu peka sehingga saat melihat Gaver murung ia segera mendekati sang pemburu.

Pergelangan tangannya yang memerah tadi ia tunjukkan pada Gaver, si telinga runcing memejamkan mata sebentar. Lalu kemudian tangannya telah kembali seperti semula, persis di depan Gaver merah itu menghilang secara ajaib. Lara tersenyum cerah setelahnya, menandakan bahwa ia baik-baik saja dan Gaver tidak perlu murung lagi.

HUNTER AND THE NIMPHWhere stories live. Discover now