Bab. 20

1.5K 183 16
                                    

We are Just Partner
15.11.23




Siang ini atas permintaan Zhan, Yibo datang untuk mengantar kembali berkas kasus yang telah dipelajarinya. Alpha itu menghela napas dan memutuskan untuk menekan bel setelah salah seorang penghuni apartemen yang merasa curiga akhinya menegur alpha itu mengingat Yibo telah beberapa menit berdiri di depan pintu depan apartemen tanpa melakukan apa pun. Di mana hal ini selesai setelah Yibo menunjukkan identitasnya.

Sejujurnya, setelah terakhir kali mereka—Wang Yibo dan Park Zhan—berciuman, secara aneh jantung Yibo seperti terkena palu godam setiap kali ini akan bertemu Omega yang rasanya tambah hari menjadi semakin cantik itu.

"Oh, kau sudah datang?"

Yibo hanya mengulas senyum dan ikut masuk saat Zhan berjalan kembali ke dalam apartemen dan menuju counter dapur. Meninggalkan Yibo yang dalam diam menatap siluet dirinya dalam balutan kemeja krem yang lembut dan apron hitam yang entah bagaimana terlihat begitu pas membentuk lekuk pinggangnya yang ramping. Vibes yang diberikan omega itu seperti seorang istri yang tengah memasak sarapan di pagi hari.

"Kenapa kau masih di sana? Taruh tas itu dan bantu aku."

"Oh." Yibo terkesiap, letnan itu segera menaruh ranselnya ke sofa dan mendekat ke meja makan. Zhan sepertinya tengah memasak sesuatu. Tim mereka memang masih diijinkan libur untuk menghindari kejaran wartawan. Di mana dua junior kepolisian bahkan pagi ini telah pulang ke kampung halaman mereka untuk memanfaatkan momen liburan yang cukup langka ini.

"Hei, cobalah." Zhan mengambil sesendok masakannya ketika Yibo mendekat dan membuka mulut untuk membiarkan Omega itu menyuapinya. "Bagaimana?"

"Ini enak." Yibo mengacungkan jempol pada Zhan yang tersenyum dan kembali fokus pada masakannya. "Kenapa kau memasak banyak sekali?" tanya Yibo saat menyadari telah ada beberapa masakan lain di sisi kompor.

"Huaisang bilang dia akan mampir untuk melihat keadaan Dili, dan pastinya, kakak serta gerombolannya itu akan datang juga, kan? Jadi aku bilang aku membuat beberapa camilan untuk berjaga jika mereka lapar."

Yibo mengangguk dan kembali membuka mulut saat Zhan memintanya mencoba masakannya yang lain. "Bagaimana keadaan Dili? Saat ini dia bahkan tidak diijinkan melihat jasad ayahnya karena pemakaman Jeong Du akan ditunda sampai penyelidikan selesai, kan?"

Zhan mematikan kompor dan menuang masakannya ke dalam wadah, sementara Yibo membantu Omega itu mengangkat beberapa wadah makanan yang telah siap ke atas meja makan. "Pagi ini dia keluar kamar saat aku mengatakan barang peninggalan ayahnya dari penjara telah diantar oleh jenderal. Dia masih sedih, wajahnya sembab dan matanya juga cukup bengkak."

"Yah, wajar saja. Dia telah merencanakan banyak hal yang akan dilakukannya bersama sang ayah begitu mengetahui Jeong Du mendapat banyak keringanan hukuman karena kesediaannya untuk bersaksi melawan Wen Chun. Siapa sangka ... bahkan belum dua bulan dipenjara, ayahnya justru pergi untuk selamanya ...."

Zhan dan Yibo kembali terhanyut dalam keheningan, mengingat kenangan akan bagaimana diri mereka sendiri saat menerima kabar kematian orang tua di saat usia mereka masih begitu muda.

"Aku harap Huaisang bisa sedikit menghibur Dili," ucap Zhan yang dianggukkan Yibo. Keduanya yang berniat mempersiapkan beberapa alat makan kemudian dibuat terkejut oleh suara gebrakan pintu, di mana Dilireba berlari keluar dari kamarnya dan berlari ke arah keduanya.

"Guru Zhan, aku menemukan jurnal milik ayah!"

"Apa?" Zhan dan Yibo mendekati Dilireba yang kemudian memperlihatkan sebuah buku bersampul hitam di tangannya. "Dari mana kau mendapatkan ini? Semalam saat aku memeriksanya ini tidak ada." Zhan melihat pada Dilireba yang terengah.

(TAMAT) We are Just a PartnerWhere stories live. Discover now