Lara's Truth

297 58 23
                                    

Perhatian! Mohon dipahami bahwa penggambaran tentang dewa-dewi Yunani dalam cerita ini banyak yang tidak akurat, penulis mengubah beberapa fakta tentang mereka agar sesuai dengan jalan cerita yang ada.

Lee Heeseung as Gaver
Yu Jimin as Lara
Other cast are all OC

***
Lara's Truth
***

Malam hari datang begitu cepat, dan disaat semuanya sudah tertidur Gaver malah sama sekali tidak dapat membawa dirinya untuk terlelap. Matanya masih begitu cerah, tidak ada tanda-tanda rasa kantuk disana. Ia melirik ke arah tempat Lara tidur, sang nimfa muda memilih untuk tidur bersama dengan ibunya di sini. Mereka berbaring di sebelah Gaver, sang dewi tampak memeluk putrinya yang sedang tidur. Karena tidak ada kamar maka ia dapat melihat dengan jelas, mereka berpelukan seperti dua ekor kucing yang kedinginan.

Sementara di sebelahnya, Hermes tidur telentang dan kedua tangan sang dewa kelihatan tertumpuk sangat rapi di atas perut. Seolah-olah Hermes sedang tidak benar-benar tidur, sungguh rapi dan tidak nyata. Apalagi wajah tampan sang dewa, ia terlihat sangat indah ketika sedang tidur. Tidak kalah indah dengan dua sosok wanita yang berada di sisi lain tempat tidur, Gaver menatap langit-langit gubuknya.

"Mereka sangat bercahaya"

Gumamnya pelan sebelum bangkit, Gaver tidak bisa tidur jadi ia memutuskan untuk keluar dan duduk di atas sebuah potongan kayu besar di depan gubuk. Di atas angkasa langit terlihat dipenuhi aneka bintang-bintang, mereka seolah menemani bulan yang bersinar terang karena sedang purnama. Putra Hades itu memejamkan matanya saat angin malam yang dingin berhembus mengenai permukaan kulitnya, Gaver sudah lama tidak duduk tenang sembari menikmati keindahan langit malam seperti ini.

Hidupnya setelah sang ibu tiada memang selalu dipenuhi oleh kewaspadaan, dimana saja ia harus selalu waspada. Keberadaannya sendiri yang merupakan seorang demigod sudah sangat menarik para monster untuk datang mendekat, maka dari itu Gaver harus siaga setiap saat. Karena alasan itu jugalah Gaver menjadi seorang pemburu monster, ia menarik para monster keluar, membunuh mereka, lalu mendapatkan imbalan darinya.

Tapi kini keadaannya berbeda, ia sudah tidak sendirian. Jika itu monster tingkat rendah maka Lara pasti bisa melawannya, tapi jika bukan tingkat rendah hal tersebut dapat membahayakan sang nimfa. Belum lagi sekarang ada Hermes dan Aphrodite yang tidak memiliki kekuatan, kalau di pikir-pikir menurutnya sikap sang dewi kecantikan yang melarang dirinya dekat dengan Lara ada benarnya. Ia berbahaya bagi putri Aphrodite, keberadaannya didekat sang nimfa dapat membuat para monster juga mendekati Lara.

Sepertinya angin malam telah membuat Gaver jadi memikirkan banyak hal yang belum terjadi, ia terhanyut dalam lamunan tanpa menyadari sesosok tubuh telah berdiri dibelakangnya. Begitu tidak sadarnya Gaver, bahkan ketika sosok itu tepat berada dibelakang punggungnya ia tetap saja tidak tahu. Melihat Gaver terus-terusan diam tak bergerak, sosok itu kemudian mengangkat kedua tangannya untuk diletakkan ke bahu Gaver.

"Oh!"

Merasakan dua lengan mendadak menjulur dari sisi bahunya membuat Gaver terkejut, ia hampir saja bangkit jika tidak melihat lengan baju berwarna merah muda kekuningan sosok pemilik tangan. Kepala sosok yang baru saja muncul kini bertengger di bahunya, putra Hades itu membawa tangannya untuk mengusap lembut rambut panjang bergelombang tersebut.

"Kau tidak tidur?"

Tanyanya, sosok itu menggelengkan kepala hingga rambut tebal itu menggesek leher dan bahu Gaver. Sang putra Hades tertawa geli, ia sadar si nimfa muda masih sangat mengantuk mengingat tadi Lara sedang tidur di dalam pelukan ibunya. Entah apa yang membuat putri Aphrodite itu bangun lalu kemudian menyusul dirinya duduk di luar, Lara benar-benar menumpukan seluruh berat tubuhnya ke Gaver saat ini.

HUNTER AND THE NIMPHOù les histoires vivent. Découvrez maintenant