Making Up

437 66 14
                                    

Perhatian! Mohon dipahami bahwa penggambaran tentang dewa-dewi Yunani dalam cerita ini banyak yang tidak akurat, penulis mengubah beberapa fakta tentang mereka agar sesuai dengan jalan cerita yang ada.

Lee Heeseung as Gaver
Yu Jimin as Lara
Other cast are all OC

***
Making Up
***

"Apa kau senang aku menghukum Hermes?"

"Tidak, aku bukan sosok yang suka berbahagia diatas penderitaan yang lain. Aku hanya lega akhirnya Artemis, Lara dan Gaver mendapat keadilan"

Jawaban putranya yang satu ini membuat Zeus terdiam, niat awalnya yang ingin sekedar mengetahui bagaimana reaksi Apollo tentang hukuman Hermes malah membawanya kepada fakta baru yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Apollo di mata Zeus adalah pribadi yang meledak-ledak, ia spontan dan tak memikirkan pandangan orang lain terhadapnya. Tapi itu semua sangat bertolak belakang dengan yang Zeus dengar kali ini, seberapa keras pun ia mencari kebohongan pada manik amber itu ia tetap tak dapat menemukannya di sana.

Grep!

Manik amber Apollo melebar kala Zeus tiba-tiba memeluknya, seluruh tubuhnya kaku dan ia tidak bergerak sedikitpun. Wajahnya terlihat benar-benar seperti kaget yang sangat luar biasa, Artemis mau tak mau jadi tersenyum melihatnya. Sebelah tangan sang dewi perburuan tergerak untuk mengusap punggung Apollo, mencoba menenangkan kembarannya agar tidak terus-menerus memasang ekspresi wajah sedemikian rupa.

"Maafkan aku Apollo.. maafkan aku"

Kata-kata itu terus diulang Zeus sambil memeluk putranya, ia merasa sangat bodoh karena selama ini tidak pernah melihat Apollo. Matanya telah terlalu lama dibutakan oleh cintanya terhadap Hermes, hingga mengabaikan putranya yang lain.

Apollo diam, ia tidak mengatakan sepatah katapun. Sang dewa matahari tidak ingin ayahnya tau bahwa suaranya sudah pasti sangat parau sekarang, alhasil ia hanya menganggukkan kepalanya sambil membalas pelukan Zeus. Artemis yang melihat itu semua tidak sanggup untuk menahan air matanya, ia masih belum diizinkan bangkit oleh Apollo. Jadi ia hanya bisa menangis sambil berbaring, tanpa bisa ikut dalam sesi berpelukan antara ayah dan anak itu.

"Setidaknya jika kalian ingin berpelukan, peluk aku juga hiks"

Ujarnya sambil menghapus air mata yang terus menetes, Zeus dan Apollo menoleh kearahnya sebelum akhirnya mereka turut membawa Artemis dalam pelukan. Hingga kini ketiganya tampak berpelukan diatas ranjang sambil menangis.

***

Lorong kuil Panacea terlihat sangat sepi, entah kemana perginya semua orang yang tadi berada di aula. Mungkin mereka sedang istirahat, tapi sepertinya tidak dengan sosok satu ini. Ia berjalan menyusuri lorong sendirian, bersama dengan kesunyian langkahnya berhenti di depan sebuah pintu kamar. Meski terlihat ragu-ragu untuk meraih pegangannya, akhirnya ia memberanikan diri membuka pintu tersebut lalu kemudian masuk kedalam.

Didalam sana dua sosok tengah terbaring dengan mata terpejam, ia berjalan mendekat dengan perlahan tanpa membuat suara sedikitpun. Entah bagaimana caranya langkah kaki sepatu kulit itu dapat sama sekali tidak mengeluarkan suara, seakan tubuhnya hanya mengambang di udara padahal sedang berjalan diatas lantai.

Langkah kaki itu berhenti saat didepannya terdapat seonggok pakaian kotor berwarna hitam yang robek di beberapa bagian, maka dalam satu kali gerakan jari pakaian-pakaian itu seketika bersih, jangankan kotoran, robekan disana pun turut menghilang, pakaian itu kembali seperti baru dan terlipat diatas meja. Vas bunga yang tadinya berantakan pun telah di rapikan, kini semuanya sudah bersih dan rapi.

HUNTER AND THE NIMPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang