Bab. 7

1.2K 202 10
                                    

We are Just Partner
23.10.23





"Hah ... ini merepotkan," gumam Yibo saat tak segaja tatapannya menoleh pada sosok Zhan di balik kerumunan murid yang bergegas keluar dari kelas masing-masing untuk menonton.

Dalam diam keduanya saling bersitatap, dan Yibo sungguh yakin Omega itu memberikan sebuah kekehan menyebalkan sebelum pergi melenggang dengan seorang guru lainnya.

"Omega sialan," gumam Yibo menundukkan wajah demi menyembunyikan tawanya.

.....

"Siapa yang kau sebut sialan, hah?!"

Letnan itu diam saat kerah bajunya kembali dicengkeram dan ia ditarik hingga berdiri oleh pemuda yang menurutnya, wajahnya terlalu tua untuk menjadi murid SMA. "Kau berani membuat adikku menangis? Lihat saja, akan kuremukkan tulang-tulangmu itu!"

Wang Yibo memiringkan kepalanya. Ia tidak bisa menyakiti seorang murid tentu saja, atau Kolonel Haikuan mungkin akan menyerahkannya pada Jenderal Zhuo Wanyin yang menakutkan itu. Hanya saja, tidak ada salahnya jika saat ini dia sedikit melepaskan kekesalan di hatinya, kan?

"Kakak kelas, ayo jangan berkelahi di sini, bagimana kalau kita cari temat yang sepi agar kau bisa meremukkan tulangku sepuasmu. Lagi pula aku juga butuh sedikit pelampiasan." Yibo tersenyum pada pemuda di depannya yang kemudian berkata 'baik!' lalu kembali menyeret kerah bajunya agar ikut ke lapangan.

"Letnan, tolong jangan bertindak kasar." Suara di earphoe Yibo mengingatkan.

"Aku tahu, aku hanya akan sedikit berolah raga untuk menyegarkan pikiran," ucap Yibo yang mendapat lirikan dari lelaki berbedan besar yang saat ini menyeretnya.

Guo Cheng yang mendengar jawaban sang letnan melirik Fanxing yang kini duduk di sebelahnya. "Letnan tidak akan membunuh murid itu, kan?" bisiknya menutupi earphone agar Yibo tak bisa mendengarkan percakapannya dengan sang sahabat.

"Bukankah tadi dia bilang hanya akan menyegarkan pikiran?" gumam Fanxing tersenyum untuk melegakan perasaan sang sahabat. Meski jujur dia juga ragu.

~~~...~~~

Bukk!

Sraaat!

Brakkk!

Duagh!

Pukulan, tendangan dan satu persatu tubuh yang mulai bergelimpangan. Di depan sana, para murid SMA yang sebagian besar memiliki badan besar itu kini meringkuk kesakitan.

Wang Yibo mengibaskan tangannya, berlagak kelelahan. "Astaga ... anak-anak jaman sekarang, kenapa kalian memiliki badan yang begitu besar padahal tenaga kalian tidak seberapa?" Letnan itu menatap sepuluh pemuda berbadan kekar di depannya yang telah tergeletak tak berdaya, masing-masing dari mereka hanya mendapatkan satu pukulan di wajah, dan beberapa di perut dan kaki, tapi, hanya dalam lima menit saja, semuanya telah berhasil ia lumpuhkan.

Tentu saja, bukan? Bahkan ini pertandingan yang sangat tidak adil sebenarnya. Bagaimana bisa seorang petugas polisi yang terlatih memukuli anak-anak sekolah? Yah, anggaplah mereka sedang sial karena berada di depan Yibo saat Letnan itu tengah kesal karena mahluk bernama Park Zhan!

Melihat geliat para pemuda di depannya yang tak berdaya, Yibo mendekati pemuda bernama Huaisang yang meringkuk di sebelah pepohonan, nyalinya ciut melihat bagaimana kakak dan para anak buahnya dihajar habis-habisan oleh murid baru di kelasnya yang notabene meski tinggi, tapi berbadan lebih kecil dibanding sang kakak dan para gengnya.

Sang ketua, Mingjue, yang melihat Yibo mendekati adiknya segera berteriak meski dalam keadaan lemah. "Jangan sakiti adikku, kau boleh membunuhku, tapi jangan sakiti dia!"

(TAMAT) We are Just a PartnerHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin