Bab. 43

1K 115 15
                                    

We are Just
'Partner'
Chapter 43
27.12.23

Let's Have a Try!













"Letnan, bangunlah."

Wang Yibo membuka mata dan melihat Zhan yang duduk di depan cermin rias, terlihat memberikan beberapa perawatan wajah pada kelopak matanya yang cukup bengkak.

Malam tadi, setelah pidato yang diungkapkan sang istri, di mana para tamu menjadi terharu oleh kata-kata Zhan yang begitu tulus, mereka akhirnya mengakhiri resepsi dengan secara resmi memperkenalkan kembali Wang Yibo dan Park Zhan sebagai anggota termuda keluarga Lan.

"Cepat mandi dan akan aku oleskan ini padamu." Zhan memperihatkan krim di tangannya.

Yibo tersenyum, alpha itu turun dan mengecup leher pasangannya. "Apa kau lapar? Mau pesan room service?"

Zhan menggeleng. "Kakek meminta kita langsung pulang."

Yibo menatap Zhan yang terlihat bersemangat. "Kau ... sungguh tidak keberatan tinggal bersama keluargaku? Kakekku bukanlah orang yang cepat puas. Mungkin suatu hari dia akan memintamu meninggalkan pekerjaan dan hanya fokus mengurus rumah."

Zhan terdiam sejenak. "Apa itu akan menyusahkanmu?"

Wang Yibo terdiam terkejut. "Tentu saja tidak." Alpha itu menggengam tangan Zhan erat. "Aku hanya tidak ingin memaksamu hingga kau merasa tidak bahagia. Karena masalah apa pun yang akan menyambut kita di masa depan, jika kau di sisiku, aku rasa aku akan bisa mengatasinya."

Zhan mengecup pipi Yibo. "Aku akan ada di sisimu, dan bukan hanya aku saja." Zhan menaruh tangan Yibo pada perutnya.

~~~...~~~

Maka seperti yang telah diputuskan, park Zhan dan Wang Yibo kemudian pindah ke kediaman Lan sehari setelah resepsi berakhir. Keduanya menempati kamar lama Yibo sebelum kamar baru yang dipersiapkan oleh James—yang lebih luas dengan semua peralatan bayi yang bisa masuk ke dalamnya—selesai dibuat.

.....

"Gege akan pulang? Tapi kenapa begitu cepat? Tinggallah lebih lama." Zhan menggenggam tangan sang kakak yang tersenyum padanya.

"Anak nakal, mana bisa aku terus di sini? Aku juga harus bekerja. Nanti saat anak kalian lahir, aku akan datang dan memberi hadiah kelahiran." Wuxian mencium kening sang adik.

"Tapi ...."

"Jangan tapi-tapi. Sudah ada Yibo yang menjagamu, jadi aku tidak akan khawatir, dan kau tahu aku tidak bisa terus di sini, kan?"

Zhan hanya mengangguk dalam diam. Dia tahu sang kakak memang harus kembali. Rumah, pekerjaan, dan kehidupan lelaki itu ada di Korea. Hanya saja ... setelah bertemu dan kembali menghabiskan waktu bersama, dia sungguh tidak ingin berpisah.

"Zhan," Yibo yang datang ke balkon di mana keduanya bicara mengangguk pada Wuxian sebagai salam hormat.

"Lihat, suamimu sampai datang karena kau terlalu lama meninggalkannya." Wuxian melirik Yibo yang hanya tersenyum sembari menggaruk kepalanya. Zhan memang telah mengatakan akan ke lantai dua di mana kamar tamu untuk kakaknya berada, tetapi karena omega itu tidak juga kembali maka dia kemudian menyusul.

"Sana pergi, sudah malam, tidur yang nyeyak agar bayimu cepat tumbuh." Wuxian mendorong pelan lengan Zhan ke arah Yibo. Membuat sang adik tersenyum dalam diam dan pergi menggapai lengan suaminya.

"Kenapa bos tidak jujur saja mengenai kesulitan keuangan yang kau alami pada Zhan? Bagaimanapun semua uang yang ia gunakan untuk meneruskan pendidikan adalah alasan mengapa kau sampai menggadaikan rumah dan tanah keluargamu, kan? Lagi pula, bukankah mertuanya cukup kaya?" Binghe yang sedari tadi duduk di sisi balkon sembari bermain ponsel kini berdiri di sisi Wuxian yang kembali menatap pemandangan taman di kediaman Lan yang terlihat menakjubkan.

(TAMAT) We are Just a PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang