Bab. 9

1.1K 181 26
                                    

We are Just Partner
27.10.23




Wang Yibo berlari bersama Huaisang menuju taman belakang sekolah. Di mana Omega kecil itu lalu dengan kesusahan memanjat dinding pagar sekolah yang tinggi untuk berlari ke luar.

"Astaga ...." Melihat itu, Yibo kemudian mendahului melompat hingga Huaisang melebarkan mulutnya demi melihat sosok lelaki itu yang seolah terbang. "Apa yang kau tunggu? Aku punya urusan lain, cepatlah!" teriak Yibo pada Huaisang yang masih merayap di tembok tepat setelah dirinya mendarat dengan sukses.

"Ba, baik!" Huaisang mencoba kembali, meski pada akhirnya pemuda itu berhasil lewat dengan terjerembab jatuh dan membuat Yibo meggelengkan kepala.

"Di, di sana!" teriak Huaisang menunjuk sebuah taman bermain di ujung jalan, pemuda itu berdiri dengan lutut berdarah untuk menyusul Yibo yang segera mendahuluinya berlari.

Huaisang tertinggal jauh karena kecepatan Yibo. Letnan itu terdiam kaget saat menemukan dua Alpha anak buah Mingjue yang telah terkapar bersimbah darah, sementara Mingjue sendiri masih bergulat dengan setidaknya sepuluh orang lelaki yang dapat Yibo pastikan bukan murid sekolah menengah. Meski perlawanan lelaki itu sepertinya percuma jika melihat jumlah luka yang dideritanya.

"Fanxing, kirim bantuan, aku di taman belakang sekolah. Cepat!" Yibo bicara lewat microfon kecil di balik kerah seragamnya.

"Baik, Letnan." Setelah suara di sana menjawab, Yibo segera menerjang untuk menyelamatkan Mingjue yang kembali terbatuk darah saat sebuah pemukul mengenai perutnya.

Duagh!

Sebuah tendangan telak mengenai lelaki yang bersiap memukul Mingjue. Lelaki itu menoleh dan menatap tajam pada Yibo.

"Siapa kau?!" teriak salah satu dari mereka pada Yibo yang dengan gesit melawan dan menyingkirkan kesepuluh lelaki di sana dari dekat Mingjue yang kemudian ia lemparkan hingga pemuda berbadan besar itu terjerembab ke sisi lapangan.

"Kalian Alpha tua, kenapa hanya berani mengeroyok siswa sekolah? Hah?!"

"Dia menghalangi jalan kami, menyingkir atau aku akan menghajarmu juga!" Salah satu dari mereka segera menyiapkan kembali pemukulnya yang sempat ditendang Yibo dengan mudah.

"Cih, mengancam petugas penegak hukum adalah pelanggaran, kau tahu?" gumamnya yang membuat Mingjue yang terkapar di sana dan para lelaki itu sendiri mengerutkan kening keheranan.

"Bocah brengsek, ngoceh apa kau?!"

Yibo terkejut, dengan wajah bahagia dia kemudian membalas. "Astaga, Paman! Seharusnya aku tersanjung karena dipanggil bocah, tapi saat ini aku sedang terburu-buru, jadi maaf karena aku harus segera menghajarmu." Yibo tersenyum lalu mulai menerjang para lelaki di sana yang segera saja menyerang kembali dengan tongkat pemukul mereka.

Melihat bahwa para lelaki yang dipanggilnya penjahat mulai sibuk melawan Yibo, Huaisang segera menolong sang kakak yang kembali terbatuk darah. Dua bersaudara Nie yang menyingkir ke tepi taman itu hanya diam melihat bagaimana tangkasnya Yibo berkelit, menendang hingga memukul balik para lelaki di sana.

"Apa dia benar-benar seorang siswa?" gumam Mingjue terpana melihat tubuh pemuda yang lebih kecil darinya itu dapat dengan mudah mengalahkan para preman di sana hanya dalam hitungan menit.

Mereka masih diam saat kemudian beberapa orang berlarian datang dan membantu Yibo serta menolong dua siswa lain, teman Mingjue yang telah terkapar.

"Aku serahkan mereka pada kalian." Yibo melirik beberapa anggota polisi yang dipanggil Fanxing ke sana yang serentak mengangguk ke arahnya.

(TAMAT) We are Just a PartnerWhere stories live. Discover now