Bab. 19

1.1K 174 15
                                    

We are Just Partner
15.11.23









Manik Zhan membulat, tubuhnya yang sejak tadi melakukan perlawanan mendadak lemas ketika bibirnya dan bibir alpha di depannya bertemu, saling mengisi celah satu sama lain dalam sebuah ciuman.

.....

Beberapa detik berlalu. Wang Yibo yang kemudian membuka mata dan mendapati manik Zhan yang masih terbelalak akan ciumannya segera menyudahi aksi yang sejujurnya dirinya sendiri tidak pernah perkirakan.

Tubuh keduanya terpisah saat Wang Yibo mundur. "Zhan, aku-ACK!"

Belum sempat menjelaskan alasan dari perbuatannya, sebuah tendangan yang tidak letnan itu duga meluncur dari kaki Zhan dan mendarat cantik di selangkangannya hingga alpha itu perlahan berlutut dengan wajah kesakitan sembari memegangi pusakanya di bawah sana yang baru saja dihajar.

"Apa maksud perbuatanmu itu?!" teriak Zhan dengan marah, ia berniat melancarkan tendangan kembali saat kakinya kemudian ditangkap satu tangan Wang Yibo hingga Omega itu menjadi limbung dan jatuh, hampir saja kepalanya membentur sisi lemari sepatu jika Yibo yang masih kesakitan tidak cepat menaruh telapak tangannya di sana sebagai perlindungan.

Zhan berkedip beberapa kali demi menyadari situasi ini, perlahan maniknya melirik Yibo yang terengah dengan wajah kesakitan. Berpikir bagaimana mungkin alpha itu masih bergerak cukup cepat untuk melindungi kepalanya dari benturan di saat dirinya sendiri pasti mengalami kesakitan yang tidak sedikit. Bagaimanapun Zhan mempelajari beberapa teknik bela diri, dan ia sungguh-sungguh ketika menendang selangkangan Yibo tadi.

"Kau tidak apa?" tanya Yibo membantu Zhan duduk, sementara dirinya kemudian melihat punggung tangannya yang berdarah karena tergores sisi lemari sepatu.

Zhan menghela napas. "Apa kau punya kotak obat?" tanyanya melihat Yibo yang terlihat berpikir sebelum mengangguk.

"Kurasa Kuan meletakannya di lemari TV."

"Baiklah, ayo!" Zhan menggapai lengan Yibo, membantu alpha itu berdiri lalu beranjak ke dalam apartemen yang dilihatnya cukup rapi. Setelah menyuruh Yibo duduk di sofa, ia mencari kotak obat dan duduk di hadapan sang letnan yang terlihat masih kesakitan. "Kemarikan tanganmu."

Yibo terdiam sejenak sebelum menyerahkan tangannya yang kemudian dibersihkan Zhan dengan alkohol untuk kemudian diberi obat atiseptik dan diperban. Omega itu melakukan semuanya dengan gesit seolah dia telah terbiasa.

"Mengenai tadi ...," Yibo memulai percakapan dengan hati-hati. Sungguh, tendangan omega ini tidak main-main hingga ia merasa dua bola kejantanannya akan pecah di bawah sana.

"Sudahlah lupakan saja, kau memang alpha brengsek yang dengan mudah akan mencium omega manapun, kan?"

"Apa?!" Wang Yibo terkejut pada perkataan Omega di depannya yang membereskan kotak obat. "Bagaimana bisa kau menuduhku seperti itu? Aku melakukannya agar kau yakin aku tidak merasakan jijik atau apapun itu yang kau tuduhkan!"

Zhan terdiam sejenak lalu melirik alpha di sisinya. "Lalu kenapa kau menghindariku?"

Yibo menundukkan kepalanya. "Aku ... hanya merasa bersalah padamu."

"Apa? Kenapa?" Zhan menopang dagu untuk menatap lekat manik hitam alpha di depan sana yang perlahan mengangkat kepala untuk melihatnya. "Apa kau kasihan padaku, Letnan?"

Yibo mengepalkan tangannya. "Bukan kasihan, hanya saja ... aku meras ingin melindungimu, itu saja."

Zhan yang terkejut akan pengakuan sang letnan perlahan mengalihkan tatapannya. Suasana di sekitar keduanya yang menjadi semakin canggung membuat Zhan segera menaruh kembali kotak obat di atas pangkuaannya ke lemari TV dan beranjak. "Aku pergi."

(TAMAT) We are Just a PartnerWhere stories live. Discover now