Bab. 8

1.1K 175 6
                                    

We are Just Partner
25.10.23









Seminggu sudah Yibo dan Zhan menyamar di Sekolah Menengah Atas Yushen. Berbagai cara telah Yibo lakukan untuk mendekati Dilireba, tapi sungguh gadis itu sangat susah didekati.

Jeong Dilireba seperti tidak memiliki teman baik di kelasnya. Saat istirahat, gadis yang selalu membawa kotak bekal makanan itu hanya akan berdiam di kelas atau sesekali menyingkir ke bangku taman dan menikmati makan siangnya sendiri sembari membaca buku. Ia juga tidak pernah terlihat memegang ponsel, saat pagi berangkat sekolah, ia akan diantar wanita paruh baya yang dipanggilnya bibi dan dijemput wanita yang sama pula.

Mobil itu, akan lurus menuju rumah di salah satu kawasan perumahan elit yang akses masuknya sedikit sulit untuk dijamah, bahkan oleh polisi sekalipun, kecuali dengan surat peritah resmi.

Fanxing dan Guo Cheng yang setelah mengantar Yibo dan Zhan ke sekolah akan berjaga di depan kawasan perumahan itu sembari memantau kedua seniornya lewat kamera kecil yang keduanya pakai, mengatakan tidak ada aktifitas yang mencurigakan di sana.

Wanita yang dipanggil Jeog Dili sebagai Bibi adalah adik kandung Ibunya yag telah meninggal. Wanita itu tidak memiliki suami dan anak, karenanya mengambil Jeong Dili dari sang ayah yang tinggal di Korea sebagai salah satu cara melindungi satu-satunya keponakannya.

Pekerjaanya adalah pelukis, dan karena dia telah memiliki studio pribadi di rumahnya, maka dia juga tidak sering keluar. Sepanjang Guo Cheng memeriksa dengan teropongnya, wanita itu lebih banyak menghabiskan waktu di studionya yang memiliki banyak jendela kaca besar hingga apa yang dilakukan wanita itu mudah terlihat. Kegiatan belanja juga lebih sering dilakukan dua pelayan yang bekerja di sana. Dan meski keduanya ramah dan cukup mudah dikorek informasinya, tapi ternyata sedikit sekali yang mereka tahu tentang majikan mereka.

.....

"Hah, menyebalkan, pekerjaan seperti ini tidak cocok untukku." Yibo menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Sejak dulu, meski wajahnya memang tergolong tampan, tapi ia tidak pernah tertarik pada urusan asmara. Ditambah sejak kecil, Yibo memang lebih tertarik pada permainan detektif, jadi saat ini ia sungguh tidak punya pengalaman sama sekali pada hal seperti itu.

"Jeong Dilireba ini kulihat dia sangat tertutup." Zhan mendorong ke atas bagian tengah kaca mata baca yang dipakainya dengan jari telunjuk tanpa menyadari bahwa di sana, Yibo yang meliriknya tertegun melihat betapa imutnya wajah Omega itu saat ini dalam temaran lampu meja.

"Jeong Dili dikatakan menjadi pendiam saat memasuki Sekolah Menengah Pertama, tapi, bibinya terlihat sangat menyayangi Jeong Dili, jadi tidak mungkin bahwa wanita itu adalah alasan gadis itu menjadi pribadi yang tertutup." Fanxing melihat catatan di tangannya.

"Benar, wanita itu tidak mungkin melakukan kekerasan pada keponakannya.' Guo Cheng menambahkan.

"Jadi, satu-satunya hal yang memungkinkan adalah, Jeong Dili, selama ini diam-diam telah bertemu dengan ayahnya dan mengetahui semua yang ayahya lakukan?" Zhan melihat pada dua pemuda di depannya yang terdiam.

Yibo kembali duduk tegak. "Tapi, selama Fanxing dan A Guo mengawasinya, tidak ada hal aneh yang dilakukan gadis itu sepulang sekolah, jadi di mana mereka bisa bertemu?"

"A Guo coba ambil cetak biru seluruh denah bangunan sekolah, pasti ada tempat tersembunyi yang bisa digunakan untuk mereka bertemu." Zhan melihat pada Guo Cheng yang mengangguk dan segera berlari ke kamar untuk mengambil tasnya, tidak lama kemudian pemuda itu datang dengan beberapa gulungan kertas besar yang memenuhi tangannya.

"Awas!" Fanxing memegangi tangan Guo Cheng yang hampir saja terjatuh, tapi karena hal itu, berkas di tangannya lolos dan salah satunya menyenggol gelas di atas meja hingga pecah.

(TAMAT) We are Just a PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang